Judul : Sinetron Remaja dan Kesenjangan Kepuasan (studi tentang kesenjangan kepuasan menyaksikan sinetron “Kepompong” di SCTV dan “Lia” di RCTI di kalangan siswa-siswi kelas 3 SMPN 22 Surakarta melalui pendekatan uses and gratifications)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi hadir di tengah ruangan, ditonton dengan mata (hampir) tak berkedip. Sekali waktu penonton tertawa berderai bersama, ikut sedih, merasa iba atau bahkan memojokkan, sampai mengkambinghitamkan terhadap acara yang disuguhkan. Namun, kesemua kenyataan tersebut berujung pada satu persoalan pokok; kebutuhan akan adanya televisi. Inilah realitas televisi.1 Siaran televisi di Indonesia pada awal kelahirannya hanya siaran yang sederhana saja. Pada waktu itu belum semua orang mempunyai pesawat televisi, (hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memilikinya). Penyiarannya pun masih dipancarkan dalam warna hitam putih oleh satu-satunya stasiun resmi siaran milik pemerintah yang hanya dapat mengudarakan siaran-siaran yang sangat sederhana (TVRI). Tetapi, dengan kemajuan teknologi yang kian berkembang, maka siaran televisi di Indonesia ditayangkan dalam format warna.2Perkembangan stasiun televisi swasta yang semakin merebak telah membawa perubahan besar dalam dunia penyiaran pertelevisian nasional. Kemunculan pertama stasiun televisi swasta diawali dengan berdirinya Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) tepat pada tanggal 18 Agustus 1988, diikuti dengan stasiun televisi swasta lainnya seperti Surya Cipta Televisi Indonesia (SCTV) pada tanggal 18 Agustus 1990. Siaran-siaran yang dikelola dan dipancarkan oleh kedua televisi swasta ini pada waktu itu belum dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dan hanya ditayangkan di Jakarta dan sekitarnya saja. Programprogram yang ditayangkan oleh RCTI dan SCTV mempunyai banyak kesamaan karena keduanya mengadakan kerjasama walaupun kepemilikan dan pengelolaan manajemennya berbeda.
Contoh Tesis
Contoh Skripsi
Pada awal tahun 1991 hadir pula sebuah siaran televisi swasta lain yang mencoba mengambil tema pendidikan, yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Dengan kehadiran TVRI, RCTI, SCTV, dan TPI, televisi mengalami perbaikan dan kemajuan baik dalam mutu siarannya maupun waktu penayangannya. Kemudian, stasiun televisi swasta di Indonesia bertambah lagi dengan munculnya AN Teve (Andalas Televisi) pada tahun 1993, Indosiar pada tahun 1996, hingga kemudian menyusul Metro TV, Lativi, Trans TV, Global TV, Trans7, dan TV One. Bahkan, sampai saat ini pun banyak bermunculan stasiun televisi lokal di berbagai daerah di Indonesia.3 Perkembangan pertelevisian semakin pesat. Hal itu disebabkan oleh karena televisi sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain. Oleh karena itulah banyak orang menyebutkan bahwa abad ini sebagai abad Komunikasi Massa.4 Televisi menawarkan berbagai program acara yang tersaji lengkap untuk anak-anak, remaja, hingga orang tua; di waktu yang tidak terbatas mengingat terdapat beberapa stasiun televisi swasta siaran non stop 24 jam. Mulai dari acara rohani sejak dini hari, program berita di pagi, siang, dan sore hari, film kartun, variety show, musik hingga sinetron dan film box office, merupakan suatu paket komplit yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dari sebuah kotak ajaib tersebut. Sinetron menjadi jenis tayangan yang paling menonjol dan paling tinggi frekuensinya penayangannya dibandingkan jenis acara televisi lainnya.
Sinetron merupakan salah satu tayangan yang banyak diminati oleh pemirsa, sehingga banyak sinetron menjadi andalan di beberapa stasiun televisi untuk kemudian berlomba-lomba menarik pengiklan dan audiens. Hal ini ditunjang dengan penempatannya pada jam-jam tayang utama (prime time). Menjamurnya paket sinetron di televisi sebenarnya bukal hal yang luar biasa. Kehadiran sinetron merupakan suatu bentuk aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan hidup sehari-hari manusia. Ada beberapa faktor yang membuat paket acara yang satu ini disukai pemirsa, yaitu: (1) isi pesannya sesuai dengan realitas sosial pemirsa, (2) isi pesannya mengandung cerminan tradisi nilai luhur budaya masyarakat (pemirsa), (3) isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan atau persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.5
Sinetron remaja sedang booming di hampir semua stasiun televisi swasta. Data rating memperlihatkan, sinetron remaja menduduki posisi penting sebagai sumber pemasukan stasiun televisi. Rating yang peringkatnya tinggi merupakan indikator banyaknya penonton yang menyaksikan sinetron tersebut. Sinetron dengan segmen remaja memang menjadi sasaran utama karena potensi jumlah penontonnya yang sangat besar, tidak saja dari mereka yang berumur 12-18 tahun, tetapi juga ditonton oleh anak-anak dan orang tua. SCTV merupakan contoh stasiun televisi yang mempunyai beberapa program sinetron unggulan yang juga sering masuk dalam rating AGB Nielsen. SCTV hadir dengan menyajikan beberapa sinetron bertema percintaan di waktu-waktu prime time.
Memang tema percintaan tidak pernah bosan untuk dibicarakan. Mulai remaja hingga orang tua biasanya memang tidak pernah bosan untuk menyaksikannya. Namun beberapa waktu yang lalu, SCTV mulai berani menampilkan tayangan sinetron yang temanya sedikit berbeda dari kebanyakan cerita sinetron “zaman sekarang”, yaitu mengambil fokus pada persahabatan dan pergaulan antar remaja. Waktunya pun disesuaikan di saat remaja yang sekaligus pelajar, sedang berada di waktu senggang. Adalah sinetron berjudul “Kepompong” yang tayang setiap hari pukul 16.30. Ceritanya yang berbeda dari sinetron lain yang ada saat ini menuai perhatian besar pemirsa, khususnya para ABG. Walau ratingnya tidak terlalu besar seperti sinetron-sinetron yang tayang di prime time, tapi share kepemirsaan Kepompong mencapai 25 % artinya 1 dari 4 orang yang menonton TV Indonesia pada jam 16.30-17.30 menonton sinetron Kepompong ini.6 Tak hanya oleh Ariana AGB Nielsen, prestasi Kepompong terdeteksi. Di ABI 2008 pun blogvoters mengganjar Kepompong sebagai Sinetron Terfavorit ABI 2008 dengan share yang cukup tinggi, 24%. Sinetron ini menggambarkan masa yang paling indah dan seru, yaitu masa-masa remaja. Hidup penuh warna seperti pelangi dan sangat menyenangkan seperti yang dialami lima orang sahabat yaitu Bebi, Indra, Tasya, Chacha, dan Helen. Namun hidup memang tidak selamanya sempurna. Bebi misalnya, susah sekali mendapatkan cowok. Usut punya usut, ternyata para cowok minder mendekati Bebi yang perfeksionis dan fashion minded. Maklum, Bebi gila belanja kebutuhan fashion. Sebaliknya, Chacha si cewek sporty kelabakan menolak cowok-cowok yang berharap menjadi kekasihnya. Sifat Chacha yang santai, penuh perhatian sekaligus pendengar dan pembicara yang baik inilah yang membuat para cowok betah berlama-lama. Sementara Tasya digambarkan sebagai gadis feminin, pendiam, dan mengaku tidak mempunyai kisah cinta. Namun belakangan Tasya kelabakan karena Aldi, kakak Helen, mengungkapkan perasaan cinta kepada dirinya. Padahal jelas-jelas Bebi dan Chacha suka pada Aldi. Lain lagi dengan si bungsu Helen yang serius dan kutu buku. Ia selalu memandang cinta dari sisi ilmiah dan filosofis. Kelima sahabat itu tidak hanya menghadapi persoalan sekitar sekolah dan cowok, tapi juga masalah pekerjaan, keluarga, dan masalah sosial di sekitar mereka. Meskipun berasal dari keluarga mampu, mereka tidak malu belajar dagang. Awalnya ide itu datang dari Helen yang mencoba-coba untuk membukapenyewaan buku. Usaha itu lalu berkembang menjadi book cafe yang mereka beri nama nama De’ Rainbow.
Dari sinilah cerita berkembang. Cerita yang berbeda untuk setiap harinya nampaknya menjadi kelebihan sinetron remaja ini supaya pemirsa tidak bosan dengan satu cerita yang hanya dipanjang-panjangkan menjadi berpuluh-puluh episode. RCTI yang juga sebagai leader stasiun televisi swasta, mengunggulkan sinetronnya yang berjudul LIA. Sinetron ini tayang setiap hari pukul 18.00-19.00. Lia (Amanda), gadis yang penuh semangat dan tegar. Demi membantu ibunya, Ranti (Mieke Amalia), Lia memutuskan bekerja sebagai cleaning service di sebuah sekolah. Lia tidak ingin ibunya terus-terusan bekerja di bar dangdut. Di hari pertamanya bekerja, Mercy (Putri Titian), seorang gadis kaya yang cantik dan angkuh mengacaukan pekerjaannya. Lia yang tak ingin dikeluarkan dari pekerjaan barunya itu pun memarahi Mercy.
Leave a Reply