Demam Berdarah Dengue ~ Penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari, lemah/lesu, gelisah , nyeri ulu hati disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik perdarahan, lebam, kadang-kadang disertai dengan mimisan, berak darah, muntah darah dan kesadaran menurun.
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sangat kecil yang disebut virus. Sekalipun dengan mikroskop, bibit penyakit ini tetap tidak dapat dilihat. Virus ini termasuk ke dalam kelompok virus yang ditularkan oleh serangga bersegmen yang menggigit, misalnya nyamuk. Pada penyakit demam berdarah, virus ini disebut virus dengue. Sejenis nyamuk yang disebut Aedes Aegypti, dianggap biang keladi penular penyakit ini dan dinamakan vector.
Selama nyamuk Aedes Aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk demam berdarah tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita demam berdarah maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menular virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis Aedes Aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain.
Penyakit Demam Berdarah Dengue dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi penderita Demam Berdarah Dengue pada orang dewasa. Indonesia termasuk daerah endemik untuk penyakit Demam Berdarah Dengue. Serangan wabah umumnya muncul sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan memainkan peranan bagi terjadi wabah. Lingkungan dimna terdapat banyak air tergenang dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang merupakan tempat ideal bagi penyakit tersebut.
Penyakit Demam Berdarah Dengue sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperi flu atau tipes. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bias bersifat asimtomaik atau tidak jelas gejaanya. Data di bagian anak RSCM menunjukan pasien DBD sering menemukan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bias bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersama dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipes. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnisi DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.
Leave a Reply