Judul Skripsi : Pengaruh Metode Latihan dan Power Otot Tungkai terhadap Kelincahan (Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Pliometrik pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis Universitas Negeri Yogyakarta)
A. Latar Belakang Masalah
Dalam penyusunan program latihan, baik latihan berbeban maupun latihan pliometrik perlu adanya pengkajian tentang kontraksi otot, dosis latihan yang meliputi beban latihan, jumlah set, irama, repetisi dan recoverynya. Karena unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh dan menentukan tercapainya suatu tujuan latihan. Sebagai contoh untuk meningkatkan power otot tungkai, maka memerlukan beban yang berat dengan repetisi yang sedikit dan irama yang cepat, sebaliknya untuk daya tahan maka memerlukan beban yang ringan dengan repetisi yang banyak. Kedua metode latihan tersebut di atas, diperkirakan memiliki pengaruh terhadap power otot tungkai yang nantinya berpengaruh juga terhadap kelincahan.
Perlu adanya penelitian yang berkaitan dengan penggunaan metode latihan berbeban dan latihan pliometrik serta seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kelincahan. Untuk selanjutnya dalam penelitian ini akan dikembangkan lebih jauh dengan mengambil judul yaitu “Pengaruh Metode Latihan dan Power Otot Tungkai Terhadap Kelincahan” (Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Pliometrik pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis Universitas Negeri Yogyakarta).
B. Rumusan Masalah
- Adakah perbedaan pengaruh antara latihan berbeban dan pliometrik terhadap kelincahan?
- Adakah perbedaan kelincahan antara mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah?
- Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap kelincahan?
C. Landasan Teori
Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran motorik yang dapat diperlukan untuk semua aktifitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Di samping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerakan.
Metode Latihan
Dalam olahraga, perpaduan dari sekian banyak kemampuan yang turut menentukan prestasi, yang dibangun dalam proses latihan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Banyak pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian atau definisi dari latihan. Berkaitan dengan proses dan jangka waktu latihan Nossek (1982:10) menyatakan bahwa “Latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi”.
Metode Latihan untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai
Metode latihan merupakan prosedur atau cara-cara pemilihan jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan beban latihan. Dalam pengertian yang lebih luas untuk kepentingan olahraga Harre dalam Nossek (1982:9) menyatakan bahwa latihan olahraga adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur secara ilmiah, terutama didasarkan pada prinsip-prinsip edukatif. Proses ini dilakukan secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kesiapan dan prestasi atlet.
Latihan Pliometrik
Pliometrik berasal dari bahasa latin “plyo dan metrics”, yang berarti“measurable increases” atau peningkatan yang terukur (Chu, 1992:1). Istilah ini muncul dalam terminologi bahasa inggris. Hal ini sebagai akibat tidak tepatnya definisi pliometrik secara pasti. Pliometrik pertama kali dikemukakan oleh salah seorang warga Amerika yang berpikiran jauh ke depan tentang kepelatihan Atletik bernama Fred Wilt pada tahun 1975.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2.
Populasi dalam penelitian ini adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis Universitas Negeri Yogyakarta yang berjumlah 60 mahasiswa.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling, besarnya sampel yang diambil yaitu sebanyak 40 mahasiswa. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan ? = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan ? = 0,05 %).
E. Kesimpulan
1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan berbeban dan pliometrik terhadap kelincahan. Pengaruh latihan pliometrik lebih baik dari pada latihan beban.
2. Ada perbedaan kelincahan antara mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan kelincahan pada mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih baik dari pada yang memiliki power otot tungkai rendah.
3. Terdapat pengaruh interaksi antara metode latihan dan power otot tungkai terhadap kelincahan.
- Mahasiswa yang memiliki power otot tungkai tinggi lebih cocok jika diberikan latihan pliometrik.
- Mahasiswa yang memiliki power otot tungkai rendah lebih cocok jika diberikan latihan berbeban.
Leave a Reply