Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan Motivasi Belajar terhadap Kepribadian Siswa dalam Pendidikan Agama Katolik di SMP Katolik Se- Kota Madiun
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi dalam diri siswa memegang peranan penting yakni sebagai jantung proses pembelajaran (Kosasih, 2010 : 67). Maka motivasi yang menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam pembelajaran perlu dibangkitkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran berlangsung. Motivasi ini, tidak hanya sekedar menggerakkan tingkah laku namun juga memperkuat tingkah laku (Kosasih, 2010: 68). Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan merasa senang dan penuh tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya yang ditunjukkan dengan minat, semangat serta ketekunan yang tinggi dalam belajar tanpa tergantung pada teman, guru, sarana dan lingkungan.
Dengan demikian, motivasi belajar siswa dalam Pendidikan Agama Katolik akan berpengaruh langsung terhadap pencapaian hasil belajar yang optimal. Salah satu teori penerapan dan pengembangan sistem motivasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah model Attention (perhatian), Relevance (hubungan), Confidance (percaya diri), Enjoyment (kesenangan atau kegembiraan) dan Satisfaction (kepuasan) yang disingkat model ARCES (ARCES Models) (Kosasih, 2010 : 78). Motivasi model ARCES ini merupakan penyempurnaan dari teori Model ARCS yang dikembangkan oleh John M. Keller. Dalam model ini dikemukakan lima kategori motivasional yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam rangka menghasilkan pembelajaran yang menarik dan bermakna serta memberikan tantangan bagi pembentukan sikap, perilaku dan kepribadian siswa yaitu :
- Attention: perhatian siswa akan muncul didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu siswa harus dirangsang dengan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
- Relevance :adanya relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan siswa sehingga mampu meningkatkan motivasi siswa untuk berprestasi.
- Confidence : rasa percaya diri berupa harapan untuk berhasil akan meningkatkan motivasi berprestasi.
- Enjoyment : rasa senang dalam kegiatan pembelajaran. Banyak ditentukan oleh keberhasilan belajar pada waktu-waktu sebelumnya dan hasil analisis cost-benefit perbuatan belajar, serta rasa butuh belajar dan keyakinan bahwa ia akan mampu mencapai tujuan belajar.
- Satisfaction : kepuasan karena keberhasilan dalam mencapai tujuan akan terus memacu siswa mencapai tujuan-tujuan serupa. Rasa kepuasan yang dirasakan siswa secara umum akan memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
B. Perumusan Masalah Skripsi
- Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif dan pendekatan konvensional terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik?
- Apakah terdapat perbedaan kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar?
- Apakah terdapat interaksi pengaruh antara pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif dan motivasi belajar terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik?
C. Kajian Teori
Pengertian Karakter
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pengertian Pendekatan PPR
Pendekatan PPR dijadikan sebagai pilihan pada proses pembelajaran terutama dalam pendidikan karakter dan penanaman nilai yang dalam proses pembelajaran memadukan pendekatan proses dan kontekstual. Paradigma atau pola pikir yang dikembangkan dalam PPR adalah menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan (Tim Redaksi Kanisius, 2011:39) yakni dengan memberi pengalaman kemanusiaan, memfasilitasi dengan pertanyaan refleksi atas pengalaman tersebut dan selanjutnya memotivasi untuk membuat niat dan berbuat sesuai nilai yang ditemukan. Maka Pedagogi Reflektif dapat diartikan usaha pemberian pendidikan : arahan, tuntunan, bimbingan kepada “anak didik’ agar memiliki kemauan diri (otomatis) melakukan tindakan-tindakan kemanusiaan setelah melakukan refleksi atau instrospeksi atau mawas diri (Samuel,2010:31)
Pengertian Motivasi
Dengan “motif” dimaksudkan segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Nasution, 2000: 73). Dalam proses pembelajaran sering kali ditemukan seorang siswa yang tidak melakukan sesuatu hal seperti yang seharusnya dilakukan oleh teman-temannya. Dalam hal ini perlu diselidiki penyebabnya yang tentu saja sangat beragam. Ada kemungkinan siswa tidak mampu, malas, sakit, malu, sibuk mengerjakan tugas yang lain, bermasalah dalam keluarga atau dengan temannya, dan lain sebagainya. Melalui motivasi diharapkan siswa memiliki usaha dan mampu membangun kondisi, sehingga muncul keinginan dan minat serta ada kesediaan untuk melakukan sesuatu.
D. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Penelitian lapangan dilakukan di SMPK St. Yusuf Kota Madiun Propinsi Jawa Timur Penelitian dilakukan dengan memberikan materi pelajaran yang sama terhadap kelas eksperimen dan kontrol namun pendekatan yang digunakan berbeda. Kelas eksperimen dengan pendekatan PPR dan kelas control dengan pendekatan konvensional.
E. Simpulan
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif dan pendekatan konvensional terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik.
2. Terdapat perbedaan kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
3. Tidak terdapat interaksi pengaruh antara pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma pedagogi reflektif dan pendekatan konvensional serta motivasi belajar terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik.
Leave a Reply