Judul Skripsi : Pembelajaran Terstruktur Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtual Ditinjau dari Emotional Quotient (EQ) dan Kemandirian Belajar Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Faktor internal yang tidak kalah penting dalam menentukan keberhasilan belajar namun masih kurang mendapat perhatian guru yaitu kemandirian belajar. Siswa adalah pelaku atau subyek belajar, maka dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam dirinya untuk melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata tekanan guru maupun pihak lain. Dengan kemandirian ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu di sekolah maupun di rumah, memanfaatkan buku, perpustakaan dan media belajar lainnya. Adanya sikap kemandirian dalam diri siswa maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai.
Berdasar uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil dan virtual ditinjau dari Emotional Quotient (EQ) dan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok penentuan ?H reaksi. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI-Ilmu Alam semester I tahun pelajaran 2009/2010 di SMA Negeri 9 Tangerang.
B. Perumusan Masalah
- Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran terstruktur menggunakan laboratorium riil dan virtual terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ?H reaksi?
- Apakah ada pengaruh Emotional Quotien (EQ) tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia materi materi pokok penentuan ?H reaksi?
- Apakah ada pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia materi pokok penentuan ?H reaksi?
C. Landasan Teori
Pembelajaran
Model pembelajaran terstruktur merupakan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Arends (1997: 64) “… on an approach to teaching that helps students learn basic skill and acquire information that can be taught in a step fashion.” Model pembelajaran secara terstruktur menitikberatkan pada suatu bentuk pembelajaran yang membantu siswa mempelajari kemampuan dasar dan proses perolehan informasi yang diajarkan tahap demi tahap.
Laboratorium Riil
Kegiatan laboratorium menekankan siswa pada keuntungan percobaan prediksi dan interpretasi independen dan bukan hanya sekedar latihan buku resep. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyati Arifin ( 1995 : 110 ) yang mengungkapkan bahwa fungsi laboratorium tidak diartikan sebagai tempat untuk mengecek atau mencocokkan kebenaran teori yang telah diajarkan di kelas.
Laboratorium Virtuil
Laboratorium virtuil adalah kegiatan laboratorium dapat dilakukan melalui simulasi menyerupai keadaan yang sebenarnya dengan bantuan media lain tanpa harus melakukan di laboratorium yang sesungguhnya. Simulasi yang dibuat biasanya dengan menggunakan komputer, dengan simulasi ini siswa tidak dapat memegang langsung alat dan bahan untuk kegiatan laboratorium tetapi dengan simulasi komputer dapat menjelaskan dan memberi gambaran pelajaran yang bersifat abstrak dengan lebih jelas dan menarik.
Emotional Quotient (EQ)
EQ merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan untuk menghadapi depresi atau frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, tidak melebihlebihkan kesenangan dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir (Daniel Goleman, 2001:42). Memahami emosi dan perasaan siswa sangat membantu mempercepat pembelajaran.
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2009 sampai dengan Maret 2012, Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, populasi adalah siswa kelas XI SMA Negeri 9 Tangerang.
Sampel diambil dengan sistem simple cluster random sampling dari 4 kelas ilmu alam diambil 2 kelas sebagai sampel. Satu kelas eksperimen pertama menggunakan model pembelajaran terstruktur Laboratorium Riil dan satu kelas eksperimen kedua menggunakan model pembelajaran terstruktur laboratorium virtual.
Data Emotional Quotient, Kemandirian Belajar dan prestasi belajar afektif dikumpulkan dengan metode angket, prestasi belajar kognitif dikumpulkan dengan metode test.
Data psikomotor dikumpulkan dengan observasi.
Data dianalisis dengan Anova tiga jalan sel tak sama dengan desain faktorial 2X2X2 dengan menggunakan bantuan Minitab 15.
E. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ?H reaksi. Nilai rataan prestasi kognitif model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtual berturut-turut adalah 84,49 dan 67,86 sedangkan untuk nilai prestasi afektif 91,18 dan 86,64. Nilai rerata prestasi belajar model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil lebih baik daripada menggunakan laboratorium virtuil.
2. Terdapat pengaruh EQ tinggi dan rendah pada model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ?H reaksi. Siswa yang memiliki EQ tinggi mempunyai prestasi belajar kognitif maupun afektif yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki EQ rendah.
3. Terdapat pengaruh kemandirian belajar tinggi dan rendah pada model pembelajaran Direct Instruction (DI) menggunakan laboratorium riil dan virtuil terhadap prestasi belajar kimia materi penentuan ?H reaksi. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi mempunyai prestasi belajar kognitif maupun afektif yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah.
Leave a Reply