HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Skripsi Pembelajaran Kontruktivis Menggunakan Peta Konsep dan Teka Teki Silang

Judul Skripsi : Pembelajaran Kontruktivis Menggunakan Peta Konsep dan Teka Teki Silang Ditinjau dari Minat dan Kreativitas Belajar Siswa

A. Latar Belakang Masalah

Peserta didik tingkat SMP yang memiliki sifat dan karakteristik khusus antara lain bermain, berpetualangan, belajar, menirukan, berkelompok, berkreasi, bereksperimen, dan berfantasi. Oleh karena itu jika pembelajaran IPA Fisika yang disampaikan mengandung sifat dan karakteristik peserta didik seperti tersebut di atas, maka akan dapat menarik minat belajar peserta didik. Untuk mencapai hal tersebut, dalam merancang dan menyusun pengajaran tidak hanya pertimbangan apa yang akan dipelajari peserta didik, tetapi juga bagimana peserta didik menggunakan apa untuk mempelajari materi tersebut.

Hal ini sejalan dengan tuntutan globalisasi yang memerlukan sumber daya insani yang tinggi. Tuntutan kualitas sumber daya insani yang tinggi dan mandiri dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas sumber daya insani, begitu pentingnya pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa, sehingga selalu menuntut adanya inovasi. Tidak akan ada kemajuan pendidikan tanpa inovasi. Melalui inovasi pendidikan akan diperoleh berbagai penemuan mengenai ketrampilan, metode-metode belajar, sumber-sumber belajar dan sebagainya. Berbagai inovasi pembelajaran termasuk pendekatan konstruktivis merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

B. Perumusan Masalah

  1. Adakah perbedaan prestasi belajar IPA-fisika bagi peserta didik jika proses pembelajarannya menggunakan peta konsep dan teka teki silang?
  2. Adakah perbedaan prestasi belajar IPA-fisika bagi peserta didik yang memiliki tingkat minat tinggi dan rendah?
  3. Adakah perbedaan prestasi belajar IPA-fisika bagi peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah?

C. Kajian Teori

Pengertian Peta Konsep

Rose dan Nichols (1997:136), menjelaskan bahwa pemetaan konsep adalah suatu cara dinamik untuk mengungkap butir-butir pokok informasi yang signifikan dengan format global yang memungkinkan suatu informasi ditunjukkan dalam cara yang mirip kerja otak kita, berfungsi dalam berbagai arah secara serempak. Sementara itu West et. Al (1991:93) menjelaskan bahwa pemetaan konsep merupakan cara dari penampilan konsep secara visual dari hubungan antar konsep.

Teka Teki Silang

Istilah kata teka teki silang (TTS) bukanlah merupakan kata yang asing bagi siswa, karena pada umumnya siswa sudah pada biasa menggunakan alat ini karena memang menarik. Teka teki silang pertama kali ditemukan tahun 1913 oleh Arthur Wynne (Suara Merdeka, 2008: 25). Teka teki silang adalah merupakan gabungan dua kata yaitu kata teka-teki dan kata silang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teka-teki berarti soal atau masalah (dapat berupa kalimat, kasus, cerita, gambar dan sebagainya) yang dapat menuntut kita untuk berpikir keras dalam menjawab dan memecahkan masalah itu.

Arti Minat Belajar

Minat merupakan aspek kepribadian yang sangat mempengaruhi terhadap perilaku seseorang. Menurut Winkel minat minat adalah merupakan kecenderungan yang menetap di dalam diri seseorang yang tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang dalam bidang itu (Winkel, 1996). Menurut Slameto minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 1995).

Kreativitas

Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 sikap kreatif merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Kenyataan di lapangan pengembangan kreativitas tampaknya selalu menjadi wilayah yang paling sering terabaikan, padahal kreativitas atau daya cipta adalah adalah wilayah manusia yang paling unik dan sekaligus membedakan dari makhluk lainnya. Kreativitas adalah bentuk aktivitas imajiatif yang mampu menghasilkan sesuatu bersifat orisinil, murni, asli dan bermakna (Anna Craft, 2004).

D. Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2.

Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Toroh.

Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling terdiri dari empat kelas. Kelompok eksperimen I pembelajarannya menggunakan peta konsep dan kelompok eksperimen II pembelajarannya menggunakan teka-teki silang. Masing-masing kelompok terdiri dari 80 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, dan non tes (angket).

Semua instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan sel tak sama. Uji lanjut anava menggunakan uji Scheffe.

Kesimpulan

1. Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi peserta didik jika proses pembelajarannya menggunakan peta konsep dan teka teki silang Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek utama A (metode pembelajaran) diperoleh FA = 12,870 > F(0,05;1;158) = 3,911. Ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pokok bahasan kalor antara siswa yang menggunakan pembelajaran dengan peta konsep terhadap siswa yang menggunakan pembelajaran dengan teka-teki silang. Rerata nilai prestasi belajar pada kelompok peta konsep adalah 6,52 dan kelompok teka-teki silang adalah 6,14. Bila dibandingkan antara rerata nilai prestasi belajar kelompok peta konsep dengan kelompok teka-teki silang ternyata rerata nilai prestasi belajar kelompok peta konsep lebih tinggi.

2. Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi peserta didik yang memiliki minat tingkat tinggi dan rendah Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek utama B (minat belajar) diperoleh FB = 12,146 > F(0,05;1;158) = 3,911. Ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pokok bahasan kalor antara siswa yang mempunyai minat belajar tinggi terhadap siswa yang mempunyai minat belajar rendah. Rerata nilai prestasi belajar pada siswa yang mempunyai minat tinggi adalah 6,52 dan siswa yang mempunyai minat belajar rendah adalah 6,14. Bila dibandingkan antara rerata nilai prestasi belajar siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah ternyata rerata nilai prestasi belajar siswa yang mempunyai minat belajar tinggi lebih baik.

3. Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi peserta didik yang memiliki kreativitas tingkat tinggi dan rendah Berdasarkan hasil analisa variansi dengan sel tidak sama untuk efek utama C (kreativitas belajar) diperoleh FC = 38,337 > F(0,05;1;158) = 3,911. Ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar pokok bahasan kalor antara siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi terhadap siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah. Rerata nilai prestasi belajar pada siswa yang mempunyai kreativitas tinggi adalah 6,52 dan siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah adalah 6,14. Bila dibandingkan antara rerata nilai prestasi belajar siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas belajar rendah ternyata rerata nilai prestasi belajar siswa yang mempunyai kreativitas belajar tinggi lebih baik.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?