Gambaran Umum Karakteristik Usaha Peternakan
Usaha Peternakan
Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak tersebut, peternak hendaknya menerapkan sapta usaha ternak yang meliputi bibit, pakan, perkandangan, reproduksi, pengendalian penyakit, pengolahan pascapanen, dan pemasaran. Hendaknya bibit yang dipilih adalah bibit unggul yang dapat menghasilkan keturunan yang unggul pula. Bibit yang unggul dapat diketahui melalui proses seleksi genetik. Bahan pakan hendaknya memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak. Nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Perkandangan berhubungan dengan pengendalian penyakit. Kandang yang sehat akan mempengaruhi kesehatan ternak. Oleh karena itu, kandang sebaiknya selalu dalam keadaan sehat agar ternak terhindar dari penyakit yang disebabkan baik oleh bakteri dan virus.

Menurut Jenis Ternak. Menurut Teknik Pemeliharaan. Menurut Skala Usaha. Menurut sifat dan makanan ternak. Menurut hasil ternak.
Skala Usaha Ternak
Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak dalam menyediakan kandang beserta fasilitasnya. Skala usaha peternak responden berada pada kisaran 1.500 ekor sampai dengan 9.000 ekor. Sebagian besar peternak merupakan peternak dengan skala menengah.
Status Kepemilikan Kandang
Sebagian besar lahan dan kandang yang digunakan untuk kegiatan peternak adalah milik sendiri, yaitu sebesar 75 persen. Berdasarkan keterangan peternak responden, sebagian besar dari mereka menjaminkan bukti kepemilikan tanah kepada DUF sebagai syarat untuk menjalin mitra. Sisanya 25 persen dari peternak responden yang menyewa kandang untuk ternak ayamnya. Pihak inti mengizinkan peternak plasma yang bergabung menggunakan sewa kandang, dengan syarat peternak tersebut dapat memastikan bahwa usaha dapat berjalan baik dan berkesinambungan.

DI INDONESIA. SKALA KECIL. TRADISIONAL. USAHA SAMBILAN. KETERBATASAN SUMBERDAYA. -JENIS TERNAK. BERVARIASI. -JUMLAH TERNAK. TERBATAS. -MANAJEMEN. -TEKNOLOGI. SEDERHANA. -BAGIAN DARI USAHA. TANI LAIN. – MODAL. – LAHAN. USAHATANI UTAMA. PERTANIAN TANAMAN. -PENGETAHUAN. SUMBERDAYA YG. DIMILIKI TERBATAS. SISTEM PERTANIAN TANAMAN DAN TERNAK. 12.
Teori-teori dari gambar model teori Karakteristik Usaha Peternakan
Pengertian Pola Usaha
Pola usaha adalah bentuk atau model usaha peternakan kambing sebagian besar berupa peternakan rakyat yang berskala kecil dengan teknologi produksi yang rendah dan masih bersifat subsistem. Salah satu ternak yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia adalah ternak kambing yang merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki manfaat yang sangat tinggi bagi manusia, selain sebagai penghasil daging, kambing juga memiliki manfaat lain yaitu sebagai penghasil kulit, susu dan tinja sebagai bahan pupuk organik yang berkualitas tinggi. Ternak kambing juga memiliki keunggulan tersendiri yaitu dalam hal pemeliharaannya yang cukup sederhana dibandingkan dengan beberapa jenis ternak lainnya.
Ruang Lingkup Usaha Peternakan
Ruang lingkup usaha peternakan menurut Menurut Charoen(2006), secara khusus, ruang lingkup pengetahuan usaha peternakan mencakup telah jenis atau macam usaha peternakan yang ada di Indonesia yang didasarkan kegiatan ekonomi di bidang produksi peternakan yang dimulai dari adanya kegiatan memasukkan input kemudian diakhiri setelah output dikeluarkan oleh produsen.
Jenis-jenis usaha peternakan di Indonesia
Menurut Charoen(2006), Atas dasar tingkat jumlah produksi, teknologi yang dipakai, banyaknya hasil produksi yang dipasarkan, maka jenis usaha Peternakan di Indonesia terdiri dari :
- Peternakan tradisional
Peternakan tradisional memiliki ciri-ciri iumlah ternak sedikit, input teknologi rendah, tenaga kerja keluarga dan profit rendah.
- Peternakan backyard
Peternakan backyard memiliki ciri-ciri jumlah ternak sedikit, input teknologi mulai tinggi, tenaga kerja keluarga dan profit sedang. Diwakili peternak ayam ras dan sapi perah
- Peternakan modern
Peternakan moderndengan ciri-ciri jumlah ternak banyak, input teknologi tinggi, tenaga kerja spesifik bidang peternakan dan profit tinggi.
Contoh Tesis yang membahas tentang Karakteristik Usaha Peternakan
Contoh Tesis 1 : Pengaruh Karakteristik Peternak terhadap Motivasi Beternak Sapi Potong di Kelurahan Bangkala Kecamatan Maiwa
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat motivasi beternak sapi potong, pengaruh karakteristik peternak (umur, tingkat pendidikan, Pengalaman Beternak, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah kepemilikan ternak) secara simultan dan parsial terhadap motivasi beternak sapi potong di Kelurahan Bangkala Kecamatan Maiwa. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan September 2016 dan pengambilan data bertempat di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif eksplanatori. Jumlah peternak sebanyak 32 orang terpilih sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan cara observasi dan interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi beternak sapi potong berada pada kategori termotivasi, Tingkat pendidikan (X1), jumlah tanggungan keluarga(X2), pengalaman beternak(X4), jumlah kepemilikan ternak (X4) berpengaruh secara simultan terhadap motivasi beternak sapi potong, karakteristik individu peternak yang berpengaruh secara parsial adalah jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman beternak.
Contoh Tesis 2 : Analisis Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Penelitian analisis usaha ternak sapi perah di Kecamatan Selo bertujuan untuk 1) Mengetahui bagaimana karakteristik peternak sapi perah di Desa Samiran dan Desa Lencoh. 2) Menganalisis perbedaan faktor fisik dan non fisik di Desa Samiran dan Desa Lencoh terhadap produksi susu. 3) Mengetahui sumbangan pendapatan dari hasil ternak sapi perah terhadap pendapatan total keluarga. Penelitian ini menggunakan metode survei, untuk penentuan daerah menggunakan metode purposive sampling hal ini dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, sedangkan dalam pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan metode proportional random sampling sebanyak 50% di Desa Samiran dan Desa Lencoh dan yang menjadi responden sebanyak 39 peternak. Untuk analisis data menggunakan analisis tabel yang meliputi tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Analisa tabulasi frekuensi bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan variabel, sedangkan analisa tabulasi silang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Dari data tersebut maka diketahui karakteristik peternak di daerah penelitian bervariasi dimana dari umur peternak lebih banyak diantara usia produktif, untuk pendidikan di daerah penelitian paling banyak lulusan tamat SD, untuk matapencahrian didaerah penelitian selain menjadi peternak juga sebagai petani dan untuk jumlah anggota keluarga peternak terdiri dari 3-5. Motivasi melakukan usaha peternakan di daerah penelitian adalah untuk meningkatkan pendapatan. Faktor fisik yang menjadi kendala adalah kesulitan air dan non fisik kendalanya adanya perbedaan harga antara pengepul dan KUPT Sido Maju. Adanya penambahan pendapatan dari usaha ternak sapi perah.
Contoh Tesis 3 : Potensi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa
Penelitian dilaksanakan di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa pada bulan Desember 2015. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi pengembangan usaha ternak sapi potong di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan berpedoman terhadap batasan, bahwa studi kasus adalah pengumpulan data dengan mengambil beberapa elemen kemudian elemen-elemen tersebut dianalisis dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku elemen-elemen yang diselidiki. Data dianalisis menggunakan dua cara yaitu analisis deskriptif dan analisis ekonomi. Analisis deskriptif untuk mengetahui keadaan usaha ternak sapi potong dan analisis ekonomi untuk mengetahui komposisi biaya produksi, penerimaan, biaya keuntungan usaha ternak kambing dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usaha peternakan sapi potong di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dimana pada skala 1-5 ekor rata-rata keuntungan sekitar Rp. 31.862.069/tahun dengan R/C ratio adalah 3,02, pada skala 6-10 ekor ratarata keuntungan sekitar Rp. 53.636.364/tahun dengan R/C rasio adalah 3,19. Berdasarkan nilai rasio tersebut, maka usaha peternakan sapi potong di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa layak di kembangkan.
Contoh Tesis 4 : Karakteristik Peternak Sapi Potong di Kecamatan Badas Kabupaten Kediri
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik peternak sapi potong di Kecamatan Badas Kabupaten Kediri berdasarkan faktor demografis . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2016 di wilayah Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey. Variabel yang diteliti adalah karakteristik peternak sapi potong berdasarkan demografis yaitu : karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, lama beternak, pendidikan terakhir, pekerjaan utama, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan ternak, status kepemilikan ternak, pakan ternak, waktu menjual sapi dan tempat penjualan sapi.
Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik peternak sapi potong di Kecamatan Badas Kabupaten Kediri berdasarkan jenis kelamin pada umumnya 100% semua laki-laki, berdasarkan umur sebagian besar peternak berumur 46-55 tahun 57,76 %, berdasarkan lama beternak 38,09 % rata-rata >10 tahun, pendidikan peternak mayoritas SMP dan SMA, pekerjaan utama peternak 69,04 % yaitu petani, jumlah tanggungan keluarga sebagian besar berjumlah 1-2 yaitu 50 %, kepemilikan ternak berjumlah > 3 ekor, status kepemilikan sebagian besar milik sendiri 64,28 %, pakan yang digunakan dalam beternak 100 % memanfaatkan limbah sisa pertanian, waktu penjualan sapi potong dilakukan pada saat ada kebutuhan, dan tempat penjualan 61,90 % peternak melalui blantik.
Contoh Tesis 5 : Pengaruh Karakteristik Peternak Terhadap Produktivitas Kerja Pada Usaha Ayam Ras Petelur di Kabupaten Sidrap,Propinsi Sulawesi Selatan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh karaktersitik peternak terhadap produktivitas kerja pada usaha peternakan ayam ras petelur di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2012 di Desa Tanete. Jenis penelitian adalah eksplanasi yang bertujuan melihat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini seluruh peternak ayam ras petelur di Desa Tanete berjumlah 210 orang, kemudian dilakukan penarikan sampel dengan rumus Slovin sebanyak 68 peternak. Analisa data digunakan Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama umur,pendidikan dan pengalaman bekerja mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada usaha ayam ras petelur di Kabupaten Sidrap, Propinsi Sulawesi Selatan dan secara parsial faktor pendidikan mempengaruhi produktivitas kerja peternak ayam ras petelur di Desa Tanete, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap.
Contoh Tesis 6 : Hubungan Antara Karakteristik Peternak dengan Skala Usaha Pada Usaha Peternakan Kambing di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peternak dengan skala usaha pada usaha peternakan kambing di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan pengamatan langsung di lapangan. Penentuan desa sampel berdasarkan jumlah populasi ternak kambing terbanyak (Purposive Sampling) sedangkan penentuan responden sebanyak 30 peternak kambing yang dipilih secara Purposive Sampling pula. Variabel-variabel yang diamati adalah adalah skala usaha (Y), umur peternak (X1), tingkat pendidikan peternak (X2), pengalaman beternak (X3), lama usaha (X4), sistem pemeliharaan (X5), komunikasi dan informasi (X6), tujuan usaha (X7). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala usaha ternak kambing adalah 9,2 ekor/peternak. Selain itu hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa hubungan antara skala usaha pada usaha peternakan kambing dengan faktor umur peternak, pendidikan peternak, pengalaman beternak, lama usaha dan sistem pemeliharaan terdapat hubungan yang mengikuti persamaan: Y= -1,123 + 0,0031 X1 + 1,15 X2 + 0,184 X3 + 0,697 X4 + 2,084 X5 + e, dengan koefisien determinasi 27,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa lima variabel bebas tersebut mempengaruhi hubungan antara karakteristik peternak dengan skala usaha pada usaha ternak kambing sebesar 27,8 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Contoh Tesis 7 : Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pengelolaan Ternak Sapi Perah di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa sejak 2012 s / d 2015 susu produksi di Jawa Barat mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,58%. Hal ini disebabkan pola pemuliaan tersebut tidak optimal dan berkurangnya populasi sapi perah. Skala usaha peternak sapi perah di Kabupaten Lembang sebagian besar kecil yaitu 2-3 individu perrumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik populasi (umur, pendidikan dan pemuliaan pengalaman) pada pola peternakan sapi perah di kabupaten Lembang. Warga digunakan sebagai responden dalam penelitian 90 orang yang memiliki usaha ternak sapi perah. Contoh dilakukan dengan metode cluster sederhana dan acak secara bertahap sempurna. Analisis data statistik yang digunakan adalah tes chi square untuk melihat bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan skala dan keuangan pengelolaan. Seluruh perhitungan uji statistik menggunakan SPSS (Statistical Program For Layanan dan Solusi) versi 17.0. Berdasarkan hasil penelitian penelitian bahwa bisnis skala sapi perah di Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung adalah 2-4 ekor, karena faktor modal dan persaingan harga sehingga petani hanya menganggap peternakan sapi perah sebagai usaha sampingan; ekonomi sosial faktor berkorelasi dengan skala dan pola manajemen keuangan sapi perah Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung Barat secara signifikan adalah pendidikan, sedangkan usia dan pembibitan pengalaman tidak berkorelasi secara signifikan.
Contoh Tesis 8 : Karakteristik Peternak dan Tingkat Masukan Teknologi Peternakan Sapi Potong di Lembah Prafi Kabupaten Manokwari
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa sejak 2012 s / d 2015 susu produksi di Jawa Barat mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,58%. Hal ini disebabkan pola pemuliaan tersebut tidak optimal dan berkurangnya populasi sapi perah. Skala usaha peternak sapi perah di Kabupaten Lembang sebagian besar kecil yaitu 2-3 individu per rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik populasi (umur, pendidikan dan pemuliaan pengalaman) pada pola peternakan sapi perah di kabupaten Lembang. Warga digunakan sebagai responden dalam penelitian 90 orang yang memiliki usaha ternak sapi perah. Contoh dilakukan dengan metode cluster sederhana dan acak secara bertahap sempurna. Analisis data statistik yang digunakan adalah tes chi square untuk melihat bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan skala dan keuangan pengelolaan. Seluruh perhitungan uji statistik menggunakan SPSS (Statistical Program For Layanan dan Solusi) versi 17.0. Berdasarkan hasil penelitian penelitian bahwa bisnis skala sapi perah di Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung adalah 2-4 ekor, karena faktor modal dan persaingan harga sehingga petani hanya menganggap peternakan sapi perah sebagai usaha sampingan; ekonomi sosial faktor berkorelasi dengan skala dan pola manajemen keuangan sapi perah Kabupaten Lembang, Kabupaten Bandung Barat secara signifikan adalah pendidikan, sedangkan usia dan pembibitan pengalaman tidak berkorelasi secara signifikan.
Contoh Tesis 9 : Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong di Jalur Lintas Selatan (JLS) Banyuwangi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (i) biaya dan pendapatan usaha peternakan sapi potong di JLS Kabupaten Banyuwangi, (ii) kelayakan finansial usaha peternakan sapi potong di JLS Kabupaten Banyuwangi, (iii) sensitivitas kelayakan finansial usaha peternakan sapi potong di JLS Kabupaten Banyuwangi dan (iv) strategi pengembangan usaha peternakan sapi potong di JLS Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, analitis dan komparatif dengan menggunakan analisis biaya dan manfaat, kelayakan finansial (Financial Feasibility), analisis sensitivitas dan FFA (Force Field Analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa: (i) Usaha peternakan sapi potong di JLS Banyuwangi memberikan keuntungan, (ii) Secara finansial usaha peternakan sapi potong di JLS Banyuwangi layak untuk diusahakan pada tingkat suku bunga 13%, (iii) Sensitivitas kenaikan harga input 5% sampai dengan 10% berdampak kurang nyata terhadap kelayakan finansial peternakan sapi potong, namun perubahan harga bahan operasional (bibit, obat dan pakan) paling sensitif mempengaruhi kelayakan usaha penggemukan sapi, (iv) Pengembangan peternakan sapi potong di JLS Kabupaten Banyuwangi bersifat mendorong (positif), dimana faktor pendorong lebih dominan dibanding dengan faktor penghambat, dan (v) Aktivitas dan investasi yang dapat dilakukan dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong adalah pembentukan jaringan kerjasama, pengadaan dan penyaluran saprodi, pembentukan dan pengembangan Forum Agribisnis, pembentukan dan pengembangan Klinik Agribisnis, pembentukan dan pengembangan Sub Terminal Agribisnis, perbaikan sarana dan prasarana penunjang, dan dukungan peran pemerintah.
Contoh Tesis 10 : Analisis Karakteristik dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong di Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik usaha ternak sapi dan menghitung besar penerimaan yang diperoleh, biaya produksi yang dikeluarkan dan besar pendapatan yang diperoleh oleh usaha ternak sapi di Kecamatan Sitiung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2017 dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian analisis karakteristik usaha ternak sapi terdiri dari a). berdasarkan kepemilikan, hasil penelitian didapatkan rata-rata pendapatan jumlah ternak 1 sampai 3 sebesar Rp. 265.011,-/tahun sedangkan peternak yang memelihara 4 sampai 6 sebesar Rp. 816.868.,-/tahun dan peternak yang memelihara 7 sampai 9 sebesar Rp. 2.813.750-/tahun. b.) berdasarkan jenis, hasil penelitian didapatkan rata-rata pendapatan rata-rata pendapatan peternak sapi bali sebesar Rp. 764.943-/tahun dan sebesar Rp. 527.545.,-/tahun untuk pendapatan peternak simental. c). berdasarkan sistem pemeliharaan, hasil penelitian didapatkan rata-rata pendapatan peternak semi intensif sebesar Rp. 764.943.,-/tahun sedangkan rata-rata pendapatan peternak intensif sebesar Rp. 527.545.,-/tahun. Dari hasil penelitian diketahui total penerimaan usaha peternakan yang diperoleh sebesar Rp. 19.441.628 per tahun, total biaya produksi yang dikeluarkan oleh usaha peternakan sebesar Rp. 16.778.665 per tahun, jumlah pendapatan usaha peternakan di Kecamatan Sitiung sebesar Rp. 2.661.963 per tahun dimana R/C yang didapat sebesar 1.16.
Leave a Reply