Gambaran dari Keberhasilan Pendampingan
Definisi Pendamping
Pendampingan sebagai suatu strategi yang umum digunakan oleh pemerintah dan lembaga non profit dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas dari sumber daya manusia, sehingga mampu mengindentifikasikan dirinya sebagai bagian dari permasalahan yang dialami dan berupaya untuk mencari alternative pemecahan masalah yang dihadapi. Kemampuan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh keberdayaan dirinya sendiri. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemberdayaan disetiap kegiatan pendampingan. Suharto (2005,h.93) mengurakan bahwa pendampingan merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat, selanjutnya dikatakannya pula dalam kutipan Payne (1986) bahwa pendampingan merupakan strategi yang lebih mengutamakan “making thebest of theclient’sresources”.
Keterlibatan masyarakat sebagai sumber daya manusia untuk memberdayakan dirinya, merupakan potensi untuk mencapai tujuan masyarakat, yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Seperti yang dikatakan dalam Pedoman Umum Penyuluhan Kehutanan (2004, h.2) bahwa pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama masyarakat dalam mencermati persoalan nyata yang dihadapi di lapangan selanjutnya mendiskusikan bersama untuk mencari alternatif pemecahan kearah peningkatan kapasitas produktivitas masyarakat. Selanjutnya dikatakan bahwa pendampingan berintikan sebagai upaya menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.
Tujuan Pendampingan
- Memastikan bahwa perubahan yang konkret terjadi dilingkungan tersebut.
- Memungkinkan orang-orang yang diajak bekerja untuk menggabungkan kepercayaan dan kemampuan dalam menangani permasalahan.
Tugas dan Peran Pendamping
Sebuah kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampumengatasi permasalahan secara sendirian dan pendamping adalah mendampingikelompok. Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahanmasalah itu bukan pendamping. Pendamping hanya berperan untuk memfasilitasibagaimana memecahkan masalah secara bersama-sama dengan masyarakat, mulaidari tahap mengidentifikasi permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalahsampai pada implementasinya.
Dalam upaya pemecahan masalah, peran pendampingan hanya sebataspada memberikan alternatif-alternarif yang dapat diimplementasikan. Dankelompok pendampingan dapat memimilih alternatif mana yang sesuai untukdiambil. Pendamping perannya hanya sebatas memberikan pencerahan berfikirberdasarkan hubungan sebab akibat yang logis, artinya kelompok pendampingan disadarkan bahwa setiap alternatif yang diambil senantiasa ada konsekuensinya.Diharapkan konsekuensi tersebut bersifat positif terhadap kelompoknya.
Teori-teori dari Gambar Model Teori Keberhasilan Pendampingan
Strategi dalam Kegiatan Pendampingan
Adapun teknik atau strategi yang dapat dilakukan oleh seorang pendamping pada saat melakukan proses pendampingan belajar adalah:
(a) pendamping perlu mendengarican permasalahan, gagaan- gagasan dan pemikiranpemikiran, kecenderungan-kecenderungan, dan praduga-praduga dari pihak fungsional komunitas belajar masyarakat;
(b) pendamping harus berupaya terus dalam meningkatkan motivasi warga belajar agar aktif dan memiliki semangat tinggi dalam mencapai keberhasilan kelompok;
(c) pendamping perlu menyesuaikan diri deqgan komunitas kelompok belajar masyarakat yang didampinginya;
(d) pendamping harus mengembangkan komunikasi dengan para anggota kelompok belajar masyarakat;
(e) pendamping perlu mencari, menggali, dan mendayagunakan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman masing-masing;
(f) pendamping perlu mengembangkan kemampuan para anggota komunitas kelompok belajar masyarakat;
(g) pendamping perlu mempertahankan semangat eksperimentasi dan eksplorasi dalam usaha memecahkan semua masalah yang dihadapi para anggota komunitas kelompok belajar masyarakat;
(h) pendamping dituntut profesional dalam memberikan jasa konsultasi, sehingga dapat hidup dari profesinya tersebut (Depdiknas, 2000:10).
Ciri-ciri Pendamping yang Baik
Menurut Timothy Gallwey dalam (Modul USAID Prioritas, 2013: 43) dalam apa yang dilaksanakan pendamping yang baik yaitu sebagai berikut:
Memiliki komitmen yang tinggi
Mereka menyadari bahwa untuk mengembangkan hubungan dan perubahan membutuhkan waktu yang panjang. Pendamping yang baik menentukan secara jelas dan rinci peran dan tanggung jawab mereka. Mereka mengunjungi terdamping secara teratur dan membuat catatan pertemuan. Catatan tersebut bukan untuk disampaikan kepada pengawas, tetapi untuk melihat perkembangan dan keberhasilan.
Memiliki sikap gender sensitive dan inklusif
serta menerima guru yang didampingi. Seorang pendamping yang baik memiliki sikap gender sensitive dan inklusif serta menerima guru yang didampingi tanpa membuat penilaian dan menerima terdamping sebagai profesional yang sedang berkembang.
Terlatih dalam memberikan bantuan
Pendamping yang baik membimbing terdamping sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Mereka menggunakan berbagai pendekatan termasuk kesempatan mengamati orang lain. Mereka mengembangkan kemampuannya dalam memberikan umpan balik dan refleksi yang efektif.
Sebagai model pembelajar
Pendamping yang baik memperlihatkan keterbukaan mereka untuk belajar dari rekan dan mengakui bahwa mereka sedang belajar juga. Mereka bukan ahli dalam segala hal. Mereka memodelkan perilaku yang reflektif dan cara bagaimana memperoleh serta mengembangkan pengetahuan atau pemahaman mereka.
Selalu memberikan harapan dan optimisme.
Pendamping yang baik membuat si terdamping yakin bahwa pencapaian hasil yang baik sangatlah mungkin. Mereka mencari tandatanda perkembangan atau perbaikan dan merayakannya. Pendamping yang baik memahami kekecewaan dan kesulitan yang dihadapi terdamping serta menjelaskan bagaimana mengatasinya.
Pengertian Keberhasilan
Didalam sebuah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks seperti dewasa ini keberhasilan dalam kehidupan seseorang dipandang sangatlah penting, karena keberhasilan adalah merupakan hasil dari suatu usaha kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan secara individual maupun kelompok22. Jadi, secara garis besarnya sebuah keberhasilan tidak akan terwujud atau dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan keberhasilan tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan, akan tetapi untuk mendapatkan sebuah keberhasilan dibutuhkan suatu perjuangan dengan berbagai rintangan dan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian keberhasilan itu harus dengan jalan keuletan kerja.
W.J.S Poerwadarminto berpendapat, bahwa keberhasilan adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar, keberhasilan adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yanng diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sementara Nasrun harahap dan kawan-kawan memberikan batasan mengenai keberhasilan adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Contoh Tesis yang membahas tentang Keberhasilan Pendampingan
Contoh Tesis 1 : Peran Pendamping Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Semarang Tengah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah peran pendamping dalam pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Keluarga Harapan serta faktor pendukung dan peghambat peran pendamping dalam pendampingan Program Keluarga Harapan. Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1)mendeskripsikan tentang peran pendamping dalam PKH dan (2) mendeskripsikan tentang faktor pendukung dan penghambat dalam pendampingan di Kecamatan Semarang Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian berjumlah 7 orang yaitu 1 koordinator PKH, 2 pendamping PKH, dan 4 penerima PKH. pendamping PKH. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori. Teknik analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendamping memiliki empat peran yaitu : 1) peran keterampilan Fasilitatif, 2) peran keterampilan mendidik, 3) peran keterampilan representatif/ perwakilan masyarakat, dan 4) peran keterampilan teknis. Dalam pendampingan terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor internal yang menjadi kendala dalam pendampingan adalah sulitnya peserta untuk mengumpulkan berkas data, dan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru pendamping memerlukan waktu. Faktor eksternal yang menjadi kendala adalah penginformasian dari pusat yang sifatnya mendadak, jarak yang ditempuh pendamping ke tempat pendampingan cukup jauh dan lokasi tempat pendampingan yang berada di gang-gang sempit. Faktor pendukungnya adalah antusiasme penerima bantuan serta sarana yang memadai.
Simpulan dari penelitian ini yaitu pendampingan di Kecamatan Semarang Tengah berjalan sesuai dengan empat peran pendamping. Saran yang diberikan untuk PKH yaitu sebaiknya program ini terus ada dan segala kekurangan dapat diperbaiki. Serta memperbanyak jumlah pendamping dan untuk penempatan pendamping sebaiknya dekat dengan domisili pendamping agar pendampingan lebih efektif tidak terkendala oleh jauhnya tempat pendampingan.
Contoh Tesis 2 : Peran Pendamping Dalam Program Pendampingan Dan Perawatan Sosial Lanjut Usia di Lingkungan Keluarga (Home care): Studi Tentang Pendamping di Yayasan Pitrah Sejahtera, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
Pendamping mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberfungsian sosial lanjut usia. Penelitian ini membahas mengenai peran pendamping dalam meningkatkan keberfungsian sosial lanjut usia dalam program pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di lingkungan keluarga (home care). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian mendeskripsikan pendamping telah menjalankan perannya dengan cukup baik, meskipun tidak semua peran dapat mereka lakukan. Meski demikian, dalam pelaksanaannya di lapangan masih menemui kendala, salah satunya jumlah honor yang diterima belum layak dan belum meratanya kesempatan pendidikan dan pelatihan untuk para pendamping.
Contoh Tesis 3 : Evaluasi Peran Pendamping terhadap Keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Bantul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana peran pendamping Program Desa Mandiri Pangan. (2) mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dari Program Desa Mandiri Pangan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul, Kecamatan Imogiri Desa Karangtengah dan Kecamatan Sedayu Desa Argodadi. Responden yang diteliti adalah responden yang mengikuti Program Desa Mandiri Pangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan metode kuantitatif secara survei. Pengambilan sampel responden dilakukan secara simple random sampling. Total responden berjumlah 60 orang, yaitu 30 responden dari Desa Karangtengah dan 30 responden dari Desa Argodadi. Metode analisis yang digunakan adalah uji proporsi, paired t-test dan analisis linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menilai peran pendamping di dalam Program Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Bantul berada di dalam kategori tinggi, yakni pendamping selalu berperan aktif dalam mendampingi dan membantu masyarakat didalam Program Desa Mandiri Pangan. Peran pendamping yang paling tinggi adalah sebagai motivator yaitu sebesar 73,81% yang berarti pendamping selalu memberikan dorongan bagi masyarakat didalam kegiatan Demapan, sedangkan peran pendamping yang paling rendah adalah peran sebagai innovator yaitu sebesar 44,88% yang berarti pendamping hanya kadang-kadang saja dalam mengenalkan masyarakat terhadap inovasi terbaru didalam usahanya. Di dalam keberhasilan kegiatan Desa Mandiri Pangan, peran pamong desa berpengaruh nyata secara positif yang berarti semakin tinggi peran pamong desa maka akan semakin tinggi pula keberhasilan Program Desa Mandiri Pangan. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan kegiatan Desa Mandiri Pangan adalah peran pendamping, partisipasi masyarakat, persepsi masyarakat dan motivasi.
Contoh Tesis 4 : Pengukuran Hasil Pendampingan Kelompok Wirausaha Baru di Kota Batu Tahun 2014
Pada akhir 2015, Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN. Indonesia sebagai penduduk terbesar di Asia Tenggara akan menjadi pasar terbesar jika jumlah wirausaha kurang dari angka standar. Terutama indeks daya saing Indonesia datang ke posisi ke-34 di dunia dan di posisi ke-4 di ASEAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kontribusi UKM. Ini memberikan kontribusi 98,7% dari pekerjaan dan 59,08% pada produk domestik bruto. Sebagai kontributor pertumbuhan ekonomi Indonesia, UKM juga menghadapi masalah kompleks baik internal maupun eksternal. Dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas UKM, diperlukan langkah-langkah yang terprogram baik yang salah satunya adalah program bantuan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan deskripsi komponen mentoring yang mengetahui dan pengaruh komponen pembelajaran pada keberhasilan program bantuan kewirausahaan baru-baru ini, hasil dari program bantuan kewirausahaan baru-baru ini, dan faktor pendukung dan penghambat dari program bantuan kewirausahaan baru-baru ini di Batu.
Penelitian ini menggunakan model asosiatif kausalitas kuantitatif dan model kualitatif tertanam. Penelitian ini terdiri dari variabel independen (X); Metode tujuan, materi, instruktur, media, dan bantuan serta variabel dependen adalah keberhasilan program bantuan. Populasi penelitian adalah peserta program bantuan kewirausahaan di Batu tahun 2014. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan 40 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan diperkuat oleh hasil analisis data kualitatif. Data diperoleh melalui kuesioner dengan skala Likert dan wawancara. Kesimpulannya, bahwa deskripsi komponen program mentoring dinilai baik oleh peserta, ukuran keberhasilan program mentoring dapat dikatakan baik dalam ukuran softskill tetapi kurang baik dalam hardskill ukuran, komponen pembelajaran; tujuan, berdampak negatif terhadap keberhasilan program bantuan, instruktur dan media mempengaruhi secara signifikan dan positif bagi keberhasilan program bantuan, materi dan metode tidak mempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap program bantuan. Faktor pendukung yang mempengaruhi peserta adalah keyakinan dan motivasi sedangkan faktor penghambatnya adalah modal, alat dan manajemen pemasaran. Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan kompetensi instruktur dan mengevaluasi materi dan metode program bantuan berdasarkan kebutuhan peserta.
Contoh Tesis 5 : Strategi Pendampingan Dalam Pemberdayaan Komunitas Petani : Kajian Terhadap Pemberdayaan Komunitas Petani Melalui Kegiatan Pendampingan Sosial Yang Dilaksanakan Sekretariat Bina Desa /INDHRRA Jakarta: Studi Kasus Pendampingan Sosial Komunitas Petani Di Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa Pendamping memiliki peran yang strategis dalam proses pemberdayaan ini. Dengan melakukan peran-peran sebagai fasilitator, motivator, edukator, advokator serta peran-peran lainnya, telah menjadikan pendamping Sekertariat Bina Desa sebagai teman/ kawan dialog komunitas dampingannya untuk memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Namun demikian, melakukan pendampingan komunitas bukanlah pekerjaan yang mudah. Dari penelitian ini ditemukan fakta bahwa masih diperlukan waktu yang panjang untuk menjadikan komunitas petani sebagai kekuatan sosial. Pada umumnya komunitas belum menjadikan kebutuhan-kebutuhan strategis sebagai kepentingan yang harus diperjuangkan. Namun patut dicatat bahwa upaya Pengembangan Ekonomi Rakyat (PER) yang terintegrasi kedalam kegiatan pendampingan sosial lebih banyak menjamin petani untuk mendapatkan manfaat yang lebih optimal karena hanya dilakukan berdasarakan kebutuhan dan prakarsa komunitas.
Berdasarkan temuan diatas, disarankan kepada pemerintah untuk melakukan perencanaan dan melaksanakan program secara partisipatif dan akomodatif terhadap kepentingan-kepentingan rakyat. Frekuensi Pelatihanpelatihan pendamping sedapat mungkin dapat lebih-lebih saling dilakukan Sekretariat Bina Desa, sebagai upaya peningkatan kapasitas pendamping dan merangsang munculnya local leader untuk menjadi pendamping. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya meningkatkan akselerasi proses penyadaran komunitas, Persiapan sosial harus dilakukan secara lebih matang dalam melakukan pendampingan sosial, sehingga kesamaan persepsi komunitas dampingan tentang tujuan-tujuan pemberdayaan dapat terbentuk secara memadai.
Contoh Tesis 6 : Analisis Pendampingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen
Berdasarkan hasil analisis data beberapa kesimpulan dalam penelitian ini antara lain:
- Program pendampingan LSM dapat meningkatkan produktivitas UMKM di Kabupaten Sragen.
- Program pendampingan LSM dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor UMKM di Kabupaten Sragen.
- Program pendampingan LSM dapat meningkatkan keuntungan UMKM di Kabupaten Sragen.
Contoh Tesis 7 : Kinerja Penyuluh Pendamping dalam Keberhasilan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Budidaya (PUMP – PB) di Kabupaten Sumba Timur – NTT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kinerja penyuluh pendamping memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap keberhasilan program PUMP-PB di Kabupaten Sumba Timur, dengan fasilitasi penguatan kelembagaan Pokdakan sebagai indicator kinerja penyuluh pendamping yang paling dominan; 2) bantuan langsung masyarakat (BLM) PUMP-PB memiliki pengaruh yang nyata terhadap keberhasilan program PUMP-PB di Kabupaten Sumba Timur, dengan penyaluran BLM sebagai indikator kinerja penyuluh yang paling dominan; 3) secara bersamasama variabel kinerja penyuluh pendamping dan BLM PUMP-PB terbukti memiliki hubungan yang nyata terhadap keberhasilan program PUMP-PB, dengan koefisien determinan (R2) sebesar 27,9%. Peningkatan pendapatan usahatani rumput laut setelah pendampingan dengan sistem long line adalah sebesarRp 462.814,32 (128,51%) dan sistem lepas dasar sebesar Rp 976.116,02 (34,98%). Penilitian ini menyarankan agar kinerja penyuluh pendamping dalalm pengembangan usaha mina pedesaan di Kabupaten Sumba Timur senantiasa ditingkatkan karena terbukti berpengaruh positif dalam keberhasilan program PUMP-PB. Perluasan pemberian bantuan langsung kepada masyarakat untuk pengembangan usaha mina perdesaan di Kabupaten Sumba Timur diperlukan karena terbukti berpengaruh positif terhadap keberhasilan program PUMP-PB. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap keberhasilan PUMP-PB di Kabupaten Sumba Timur.
Contoh Tesis 8 : Evaluasi Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo Tahun 2013
Dilihat dari indicator hasil, maka efek langsung yang dapat dirasakan masyarakat penerima PKH di Kecamatan Banyuputih adalah meningkatnya kesadaran dan berubahnya pola pikir masyarakat penerima dana PKH dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Dilihat dari indicator manfaat, maka tujuan akhir dari program PKH untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada bidang kesehatan dan pendidikan sudah tercapai yang terlihat dari menurunnya angka anak putus sekolah dan kesadaran ibu hamil dan ibu yang punya anak balita untuk ke fasilitas kesehatan tiap bulannya. Indikator manfaat ini juga dapat dilihat dari angka partisipasi kasar masyarakat Kecamatan Banyuputih dalam PKH. Dilihat dari indicator dampak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa program PKH yang diukur mulai dari indicator masukan, keluaran, hasil, dan manfaat berpengaruh positif bagi sasaran program ini, yakni bagi anak usia sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Hal ini terlihat dari berubahnya pola pikir masyarakat Kecamatan Banyuputih yang menerima dana PKH karena dulu masyarakat tidak memperhatikan pendidikan dan kesehatan akibat sulitnya kehidupan ekonomi. Dari kesimpulan yang ada, maka ada tiga saran yang dikemukakan penulis berkaitan dengan penelitian ini. Saran pertama bagi pendamping PKH di Kecamatan Banyuputih yang disarankan harus lebih ketat lagi mengawasi pelaksanaan PKH karena dikhawatirkan banyak penerima PKH yang sebenarnya tidak layak mendapatkan bantuan itu. Saran kedua adalah, evaluasi kinerja pendamping PKH di Kecamatan Banyuputih harus dilakukan secara rutin dan berkala oleh koordinatornya agar tujuan pelaksanaan PKH di Kecamatan Banyuputih tercapai. Dan saran yang terahir bagi dinas sosial dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan PKH di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo yang diharapkan dapat berkoordinasi demi tercapainya tujuan ahir PKH, yakni pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada bidang kesehatan dan pendidikan.
Contoh Tesis 9 : Peran Pendampingan Bidan Desa terhadap Keberhasilan Program Pengembangan Desa Siaga di Kecamatan Langsa Kota Tahun 2014
Menurut Kemenkes (2010), gerakan Desa Siaga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2006, melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Propinsi Aceh sosialisasi Desa SIAGA di mulai sejak tahun 2010 dan dikenal dengan nama Gampong SIAGA, sejak disosialisasikannya program desa siaga jumlah desa siaga yang terbentuk baru mencapai 4.552 desa. Kota Langsa merupakan salah satu kota yang ada di Propinsi Aceh, terdiri dari 5 kecamatan dan 66 desa/kelurahan. Desa/kelurahan yang sudah dicanangkan sebagai desa siaga pada tahun 2013 adalah 52 desa.
Penelitian ini di kategorikan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam dan memperoleh data yang akurat dan obyektif, tentang peranan bidan dalam keberhasilan program pengembangan desa siaga. Informan dalam penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu informan kunci (key informan), informan utama dan informan tambahan. Analisis data menggunakan uji krediblitas data.
Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa terdapat peran bidan dalam pendampingan desa siaga, peran bidan meliputi peran sebagai fasilitator, motivator dan katalisator yang membantu pengembangan desa siaga. Disarankan kepada aparat pemerintah kecamatan dan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader, karang taruna dan pihak swasta agar dapat berperan aktif dalam pengembangan desa siaga dan kepada Dinas Kesehatan dan jajarannya agar lebih meningkatkan dukungan pencapaian sasaran program pengembangan desa siaga, dan dapat memberikan reward berupa penghargaan kepada bidan yang telah berhasil mengembangkan desa siaga di wilayah kerjanya.
Contoh Tesis 10 : Optimalisasi Fungsi Pendamping Lokal Desa dalam Pembangunan Desa Sukorejo dan Karanganom, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme kerja Pendamping Lokal Desa dalam pembangunan di desa Sukorejo dan Karanganom meliputi beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan /evaluasi. Terdapat perbedaan dari dua desa tersebut dilihat dari peran masyarakat mengenai pembangunan seperti kurangnya aspirasi dalam forum rembug desa dan Musrenbangdes. Kesadaran masyarakat akan pembangunan perlu ditingkatkan karena masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan keikutsertaan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam pemerintahan desa juga ditemukan kecurangan dalam pengelolaan dana desa, sehingga transparansi pemerintah desa sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan pembangunan. Tantangan yang dihadapi pendamping lokal desa menyangkut masyarakat desa dan pemerintah desa yang meliputi komunikasi, birokrasi, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dua desa tersebut. Tidak semua pemerintah dan masyarakat desa menerima keberadaan pendamping desa, sehingga perlu adanya sosialisasi dan pemahaman tentang pentingnya peran pendamping lokal desa dalam pembangunan. dan untuk meningkatkan program pembangunan di desa, perlu diiringi dengan kaderisasi perangkat desa agar pembinaan dan kegiatankegiatan yang dilakukan pendamping desa dapat berjalan sistematis. Pendamping lokal desa memberi manfaat yang positif bagi desa seperti membantu, membimbing dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pembangunan yang bersumber dari dana desa. namun dari tingkat efektifitasnya peran pendamping lokal desa belum sepenuhnya efisien karena sumber daya yang ada belum diberdayakan secara optimal.
Leave a Reply