Definisi Sejarah
Menurut Aristoteles, sejarah adalah satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Gazalba mendefinisikan sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang berlaku. Carr mengartikan sejarah sebagai dialog yagn tak pernah selesai antara masa sekarang dan masa lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya. Sedangkan menurut Nevins (1933) dalam Nazir (1988: 55) mendefinisikan sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.
Metode penelitian sejarah dapat diartikan sebagai metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Metode sejarah dapat digunakan sebagai metode penelitian yang pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan atau 5W dan 1H, yaitu:
- What : apa (peristiwa apa) yang terjadi?
- When : kapan terjadinya?
- Where : di mana terjadinya?
- Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut?
- Why : mengapa peristiwa itu terjadi?
- How : bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut?
Ciri-ciri Metode Sejarah
Nazir (1988) dalam bukunya Metode Penelitian, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ciri khas dari metode penelitian sejarah, antara lain:
- Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau
- Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal
- Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan standar
- Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat, dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
Sumber Data Pada Metode Sejarah
Sumber data pada metode sejarah ini, terbagi menjadi empat bagian yakni remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder.
SUMBER DATA |
PENGERTIAN |
CONTOH |
Remain/ Relics | Bahan-bahan fisis atau tulisan yang mempunyai nilai-nilai sejarah yang terdapat tanpa suatu kesadaran menghasilkannya untuk suatu keperluan pembuktian sejarah. | Alat perkakas, |
Perhiasan kuno,
Bangunan (candi, piramida),
Senjata,
Sendok,
Benda budaya, dsbDokumenLaporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran-pemikiran manusia di masa yang lalu.Buku harian,
Batu bertulis,
Daun-daun lontar,
Relief candi,
Surat kabar, dsbPrimerSumber primer merupakan tempat atau gudang penyimpan yang orisinal dari data sejarah. Sedangkan data primer merupakan sumber-sumber dasar, yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian masa lalu.Catatan resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara, suatu keterangan oleh saksi mata, keputusan-keputusan rapat, foto-foto, dsbSekunderSumber sekunder merupakan catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan yang ‘jaraknya’ telah jauh dati sumber orisinal.Keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan (minutes) dari rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar. Berita dari surat kabar tentang rapat tersebut adalah sumber sekunder.
Sedangkan Nevins (1938) dalam Nazir (1988) membagi sumber sejarah menjadi beberapa kategori, sebagai berikut:
- Pertinggal fisis, tempat-tempat bersejarah, piramida, pot-pot, senjata-sejata, gedung-gedung, dsb
- Cerita secara oral, merupakan materi-materi yang dipindahkan dari mulut ke mulut seperti balada, cerita rakyat, tradisi-tradisi, legenda, dsb
- Materi inskripsi, merupakan materi-materi dengan tulisan tidak seperti biasa seperti tulisan pada pot-pot, pada piring, pada patung, dsb
- Materi tulisan tangan, papirus, hiroglif, dokumen-dokumen modern, dsb
- Buku dan cetakan, bahan-bahan yang tercetak
- Bahan audio-visual, film-film, televisi, mikrofilm, kaset-kaset, radio, dsb
- Observasi langsung, hasil pengamatan penulis atau pengamatan oleh orang-orang yang diwawancarai.
Kritik Terhadap Keaslian Sumber
Kritik sumber sejarah adalah penilaian secara kritis terhadap data dan fakta sejarah yang ada. Menurut Sjamsuddin (2007: 132) mengemukakan bahwa fungsi dari kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu dalam rangka mencari kebenaran. Kritik sumber sejarah meliputi kritik eksternal dan kritik internal.
1. Kritik eksternal
Kritik eksternal adalah menyelidiki keadaan ‘luar’ dari sumber. Hal-hal yang dilakukan dalam melakukan kritik eksternal antara lain adalah melihat autentik tidaknya suatu tulisan, meneliti bentuk kertasnya, menyelidiki bentuk papirus, meneliti bahan-bahan bakunya/ formatnya, menyelidiki usia dan rupa dari sumber data tersebut. Dalam penyelidikan ini, dapat juga menggunakan sinar UV, radiasi atau teknologi mutahir lainnya.
Menurut Wikipedia, kritik eksternal meruapakan kritik pertama kali yang harus dilakukan oleh sejarawan saat ia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda.
2. Kritik internal
Kritik internal terhadap sumber sejarah adalah melihat dan menyelidiki isi dari bahan sejarah dan dokumen sejarah. Penyelidikannya meliputi isi, bahasa yang digunakan, tata bahasa, situasi di saat penulisan, style, ide dan sebagainya. Penyelidikan tersebut dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan yang dibuat apakah benar-benar merupakan fakta historis, dan juga apakah isi pernyataan tersebut sesuai dengan sejarah. Secara lebih rinci wikipedia mengemukakan bahwa kritik internal merupakan kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.
Peranan Hipotesa pada Metode Sejarah
Hipotesa berasal dari kata Latin yakni “hypo” yang berarti sebelum dan “thesis” yang berarti dalil. Sehingga hipotesa dapat diartikan sebagai dalil yang dianggap belum menjadi dalil yang sebenarnya karena perlu pembuktian terhadap kebenarannya. Atau dapat juga hipotesa merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
Hipotesa dalam metode sejarah tetap digunakan untuk untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian saja yang harus dikumpulkan, sehingga dapat digunakan untuk memandu dalam penelitian.
Jenis-Jenis Penelitian Sejarah
Secara umum penelitian sejarah terbagi menjadi empat kriteria, yakni:
a. Penelitian sejarah komparatif
Dapat kita ketahui dari namanya yakni penelitian sejarah komparatif, sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan. Maksudnya adalah membandingkan faktor-faktor dari berbagai fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau.
b. Penelitian yuridis/ legal
Merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum (formal dan nonformal) yang terjadi pada masa lampau.
c. Penelitian biografis
Merupakan penelitian yang ditujukan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Hal-hal yang diteliti antara lain sifat, watak, pengaruh (pengaruh lingkugnan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya), serta watak figur yang diterima selama masa hidupnya. Sumber yang digunakan untuk penelitian ini adalah surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya, karangan tentang figur yang diselidiki ataupun catatan teman dan orang yang diselidiki.
d. Penelitian bibliografis
Merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi dari berbagai fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu permasalahan.
Langkah-Langkah Pokok
Dalam Nazir (1988) terdapat beberapa langkah pokok dalam penelitian sejarah, yakni tertuang dalam bagan di bawah ini:
Skema langkah-langkah pokok dalam penelitian sejarah
Leave a Reply