HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Sejarah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada saat ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dengan pesat di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris, dan beberapa negara maju lainnya. Hal ini disebabkan jenis penelitian ini memiliki kekhasan dan kekhususan serta karakteristik tersendiri dibandingkan dengan jenis penelitian pada umumnya. PTK diyakini menawarkan cara dan prosedur baru untuk menigkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas, dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pemebelajaran yang terjadi pada siswa (Suyanto, 1997). PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research), sehingga membicarakan sejarah PTK berarti membahas sejarah penelitian tindakan.

Penelitian tindakan merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu pendekatan penelitian yang lahir di tempat kerja, tempat di mana peneliti melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Misalnya, kelas merupakan tempat penelitian bagi guru, sekolah menjadi tempat penelitian bagi kepala sekolah, aktivitas masyarakat tempat penelitian bagi petugas penyuluh masyarakat. Penelitian yang dilakukan di tempat peneliti bekerja atau beraktivitas adalah untuk memperbaiki kinerja di mana si peneliti bekerja tanpa harus melakukan penelitian di tempat lain. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bersifat pragmatis (praktis) tanpa harus membutuhkan waktu khusus. Penelitian tindakan dilakukan bersamaan ketika si peneliti sedang bekerja atau beraktivitas di tempat kerjanya, tanpa mengganggu secara berarti pekerjaannya tersebut.

Perkembangan PTK di Indonesia masih relative muda. Pada tahun 1994-1995 proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan penelitian tindakan dengan topic ke-SD-an. Namun pada waktu itu belum ditekankan pada penelitian tindakan kelas, karena PTK masih merupakan “hal baru”. Kemudian pada tahun 1996-1997, proyek penelitian guru SD memprogramkan penelitian tindakan kelas bagi dosen-dosen PGSD di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan guru-guru SD. Sejak saat itu, penelitian tindakan kelas mulai berkembang sebagai suatu penelitian kolaboratif di dalam kelas sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Akhir-akhir ini action research menjadi populer dilakukan oleh para profesional dalam upaya menyelesaikan masalah dan peningkatan mutu. Dengan demikian, action research bermula dari suatu masalah yang terjadi dalam suatu aktivitas tertentu. Demikian juga halnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Awal mulanya action research yang dikembangkan oleh seorang psikolog yang bernama Kurt Lewin yang dimaksudkan untuk mencari penyelesaian terhadap sosial antara lain; pengangguran, kenakalan remaja yang berkembang  di masyarakat pada waktu itu. Action research dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problema tersebut secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan dan rencana kerja yang telah disusun, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukkan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi ada saat pelaksanaan. Hasil dari proses seleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan selanjutnya.

Penelitian Tindakan Kelas Mulai Dikenal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karena itu, keberadaannya belum terlalu dikenal luas dan mapan. Keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan bobot keilmiahannya. Di Indonesia, Penelitian Tindakan Kelas mulai muncul ke permukaan pada waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dicanangkan, seperti proyek guru SD melalui Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Mereka belajar melalui program-program studi ke-SD=an dan reguler pada Program Pascasarjana LPTK seperti di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pendidian Indonesia (UPI), Universitas Negeri Malang, dan beberapa LPTK lainnya. Hal yang menggembirakan dewasa ini banyak tesis dan disertasi di beberapa LPTK sudah mengangkat PTK sebagai kajian dalam tesis dan disertasinya. Kondisi ini sungguh positif dan menggembirakan, mengangkat hasil PTK ini dapat memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?