Definisi Metode Penelitian Tindakan (Action Research)
- Kemmis (1988) mengemukakan bahwa penelitian tidnkan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial.
- Kemmis dan Taggar (1988) dalam Zuriah (2003: 54) juga menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan pratek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktek dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut.
- Menurut Arikunto (2002: 18) penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
- Selanjutnya Zuriah (2003: 54) mengemukakan bahwa penelitian tindakan menekakan pada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau siduasi nyata dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki, meningkatkan kualitas, dan melakukan perbaikan sosial.
- Menurut Mc Cutcheon dan Jung (1990: 148) dalam jurnal Alternative Perspectives on Action Research Theory into Practice, mengemukakan bahwa :
“Action research is characterized as systemic inquiry that is collective, collaborative, self-reflective, critical, and undertaken by the participants of the inquiry. The goals of such research are the understanding of practice and the articulation of a rationale or philosophy of practice in order to improve practice” (McCutcheon dan Jung, 1990:148).
Atau Penelitian tindakan dicirikan sebagai penyelidikan sistemik yang bersifat kolektif,kolaboratif, self-reflektif, kritis, dan dilakukan oleh para peserta penyelidikan. Tujuan dari penelitian tersebut adalah pemahaman praktek dan artikulasi dari suatu pemikiran atau filsafat praktek dalam rangka untuk meningkatkan praktek”
TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) dalam buku Educational Research In Australia mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Improve maksudnya, meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Sedangkan involve berarti, melibatkan pihak-pihak yang terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, pihak yang terkait adalah antara lain, kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
KESUKARAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN
Nazir (1988: 96-97) mengemukakan bahwa kesulitan-kesulitan pelaksanaan penelitian tindakan dapat mencakup dua hal, yaitu dalam mengadakan evaluasi serta kesulitan dalam koordinasi antara peneliti dan pelaksana kegiatan serta pelaksana program.
Kesukaran Evaluasi dalam Pelaksanaan PTK
- Terkadang tidak diperoleh pengaruh yang dapat diobservasikan atau beda yang nyata antara kelompok-kelompok di mana dilaksanakan program karena tidak ada kontrol untuk membuat hal-hal lain di luar program tidak berubah
- Kurangnya dokumentasi yang sistematik dan hati-hati dari program, mengakibatkan sukarnya analisa dan evaluasi itu sendiri
- Terkadang stimulus terlalu lemah, relatif terhadap faktor-faktor lain yang terjadi di luar program,
- Adanya sifat “mengamati langsung” oleh peneliti terhadap manusia yang melaksanakan dan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perubahan itu sendiri, maka berakibat dampak yang diperlihatkan tidak murni lagi.
Kesukaran Kerjasama dalam Pelaksanaan PTK
Karena dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini perlu sekali adanya kerja sama antara peneliti dengan pelaksana kegiatan (decision maker), mengakibatkan:
- Sukar untuk menjelaskan apakah proyek tersebut suatu penelitian atau suatu program tindakan, sehingga sukar menentukan siapa yang akan menjadi pengambil keputusan
- Adanya ketergantungan antara peneliti dan pelaksana program sedangkan kedua belah pihak mempunyai profesi serta orientasi dan perbedaan dalam deskripsi pekerjaa serta sistem “rewarding”
- Adanya ketentuan serta requirement yang interdisiplin dari peneltian tindakan (antara ahli antropologi dengan ahli pertanian, dan sebagainya) membuat penelitian tindakan merupakan satu penelitian yagn menghendaki kerja sama yang utuh.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Secara garis besar, langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (monitoring), dan refleksi/ penilaian (reflecting). Keempat langkah tersebut dapat dilihat dari bagan berikut ini:
(gambar dari file “3. Gambar 3.1”)
Dari gambar tersebut, dapat kita ketahui bahwa dari langkah-langkah tersebut dapat menjadi satu siklus. Yang artinya, siklus dari keempat langkah tersebut dapat berulang. Siklus dapat berhenti bila peneliti sudah merasa puas akan hasil yang dicapainya.
Dalam Nazir (1988: 97-98) dikemukakan langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan sebagai berikut:
- Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker
- Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode dengan melakukan studi kepustakaan.
- Rumuskan hipotesa serta strategi pendekatan dalam memecahkan masalah
- Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan dilaksanakan
- Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta teknik-teknik analisa yang digunakan
- Kumpulkan data, analisa, beri interpretasi serta generalisasi dan saran-saran
- Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah
Leave a Reply