Judul Tesis : Pembelajaran Fisika Model Inkuiri Menggunakan Kit Mekanika Dilengkapi LKS dan Animasi Ditinjau dari Penalaran Abstrak dan Sikap Ilmiah
A. Latar Belakang Masalah
Karakteristik pembelajaran materi Kinematika Gerak Lurus adalah siswa dapat mengobservasi benda yang bergerak dengan kecepatan konstan dan benda yang bergerak dengan kecepatan tidak konstan secara langsung melalui kit mekanika. Oleh sebab itu metode yang lebih cocok dipilih adalah metode eksperimen di laboratorium fisika menggunakan kit mekanika atau menggunakan media animasi yang dilaksanakan di laboratorium multi media atau di dalam kelas. Metode eksperimen menggunakan kit mekanika dengan sistem belajar kelompok sangat cocok dengan prinsip belajar aktif. Pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan kit mekanika dapat membangkitkan motivasi siswa, karena siswa tidak hanya duduk, dengar dan tulis tetapi siswa melakukan sesuatu terhadap obyek yang dipelajari, siswa juga bekerja sama dengan temannya, siswa belajar sambil bekerja. Melalui eksperimen siswa menemukan sendiri informasi dan siswa akan terarah jika didorong untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu atau memecahkan masalah tertentu.
Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar interaktif pada materi kinematika gerak lurus dapat membantu guru menyampaikan gambaran benda bergerak dengan kecepatan konstan dan benda bergerak dengan percepatan konstan secara abstrak. Disamping itu untuk mengatasi adanya kesalahan alat ukur dalam menggunakan laboratorium riil. Penggunaan bahan ajar interaktif memungkinkan pembelajaran dapat dilaksanakan lebih singkat dan efisien.
B. Perumusan Masalah
- Adakah pengaruh pembelajaran fisika model inkuiri menggunakan kit mekanika dilengkapi LKS dan animasi terhadap prestasi belajar?
- Adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?
- Adakah pengaruh kemampuan penalaran abstrak terhadap prestasi belajar?
C. Kajian Teori
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran dengan penemuan (Inquiry) merupakan suatu komponen yang penting dalam pendekatan konstriktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan melakukan pecobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1996), penganjur pembelajaran inkuiri, menyatakan sebagai berikut: ”Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses, bukan suatu produk.
Kit Mekanika Dilengkapi LKS
Kit mekanika adalah nama alat-alat IPA yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran mekanika, terdiri dari: Catu daya, pewaktu ketik/ticker timer dan pita ticker timer, kereta dinamik, papan miring, balok bertingkat, kabel penghubung. Ticker timer digunakan untuk mengukur kelajuan sesaat suatu benda yang bergerak seperti di laboratorium. Bagian utama ticker timer adalah sebilah baja yang dapat bergetar dengan frekuensi tertentu. Misalkan ticker timer dihubungkan ke suplai ac 50 Hz, maka bilah baja akan melakukan 50 getaran setiap sekon. Ini berarti bilah memerlukan waktu 1/50 s untuk 1 getaran.
Media Animasi
Animasi adalah sebuah gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan menarik. Media animasi merupakan peralatan elektronik digital yang dapat memproses suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital. Media animasi adalah hasil teknologi modern yang membuka kemungkinan-kemungkinan yang besar alat pendidikan (Nasution, 1999: 110).
Penalaran Abstrak
Penalaran abstrak adalah tipe kecerdasan yang menekankan pada kemampuan pemakaian konsep-konsep dan simbol-simbol secara efektif dalam menghadapi situasi-situasi, terutama dalam memecahkan masalah dengan menggunakan fasilitas verbal, dan lambang-lambang bilangan. Konsep-konsep dasar kecerdasan dari Binet dan Stoddars, keduanya juga menekankan pada kemampuan abstraksi.
Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation”. Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunankan metode eksperimen dan dilakukan pada bulan Juni – Desember 2010.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Pacitan dan penentuan sampel menggunakan teknik Cluster random sampling, sampel terdiri dari 2 kelas. Kelas X3 pembelajaran model inkuiri menggunakan kit mekanika dilengkapi LKS dan kelas X2 pembelajaran model inkuiri menggunakan animasi.
Data diambil dari tes prestasi belajar dan penalaran abstrak sedangkan untuk sikap ilmiah data diperoleh dari angket.
Analisis yang digunakan adalah anava tiga jalan dengan desain factorial 2 x 2 x 2.
E. Kesimpulan
- Hasil uji hipotesis kesatu menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,215 sehingga pembelajaran fisika model inkuiri menggunakan kit mekanika dilengkapi LKS dan animasi tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar fisika. Model pembelajaran menggunakan kit mekanika dilengkapi LKS dan animasi memiliki tujuan yang sama yaitu mewujudkan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif sehingga hasilnya memiliki prestasi yang tidak jauh berbeda yaitu menggunakan kit mekanika dilengkapi LKS rata-rata nilai siswa 55,25 dan pada animasi rata-rata nilai siswa 61,64. Walaupun nilai belum maksimal namun antusiasme siswa baik sekali.
- Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,505 sehingga sikap ilmiah tinggi dan rendah tidak menunjukkan pengaruh terhadap prestasi belajar fisika. Rata-rata nilai siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi adalah 60,13 dan rata-rata nilai siswa dengan sikap ilmiah rendah adalah 57,27. Sikap ilmiah lebih memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Siswa dengan sikap ilmiah tinggi memiliki semangat belajar lebih tinggi dari siswa dengan sikap ilmiah rendah.
- Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,574, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kemampuan penalaran abstrak tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Rata-rata nilai siswa yang memiliki penalaran abstrak tinggi adalah 58,65 dan rata-rata nilai siswa yang memiliki penalaran abstrak rendah adalah 58,14. Penalaran abstrak tinggi dan rendah tidak memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar pada aspek kognitif.
Leave a Reply