ABSTRAK
Laba dapat dijadikan parameter dalam mengukur keberhasilan perusahaan yang tercermin pada kinerja manajemennya. Bagi para investor prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan mempunyai sifat future oriented dan dapat digunakan untuk memberi gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat laba yang telah dicapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Obyek penelitian ini adalah perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing; Animal Feed and Husbandry; Mining and Mining Services; Construction dan Manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang digunakan adalah laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2000 sampai dengan 2003. Variabel dependen yang digunakan adalah perubahan laba sedangkan variabel independennya adalah CR, GPM, OPM, NIS, ROE, ITO, TATO, dan SCL. Pengujian statistik dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%. Kesimpulan pengujian diambil berdasarkan hasil uji F test dan T test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba yang akan datang. Rasio yang dapat digunakan sebagai predictor perubahan laba yang akan datang adalah ITO, TATO, NIS, dan SCL. Dengan melihat variabel independen tersebut para investor dan kreditor dapat melakukan prediksi mengenai seberapa besar tingkat laba dan resiko yang diperoleh investor dan kreditor dalam berinvestasi dan pemberian kredit untuk jangka waktu satu tahun yang akan datang.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Akuntansi
- Daftar Contoh Tesis Akuntansi Perpajakan
- Daftar Contoh Tesis Akuntansi Perusahaan
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 1 (2002) informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba perusahaan untuk tahun yang akan datang dan menaksir resiko dalam meminjam atau dalam melakukan investasi. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan yang sering digunakan adalah laba. PSAK No. 25 tahun 2002 menyatakan bahwa laba dapat dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode tertentu.
Alat analisis yang dapat digunakan untuk memprediksi laba yang akan datang adalah analisis trend, Break Even Point dan analisis regresi. Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang dengan mempergunakan variabel perubahan laba sebagai variabel dependennya dan variabel rasio keuangan sebagai variabel independennya yang dikelompokkan kedalam 3 kategori rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas yang diidentifikasi dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian-penelitian yang menghubungkan rasio keuangan dengan fenomena-fenomena akuntansi tertentu, dengan harapan akan dapat ditemukan berbagai kegunaan obyektif rasio keuangan telah banyak dilakukan, beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud Machfoed (1994) untuk menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang dilakukan terhadap 68 perusahaan pabrikan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan menggunakan 47 rasio yang dikategorikan ke dalam 9 kategori yaitu short term liquidity, long term solvency, profitability, productivity, indebtedness, investment insentiveness, leverage, return on investment dan equity.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya 13 rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba. Dari tigabelas rasio keuangan yang digunakan hanya tiga rasio yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yaitu Gross Profit Margin (GPM), Net Income to Sales (NIS) dan Net Income to Net Worth (NINW) sedangkan sepuluh rasio lainnya tidak signifikan dalam memprediksi laba. Machfoed juga menemukan bukti empiris bahwa kekuatan prediki rasio keuangan untuk periode 1 tahun lebih tinggi dibandingkan untuk periode 2 tahun.
Nur Fadjrih Asyik dan Soelistyo (2000) menguji secara empiris kemampuan rasio dalam memprediksi laba di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan pada 50 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode pangamatan tahun 1995-1996 dan menggunakan 21 rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan lima rasio yang signifikan dalam memprediksi laba yaitu deviden to net income, sales to total assets, long term debt to total assets, net income to sales dan invesment in property, plant & equipment to total asset.
Roma Uly Juliana & Sulardi (2003) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 1998-2000. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 10 rasio yaitu current ratio, gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, debt to equity, inventory turn over, total asset turnover, return on investment, return on equity dan leverage ratio, selain kesepuluh rasio tersebut penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kesepuluh rasio keuangan yang digunakan hanya rasio Gross Profit Margin (GPM) dan Operating Profit Margin (OPM) yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang. Roma Uly Juliana & Sulardi juga menemukan bukti empiris bahwa rasio keuangan dan ukuran perusahaan mampu memprediksi dan berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan manufaktur.
Agus Endro Suwarno (2004) menguji manfaat informasi rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 1999-2002 yang menggunakan stepwise regression dalam memilih rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 rasio yang diseleksi terdapat 3 rasio tahun 1999 yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2000 yaitu long term liabilities to shareholder equity LTLSE), operating profit to profit before taxes (OPPBT) dan net income to sales (NIS), dan terdapat 3 rasio tahun 2000 yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2001 yaitu inventory to working capital (IWC), net income to sales (NIS) dan net income to net worth (NINW) sedangkan rasio tahun 2001 tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba tahun 2002. Ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan tertentu terhadap perubahan laba, mendorong untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan dengan mereplikasikan penelitian yang dilakukan oleh Roma Uly Juliana & Sulardi (2003) dan Agus Endro Suwarno (2004). Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul “KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA”
Leave a Reply