CONTOH TESIS NO.1 Hubungan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Kinerja Manajerial: Peran Keadilan Prosedural, Kejelasan Peran, dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemediasi
Abstrak
Literatur tentang sistem pengukuran kinerja menunjukkan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan untuk meningkatkan keragaman dari ukuran kinerja salah satunya adalah dengan menggabungkan / menggabungkan ukuran dari kinerja keuangan dan non keuangan. Tujuan dari ini kertas adalah untuk menguji apakah menggabungkan / menggabungkan ukuran dan non-keuangan kinerja dapat mempengaruhi kinerja keuangan manajerial. Dan bagaimana pengaruh peran mediasi keadilan prosedural, peran kejelasan dan komitmen organisasi dalam hubungan tersebut. Berdasarkan sampel dari 103 manajer bank Bank di Riau, studi menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja sistem pengukuran (keuangan dan non keuangan) dan manajerial kinerja dimediasi oleh keadilan prosedural dan Komitmen Organisasional. Namun, analisis lebih lanjut membuktikan hal itu adanya hubungan yang signifikan antara kinerja sistem pengukuran (keuangan dan non keuangan) dan manajerial kinerja dimediasi oleh kejelasan peran.
BAB I
Sistem pengukuran kinerja sangat penting karena berperan sebagai kunci dalam pelaksanaan rencana strategis, evaluasi pencapaian tujuan organisasi, dan rencana pembangunan kompensasi manajerial (Ittner dan Larcker, 1998 dalam Sholihin et al., 2010). Merchant (2006) dalam Sholihin et al. (2010) berpendapat bahwa ukuran kinerja sangat penting dalam evaluasi kinerja manajerial yang berguna untuk memotivasi manajer mengerahkan usahanya dalam mencapai tujuan organisasi melalui berbagai insentif yang terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Model (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi varian. Pengujian dilakukan dengan 2 tahap yaitu outer model dan inner model.
CONTOH TESIS NO.2 PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA STRATEGIS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL, KEJELASAN PERAN DAN KONFLIK PERAN SEBAGAI MEDIASI (Survei Pada Bank di Pekanbaru)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja strategis sistem pengukuran kinerja manajerial dengan kejelasan peran dan peran mediasi konflik sebagai perusahaan perbankan di kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang ada di kota Pekanbaru sampai mencicipi para manajer tingkat bawah dan menengah. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa strategis Sistem pengukuran kinerja berpengaruh positif terhadap konflik peran, strategis sistem pengukuran kinerja berpengaruh positif signifikan terhadap kejelasan peran, konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manjerial, kejelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, kinerja strategis sistem pengukuran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial, dan kejelasan peran dan konflik peran tidak memediasi hubungan antara sistem pengukuran kinerja strategis terhadap kinerja manajerial.
BAB I
Informasi tentang kinerja adalah kunci awal dari kejelasan peran, Lawler (1992) dalam Rahman, Nasir dan Handayani (2007) berargumen bahwa informasi tentang misi suatu organisasi dan kinerja dibutuhkan untuk individu yang mengetahui bagaimana harus bertindak. Semakin jelas peran individu akan perannya dalam pekerjaan maka pekerjaan yang dilakukannya akan efektif dan meningkatkan kinerja manajerial.
Teknik Analisis
Dalam Penelitian ini, analisis data akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan bantuan aplikasi SmartPLS Versi 2.0. Partial Least Square (PLS) merupakan suatu tekhnik statistik multivariat yang bisa menangani banyak variabel respon dan variabel eksplanatori sekaligus.
CONTOH TESIS NO.3 PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( STUDI EMPIRIS PADA BANK UMUM DI JEMBER)
Abstrak
Penelitian ini mengkaji bagaimana sistem pengukuran kinerja anggaran dan reward sistem menjadi instrumen untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial dengan motivasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini didasarkan pada data primer yaitu kuesioner dibagikan kepada responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model adalah analisis jalur. Dalam model ini, variabel independen diestimasi pengaruh sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan hanya satu Variabel independen, yaitu variabel sistem lingkungan berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas. Sistem pengukuran kinerja tidak memengaruhi Kinerja manajerial, sistem reward adan berpengaruh besar terhadap manajerial kinerja.
BAB I
Pentingnya pengukuran kinerja, pemberian penghargaan dan motivasi terhadap kinerja manajerial ini menarik untuk diteliti. Penelitian ini diinspirasi dari beberapa penelitian terdahulu yang memfokuskan pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kejelasan peran, pemberdayaan psikologi dan kinerja manajerial (Rahman, 2007). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Maksudnya semakin baik sistem pengukuran kinerja maka kinerja manajerial akan semakin meningkat.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan Analisis Jalur
CONTOH TESIS NO.4 MANAJEMEN PENGUKURAN DAN PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Satria Kabupaten Banyumas)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran dan penilaian kinerja di PDAM Tirta Satria Kab. Banyumas dengan menggunakan balanced scorecard. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode analisis kualitatif yang dijelaskan dalam bentuk deskriptif. Sumber datanya diperoleh melalui observasi langsung, wawancara, data perusahaan, dan kuesioner. Data-data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats) dan dianalisis dalam perspektif ekonomi Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran dan penilaian kinerja di PDAM Tirta Satria Kab. Banyumas secara keseluruhan dikategorikan BAIK dengan total skor 84,56%. Perspektif Keuangan memberikan skor tertinggi, yaitu sebesar 23,57%. Kontribusi dari persepktif pelanggan yaitu 21,74%, perspektif bisnis internal memberikan kontribusi sebesar 21,25% dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mendapatkan skor terendah yaitu 18%.
BAB I
Pengukuran kinerja pada sektor publik menarik untuk diperbincangkan secara luas, terbuka dan mendalam karena pengukuran kinerja sektor public bukan suatu yang sederhana, namun sangat kompleks dan multidimensional. Pengukuran kinerja sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan sector swasta. Pada sektor swasta, tujuan utama organisasi yaitu menghasilkan laba sedangkan dalam organisasi sektor publik tujuan utamanya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan terbaik yang hal itu seringkali sulit diukur dengan ukuran finansial.
Teknik Analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode analisis kualitatif yang dijelaskan dalam bentuk deskriptif. Sumber datanya diperoleh melalui observasi langsung, wawancara, data perusahaan, dan kuesioner.
CONTOH TESIS NO.5 ANALISIS PENILAIAN KINERJA ORGANISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT BANK JATENG SEMARANG
Abstrak
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa perspektif keuangan yaitu nilai Return on Asset (ROA), Rasio Operasi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan cost effectiveness untuk mencapai laba optimal. Perspektif konsumen dapat meningkatkan market share, kepuasan nasabah menghasilkan angka yang cukup baik serta didukung peningkatan profitabilitas konsumen selama tiga tahun. Perspektif bisnis internal menggunakan rasio AETR menunjukkan peningkatan efektivitas, efisiensi dan ketepatan proses transaksi. Kemudian, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan peningkatan produktifitas karyawan, persentase pelatihan karyawan yang terampil setiap tahunnya. Hal ini mempengaruhi peningkatan tingkat kepuasan karyawan selama tiga tahun yang menghasilkan kategori baik/puas.
BAB I
Seiring dengan terus berkembangnya perusahaan dan untuk lebih menampilkan citra positif perusahaan terutama setelah lepas dari program rekapitulasi, maka manajemen Bank Jateng berkeinginan mengubah logo dan call name perusahaan yang mempresentasikan wajah baru Bank Jateng. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.68 tanggal 7 Mei 2005 Notaris Prof.DR. Liliana Tedjosaputro dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia No. C.17331 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 juni 2005 maka nama sebutan (call name) PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah, dari sebelumnya PT. Bank BPD Jateng menjadi PT. Bank Jateng. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan citra perusahan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kinerjanya dengan menyeimbangkan antara kinerja dari aspek keuangan dan non keuangan guna mewujudkan misi dan visinya.
Kerangka Pemikiran
Teknik Analisis
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis sebagai berikut :
- Diawali dengan melakukan penelitian yaitu mengetahui visi dan misi PT Bank Jateng Semarang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui arah dan tujuan bank yang sebenarnya.
- Menetapkan target diawali dari perspektif keuangan, konsumen, proses internal bisnis, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan dari penetapan target ini digunakan untuk memotivasi manajemen bank agar dapat mencapai apa yang sudah ditetapkan.
- Penilaian kinerja ini dilakukan melalui empat perspektif yaitu:
- Pengukuran kinerja perspektif keuangan
- Pengukuran kinerja perspektif pelanggan/konsumen
- Pengukuran kinerja perspektif proses internal bisnis
- Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
CONTOH TESIS NO.6 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Komprehensif terhadap Pengembangan Model Mental, Keadilan Organisasional, dan Kinerja Karyawan
Abstrak
Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran kepada perusahaan, khususnya bank syariah, mengenai pengaruh penerapan sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif terhadap kinerja karyawan dan aspek keadilan organisasional yang perlu ditekankan agar dapat mendukung peningkatan kinerja karyawan. Perbankan syariah dengan kondisi lingkungan kerja yang adil dapat menerapkan sistem pengukuran kinerja komprehensif untuk meningkatkan kinerja karyawan.
BAB I
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh CPMS terhadap kinerja karyawan perbankan syariah di Kota Malang dan Surabaya. Perbankan syariah merupakan jenis industri yang dapat dikatakan baru dalam dunia perbankan di Indonesia. Namun, saat ini perkembangan perbankan syariah telah menjadi fenomena global. Menurut Karya & Rakhman (2006) dalam Hesti (2010) pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia merupakan yang paling pesat baik dari segi bertambahnya bank yang menawarkan produk syariah maupun dari segi pertumbuhan asetnya. Hingga tahun 2010, perbankan syariah mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35 persen (Hesti, 2010). Namun, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia Bulan Agustus tahun 2014, terdapat ukuran-ukuran keuangan perbankan syariah yang belum memenuhi standar Bank Indonesia (BI), antara lain ROA 0,91 persen yang masih dibawah standar minimum BI 1,5 persen dan BOPO 90,06 persen sedikit diatas standar maksimum BI 90 persen. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pengukuran kinerja komprehensif yang memberi informasi relevan dan mampu mendukung aktivitas karyawan dalam menjalankan operasi bisnis perusahaan.
Teknik Analisis
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak data dengan teknik probability sampling untuk mendapatkan hasil yang dapat digeneralisasi. Item-item pernyataan dalam instrumen penelitian ini diadopsi dari jurnal sebelumnya tanpa modifikasi lebih lanjut (selain pengalihan bahasa).
CONTOH TESIS NO.7 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT.BANK SULUT CABANG AMURANG
Abstrak
Kinerja karyawan merupakan unsur yang penting dalam sebuah perusahaan karena kinerja karyawan akan dapat menentukan kesuksesan suatu perusahaan. kinerja juga merupakan kualitas hasil kerja individu didalam organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang berlaku dalam suatu organisasi. perusahaan juga perlu menerapkan sistem akuntansi manajemen sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. sistem akuntansi manajemen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan terhadap kinerja karyawan di PT.Bank Sulut Cabang Amurang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian hipotesis pertama menyatakan tidak berpengaruh signifikan dan hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan berpengaruh signifikan. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
BAB I
Setiap perusahaan tidak dapat lagi menerapkan cara–cara tradisional dalam melakukan proses perencanaan, pengendalian aktivitas perusahaan . Manajemen dalam perusahaan dituntut untuk selalu mempelajari teknik baru yang digunakan untuk memotivasi pegawai agar dapat meningkatkan pelaksanaan kinerja mereka dan menciptakan lingkungan yang harmonis antara manusia dan pelaksanaan kinerjanya serta memaksimalkan efektifitas setiap individu. Salah satu pendekatan dalam menghadapi era globalisasi karena persaingan regional dan global yang semakin ketat ini ialah dengan menerapkan konsep Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan dalam dunia perbankan dan jasa untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara optimal. Sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan merupakan alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
Teknik Analisis
Regresi linear berganda adalah metode analisis yang tepat ketika penelitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel babas
CONTOH TESIS NO.8 PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA AKTIVITAS GREEN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT(GSCM)(Studi Kasus: KUD “BATU” )
Abstrak
KUD “BATU” merupakan salah satu sektor industri yang memiliki aktivitas supply chain dalam memproduksi susu pasteurisasi Nandhi Murni. Selama ini, KUD “BATU” belum pernah melakukan pengukuran kinerja supply chain management yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat diterapkan dalam pengukuran kinerja supply chain management yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pencapaian kinerja supply chain management KUD “BATU” yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja supply chain management yang ramah lingkungan adalah metode pendekatan green supply chain management (GSCM). Model pengukuran kinerja GSCM ini terdiri dari aktivitas green procurement, green manufacture, green distribution dan reverse logistic. Dari pengamatan didapatkan indikator pengukuran sejumlah 44 key performance indicator yang sudah valid. KPI ini diberikan bobot dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)dengan bantuan software expert choice 11. Selanjutnya dilakukan perhitungan scoring systemmenggunakan Objective Matrix (OMAX) dan traffic light system. Dari pengukuran tersebut dapat diberikan rekomendasi perbaikan pada indikator kinerja yang memiliki kategori merah dalam traffic light system.
BAB I
Penerapan SCM dalam beberapa tahun ini mengalami pergerakan karena lingkungan alam menjadi sebuah isu global dalam industri manufaktur. Isu tentang konsep industri manufaktur yang berwawasan lingkungan telah memaksa industri manufaktur melakukan penyesuaian dengan konsep green industries dalam setiap proses bisnisnya. Dalam perkembangannya dikenal sebagai konsep Green Supply Chain Management (GSCM).
Teknik Analisis
Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja supply chain management yang ramah lingkungan adalah metode pendekatan green supply chain management (GSCM). Model pengukuran kinerja GSCM ini terdiri dari aktivitas green procurement, green manufacture, green distribution dan reverse logistic.
CONTOH TESIS NO.9 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus di Supermarket Pamella Tiga Yogyakarta)
Abstrak
Sistem pengukuran kinerja yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan informasi tentang sejauh mana tingkat kinerja perusahaan dalam mencapat target yang telah direncanakan dan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan dalam mencapai target tersebut. Selama ini Pamella Supermarket hanya menekankan pada aspek keuangan sebagai tolak ukur pengukuran kinerja, karena lebih mudah diterapkan. Pengukuran kinerja berdasarkan aspek keuangan saja dianggap tidak mampu mengukur aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan seperti sumber daya manusia, tingkat kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan dan kesetiaan pelanggan. Untuk memperbaiki kondisi yang seperti itu maka diperlukan metode pengukuran kinerja yang dapat mengidentifikasi kepuasan stakeholder secara keseluruhan. Metode yang dapat mengidentifikasi tingkat kinerja dan kepuasan seluruh stakeholder adalah metode Performance Prism. Pengukuran kinerja menggunakan metode Performance Prism merupakan pengukuran kinerja yang terintegrasi, meliputi seluruh aspek perusahaan meliputi kepuasan dan kontribusi setiap stakeholder. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini didukung dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan nilai bobot prioritas perusahaan pada setiap kriteria dan KPI setiap kriteria. Scoring sistem menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) untuk mengetahui nilai performansi total perusahaan. Perancangan pengukuran kinerja pada Pamella Tiga Supermarket Yogyakarta menghasilkan 38 KPI, 7 KPI perspektif Pimpinan Perusahaan 11 KPI perspektif Karyawan, 9 KPI perspektif konsumen, 6 KPI perspektif Suplier dan 5 KPI perspektif Masyarakat. Dari perhitungan pengukuran kinerja diperoleh nilai 7.26 yang berarti pencapaian kinerja Pamella Tiga Supermarket Yogyakarta menghasilkan kinerja yang sedang atau biasa-biasa saja.
BAB I
Penilaian kinerja sebuah organisasi atau perusahaan merupakan suatu tahapan penting yang harus dijalankan dalam rangka mengevaluasi performansi perusahaan tersebut. Penilaian kinerja ini bertujuan untuk mengevaluasi perusahaan dan mengetahui aspek-aspek dari perusahaan yang perlu diperbaiki ataupun ditingkatkan kinerjanya, dan juga untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan (Mulyadi,1997).
Teknik Analisis
Metode yang dapat mengidentifikasi tingkat kinerja dan kepuasan seluruh stakeholder adalah metode Performance Prism. Pengukuran kinerja menggunakan metode Performance Prism merupakan pengukuran kinerja yang terintegrasi, meliputi seluruh aspek perusahaan meliputi kepuasan dan kontribusi setiap stakeholder. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini didukung dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan nilai bobot prioritas perusahaan pada setiap kriteria dan KPI setiap kriteria.
CONTOH TESIS NO.10 PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PADA PT XYZ DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
Abstrak
PT XYZmerupakan salah satu perusahaan teknologi yang mengembangkan solusi teknologi yang terkait dengan bisnis. Dengan usia perusahaan yang masih tergolong muda, memaksa perusahaan memiliki strategi dalam meningkatkan performansi bersaingnya baik secara eksternal maupun internal. Untuk peningkatan performansi internal, diperlukan perbaikan kinerja perusahaan, dapat dilakukan dengan cara merancang manajemen kinerja. Salah satu proses dari manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja. Berdasarkan hasil observasi, saat ini perusahaan hanya melakukan pengukuran kinerja dari perspektif keuangan dan karyawan saja, dan pengukuran tersebut hanya dijadikan database saja oleh perusahaan, dan tidak dapat menjawab kebutuhan perusahaan dalam pencapaian visi misi perusahaan dengan kondisi tingkat persaingan yang semakin kuat. Oleh karena itu, diperlukannya pengukuran kinerja untuk meningkatkan performansi kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard.Untuk memperoleh usulan sistem pengukuran kinerja, diawali denganmerancang strategi berdasarkan analisis SWOT, mengelompokkan Critical Success Factorsdari sasaran strategi, menyusun Key Performance Indicatorsebagai indikator pengukuran, melakukan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 7 sasaran strategi, 13 CSF, dan 17 KPI. Bobot tertinggi terdapat pada perspektif pelanggan sebesar 36,41%, keuangan 24,13%, pertumbuhan dan pembelajaran 23,61%, dan internal proses bisnis 15,85%.
BAB I
PT XYZmelakukan pengukuran kinerja saat ini hanya untuk databasesaja. Tidak ada tindak lanjut evaluasi dari kedua aspek dan korelasi antar aspek tersebut dalam menentukan target di masa yang akan datang. Maka, pengukuran kinerja tidak dapat menjawab kebutuhan perusahaan dalam pencapaian visi misi perusahaan. Adanya perubahan pada lingkungan bisnis yang dinamis dan kondisi tingkat persaingan yang semakin kuat, maka diperlukan Sistem Pengukuran Kinerja perusahaan untuk menunjang manajemen kinerja.Pada usia perusahaan yang tergolong masih muda dibutuhkan Sistem Pengukuran Kinerja untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan di masa mendatang (Bititci, 1997).
Teknik Analisis
SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats yangterdapat dalam suatu proyek atau bisnis usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan. (Rangkuti, 2011).Analytical Hierarchy Process(AHP) merupakan suatu alat pengukuran kualitatif yang mengolah hal-hal yang bersifat kuantitatif.
Model Penelitian
Model ini mendukung manajemen kinerja terkait penilaian prioritas dari indikator-indikator kinerja. Langkah yang dilakukan dalam menggunakan AHP:
- Membuat matriks perbandingan berpasangan
- Melakukan normalisasi terhadap matriks awal
- Menghitung bobot relatif/prioritas
- Menghitung lamda max (?maks)
- Menguji konsistensi perhitungan
CONTOH TESIS NO.11 PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KEJELASAN PERAN, PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DAN KINERJA MANAJERIAL
Abstrak
Studi ini menguji pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Peran Kejelasan, Pemberdayaan Psikologis dan Kinerja Manajerial. Melanjutkan Penelitian Hall (2004), adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah manufaktur bisnis yang berlokasi di Jawa Tengah Indonesia. Penelitian ini merupakan uji empiris yang menggunakan random sampling teknik pengumpulan data. Data dikumpulkan menggunakan survei terhadap 82 manajer produksi dan pemasaran dari organisasi manufaktur di Jawa Tengah, Indonesia. Analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan program SmartPLS (Partial Least Square).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari enam hipotesis yang diajukan hanya dua hipotesis diterima. Hipotesis yang Diterima adalah hipotesis 1 (ada yang positif pengaruh antara Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial) dan hipotesis 3 (ada pengaruh positif antara Psychological Empowerment terhadap Kinerja Manajerial). Sedangkan hipotesis 2 (tidak ada pengaruh antara Sistem Pengukuran Kinerja untuk Pemberdayaan Psikologis), hipotesis 4 (ada tidak ada pengaruh antara Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kejelasan Peran), hipotesis 5 (tidak ada pengaruh antara Kejelasan Peran dengan Psikologis Pemberdayaan), dan hipotesis 6 (tidak ada pengaruh antara Kejelasan Peran terhadap Kinerja Manajerial) ditolak hipotesis.
BAB I
Pada umumnya pengukuran kinerja organisasi perusahaan hanya ditekankan pada sudut pandang keuangan, hal ini menghilangkan sudut pandang lain yaitu pengukuran kinerja non keuangan. Pengukuran kinerja non keuangan dipercaya bisa digunakan untuk melengkapi figur pengukuran kinerja keuangan jangka pendek dan sebagai indikator kinerja jangka panjang (Kaplan dan Norton, 1996). Sebagai contoh pengukuran kinerja non keuangan adalah survey kepuasan pelanggan, pengukuran market share, tingkat kehilangan persediaan dan survey kepuasan karyawan.
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan solfware SmartPLS. PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance). Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model.
CONTOH TESIS NO.12 Analisis Pengukuran Kinerja PerusahaanDengan Pendekatan Balance Scorecard
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja RRI Makassar dan PT. Radio Makassar Cipta Perdana (Delta FM) dengan pendekatan Balanced Scorecard Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan, seluruh klien dan seluruh karyawan RRI Makassar dan PT. Radio Makassar Cipta Perdana (Delta FM), sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi selama 4 (empat) tahun terakhir (2015-2018), 30 responden klien RRI Makassar dan PT. Radio Makassar Cipta Perdana (Delta FM) yang diambil secara tidak sengaja, serta 148 karyawan RRI Makassar dan 15 karyawan dari Delta FM Makassar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui perspektif keuangan nilai ROI yang diperoleh cukup baik dan nilai TATO cukup memadai. Sedangkan pada perspektif pelanggan yang menggunakan indeks kepuasan pelanggan, hasilnya menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Perspektif proses bisnis internal pada inovasi dikategorikan baik, demikian juga perhitungan EMR yang menunjukkan bahwa kinerja operasional dalam proses bisnis internal sudah efektif. Selanjutnya dari perspektif pembelajaran dan pengembangan menunjukkan bahwa nilai indeks kepuasan karyawan berada pada kategori puas
BAB I
Dalam dunia usaha perusahaanmemerlukan kinerja tinggi. Pada saat yang bersamaan pula, karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka kinerja, erat kaitannya dengan suatu pendapat bahwa untuk mengetahui hasil kinerja yang dicapai dalam suatu perusahaan maka hal pertama yang harus dilakukan pimpinan adalah melaksanakan penilaian kinerja. Secara umum istilah kinerja digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatukegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau targettarget tertentu yang hendak dicapai.
Teknik Analisis
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket dan wawancara.
CONTOH TESIS NO.13 PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP TOTAL QUALITY MANAGEMENTDANKINERJA MANAGERIALPADA MIC TRANSFORMER SURABAYA
Abstrak
Penelitian kausal ini bertujuan untuk memaparkanpengaruh sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap penerapan TQM dan kinerja manajerial pada MIC Transformer Surabaya. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan MIC Transformer berjumlah 56 orang, dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan penyebaran kuisioner. Teknik analisis yang digunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t sebagai uji hipotesis.Hasil pengujian menunjukkan sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh terhadap penerapan TQM dan kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pengukuran terhadap kinerja karyawan dan sistem reward yang diterapkan oleh perusahaan akan dapat meningkatkan TQM dan kinerja manajerial yang dihasilkan oleh perusahaan.Semakin besar perhatian perusahaanterhadap kebutuhan karyawannyamaka perusahaan tersebut akan mendapat timbal balik yang sesuai, yaitu produktivitas kerjayang maksimal.
BAB I
Beberapa penelitian mengenai hubungan antara sistem pengukuran kinerja dan sistem reward dengan TQM dan kinerja sudah dilakukan. Narsa dan Yuniawati (2003);Hidayat (2007),menemukan bahwa TQM, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial secara parsial, dan interaksi antara sistem rewarddengan TQM terhadap kinerja manajerial tidak signifikan. Pada penelitian Rahman dkk (2007) menunjukkan bahwa sistem pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.
Teknik Analisis
Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode sampelnon-probabilitas samplingdengan tipe purposive sampling(sampel bertujuan) atau disebut juga judgement sampling, yaitu pemilihan subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Silalahi, 2009).
CONTOH TESIS NO.14 ANALISIS SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN STUDI PADA PT.TRIDHARMA KENCANA
Abstrak
Analisis data dilakukan dengan reduksi data, menyajikan data, dan membuat simpulan.Sejak tahun 2016, sistem penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan mengunakan Key Performance Indicator (KPI), dimana proses penilaiannya dilakukan setiap 3 bulan sekali. KPI kemudian dikumpulkan selama satu tahun kemudian dibuat rata-rata atau rasionya. Aspek penilaian KPI yang dilakukan di PT. Tridharma Kencana meliputi beberapa aspek, yakni : (1) Value Acquisition Indicator, (2) General Performance Indicator, (3) Achievement Performance Indicator, (4) Personal Performance Indicator. Aspek-aspek ini kemudian diturunkan dalam indikator-indikator kinerja karyawan dengan kriteria SMART, yaitu specific, measurable, achievable, reasonable, time-based. Penilaian KPI di PT. Tridharma Kencana digunakan untuk mengukur kinerja orang per orang pada semua level dan gradejabatan. Selain itu juga digunakan untuk mengukur kinerja divisi, bagian dan departemen. Berdasarkan penelitian,KPI PT. Tridharma Kencana tahun 2016diketahui hasilnya cukup baik dan memuaskan.
BAB I
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam perusahaan harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya. Oleh sebab itu pengelolaan sumber daya manusia menjadi penting dalam kaitannya dengan pencapain visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai lebih optimal dan memberikan gambaran kepada semua pelaku perusahaan.
Teknik Analisis
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Creswell (2003) dilakukan melalui langkah-langkah : Langkah (1) mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah (2) Membaca keseluruhan data. Langkah (3) menganalisis lebih detail dengan meng-codingdata. Langkah (4) terapkan proses codinguntuk mendeskripsikan setting, orang-orang kategori-kategori dan tema-tema yang akan dianalisis. Langkah (5) tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi/laporan kualitatif.
CONTOH TESIS NO.15 PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PERUSAHAAN A)
Abstrak
Perusahaan A merupakan salah satu perusahaan konstruksi dengan kualifikasi golongan usaha kecil yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Perusahaan A memulai usahanya pada tahun 2005 dengan lingkup proyek terletak di sekitar Malang hingga Gresik. Akan tetapi pada tahun 2014, proyek yang ditangani Perusahaan A mulai mengalami penurunan yang disinyalir karena meningkatnya jumlah perusahaan konstruksi sejenis. Sedangkan keadaan ini tidak diimbangi dengan kesiapan strategi Perusahaan A, sehingga Perusahaan A kalah bersaing dengan perusahaan lain dan berakibat pada menurunnya jumlah proyek Perusahaan A. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Perusahaan A, maka penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi perusahaan pada pembangunan rumah tinggal yang sesuai dengan visi perusahaan. Perumusan strategi dimulai dengan analisa kondisi kekinian perusahaan menggunakan analisis SWOT. Selanjutnya analisa matriks TOWS dilakukan untuk menghasilkan strategi. Rumusan strategi tersebut kemudian dipetakan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard. Perancangan sistem pengukuran kinerja dan penyusunan indikatorindikator yang penting untuk melihat capaian tujuan-tujuan perusahaan disusun dalam Key Performance Indicators (KPI). Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Perusahaan A berada pada kuadran III dengan kata lain, kondisi internal Perusahaan A masih buruk dan belum bisa mengambil peluang eksternal yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut dirumuskan 12 sasaran strategis dimana 2 terpetakan pada perspektif keuangan, dua pada perspektif pelanggan, 5 pada perspektif internal bisnis, dan 3 pada perspektif learning & growth. Sementara itu, untuk pengukuran kinerja di peroleh 27 Key Performance Indicators (KPI) dan 34 inisiatif strategi.
BAB I
Perusahaan A merupakan salah satu perusahaan konstruksi dengan kualifikasi golongan usaha kecil yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Perusahaan A memulai usahanya pada tahun 2005 dengan lingkup proyek terletak di sekitar Malang hingga Gresik. Pada tahun 2013, Perusahaan A berhasil menyelesaikan 11 proyek dimana 5 proyek mengalami keterlambatan penyelesaian. Sedangkan pada tahun 2014, Perusahaan A menyelesaikan 8 proyek. Jumlah proyek yang dikerjakan pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan jumlah proyek yang diperoleh Perusahaan A dapat dimungkinkan merupakan akibat dari meningkatnya jumlah perusahaan konstruksi kecil di Jawa Timur. Melihat data pada Tabel 1.1, diperoleh informasi bahwa hampir 50% perusahaan konstruksi di Jawa Timur didominasi oleh perusahaan konstruksi usaha kecil. Namun, jumlah perusahaan konstruksi usaha kecil di Malang masih sedikit apabila dibandingkan dengan total perusahaan konstruksi yang ada di Malang. Mengacu, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah perusahaan konstruksi kecil di Malang sebesar 87 perusahaan pada tahun 2014. Sedangkan keadaan ini tidak diimbangi dengan kesiapan strategi Perusahaan A, sehingga Perusahaan A kalah bersaing dengan perusahaan lain dan berakibat pada menurunnya jumlah proyek Perusahaan A.
Teknik Analisis
Analisis SWOT dapat digunakan untuk merumuskan strategi perusahaan dengan membandingkan faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).
Leave a Reply