HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Pembahasan Lengkap Teori Analisis sistem pengukuran kinerja menurut Para Ahli dan Contoh Tesis sistem pengukuran kinerja

Gambar Umum Sistem Pengukuran Kinerja

Pengertian Kinerja

Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan, usaha, dan kesempatan personel, tim, atau unit organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian strategik yang menjadi basis pengukuran kinerja perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut. Sasaran strategik beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yang dijadikan basis penilaian kinerja. Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap aktivitas dari berbagai rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.

Pengukuran Kinerja Perusahaan

Dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan, terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan, antara lain yaitu pengukuran kinerja (performance measurement), ukuran kinerja (performance measure), metrik kinerja (performance metric). Istilahistilah tersebut seringkali digunakan secara bergantian, namun demikian untuk menghindarkan kerancuan pemahaman diantara istilah-istilah tersebut, maka perlu diberikan penjelasan mengenai masing-masing perbedaannya.

 

Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai proses pengkuantifikasian efisiensi dan efektivitas dari tindakan yang lalu. Ukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai sebuah parameter yang digunakan untuk mengkuantifikasi efisiensi dan/atau efektivitas dari tindakan yang lalu. Metrik kinerja adalah definisi dari cakupan, isi dan bagian-bagian komponen dari sebuah ukuran kinerja yang berbasis luas (Neely, 2002: xiv).

TUGAS. & FUNGSI. PROSES. INTI. TARGET. TUGAS. & FUNGSI. SUB. PROSES. SUB. PROSES. TARGET. TUGAS. & FUNGSI. AKTIVITAS. AKTIVITAS. TARGET.

Manfaat Pengukuran Kinerja

Ada beberapa hal yang membuat pengukuran kinerja itu penting. Dalam www.aliciakomputer.wordpress.com/2000 manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut :

  • Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
  • Memotivasi para pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
  • Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upayaupaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
  • Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
  • Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.

Teori-teori dari gambar model teori Sistem Pengukuran Kinerja

Syarat-syarat Pengukuran Kinerja yang Berkualitas

Veithzal Rivai, et al., (2008: 19-24) mengungkapkan beberapa syarat sebuah pengukuran kinerja perusahaan dikatakan berkualitas, yaitu:

  • Input (potensi)

“Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program, dan aktivitas” (Mardiasmo, 2009: 5). Input yang dimaksud sebagai syarat pengukuran kinerja yang berkualitas tersebut diperoleh dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut.

  1. Who?

Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui siapa sajakah pihak yang harus dinilai dan siapakah pula pihak yang akan melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan tersebut.

  1. What?

Pertanyaan ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan objek atau materi yang dinilai, antar lain meliputi hasil kerja, kemampuan sikap, motivasi kerja. Selain itu, pertanyaan ini juga mencakup dimensi waktu yang menunjukkan kinerja yang dicapai pada saat ini (current performance), dan potensi yang dapat dikembangkan pada waktu yang akan datang.

  1. Why?

Pertanyaan ini untuk menjelaskan mengenai tujuan dari pengukuran kinerja itu sendiri, yang meliputi empat hal berikut. (1) memelihara potensi kerja; (2) menentukan kebutuhan pelatihan; (3) dasar untuk pengembangan karir; (4) dasar untuk promosi jabatan.

  1. When?

Pertanyaan ini merujuk pada waktu pelaksanaan pengukuran kinerja itu sendiri. Waktu pengukuran kinerja ini bisa dilakukan secara periodik seperti setiap bulan, triwulan, atau setiap tahun, bisa juga dilakukan secara terus menerus pada setiap hari kerja.

  1. Where?

Pertanyaan ini merujuk pada di manakah akan dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja pada dasarnya dapat dilakukan di tempat kerja atau perusahaan itu sendiri, bisa pula di luar perusahaan, yaitu melalui konsultan.

  1. How?

Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui metode apa yang dipilih perusahaan untuk melakukan pengukuran kinerja.

  • Process (pelaksanaan)

Dalam fase pelaksanaan ini perlu dilakukan konsultasi dengan sebanyak mungkin individu dan kelompok untuk menjamin seluruh aspek dari pengukuran telah terhubung sehingga dapat berjalan dengan baik. Proses ini dapat dilakukan dengan melakukan briefing (penjelasan singkat) ataupun dengan pelatihan.

  • Output (hasil)

“Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan” (Mardiasmo, 2009: 5). Agar pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan berkualitas, maka syarat selanjutnya yang harus dipenuhi adalah mengenai output dari pengukuran kinerja itu sendiri, antara lain yaitu kejelasan hasil penilaian dan keberhasilan pengukuran kinerja sebagai peningkat kualitas kinerja.

Unsur-unsur Kunci dalam Pengukuran Kinerja

Veithzal Rivai, et al., (2008: 24-30) mendeskripsikan beberapa unsur kunci dalam pengukuran kinerja perusahaan sebagai berikut.

  • Pendefinisian misi, penetapan tujuan dan sasaran-sasaran perusahaan.

Ketiga hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, karena penetapan tujuan merupakan pengembangan dari pernyataan misi yang berisi kebijakan jangka panjang dan jangka pendek yang akan dilakukan dalam upaya mencapai suatu sasaran tertentu.

  • Penetapan rencana strategis dan kebijakan operasional perusahaan. Perencanaan strategis membantu pengambilan keputusan untuk memilih secara rasional di antara berbagai kemungkinan, sumber daya yang harus dialokasikan, sejalan dengan tujuan dan sasaran, serta hasil yang diharapkan dari perusahaan bersangkutan. Di sisi lain, penetapan kebijakan operasional merupakan bagian dari penetapan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.
  • Penetapan dan pengembangan indikator-indikator kinerja. Indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur. Indikator kinerja ini disusun sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan dan harus dapat menggambarkan tingkat keberhasilan pencapaiannya.

Langkah-langkah Pengukuran Kinerja

Moeheriono (2012: 27-28) menjelaskan mengenai beberapa tahap dalam pengukuran kinerja perusahaan, yaitu:

  • Mendesain

Proses mendesain meliputi beberapa aktivitas, antara lain seperti menentukan model apa yang dipilih termasuk kerangka kinerjanya sampai penentuan indikator kinerja utama. Indikator tersebut harus dalam bentuk metrik yang dapat diukur dan dapat merepresentasikan tujuan strategis dari organisasi.

  • Mengukur

Indikator-indikator yang telah ditentukan dalam tahap desain kemudian diterapkan untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan data-data aktual perusahaan.

  • Mengevaluasi

Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan.

  • Menindaklanjuti

Hasil yang diperoleh pada tahap evaluasi kemudian ditindaklanjuti dengan menentukan indikator-indikator mana saja yang menunjukkan kinerja yang sudah baik dan indikator-indikator mana saja yang masih menunjukkan kinerja yang buruk.

  • Mengevaluasi kembali

Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi kembali apakah sistem pengukuran kinerja yang telah disusun dan diterapkan tersebut telah sesuai atau belum dengan kebutuhan perusahaan. Sistem tersebut juga dievaluasi kembali apakah sudah dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya atau belum.

Contoh Tesis yang membahas tentang Sistem Pengukuran Kinerja

Contoh Tesis 1 : Sistem Pengukuran Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Bank Papua)

Keadaan lingkungan bisnis yang bergejolak membuat organisasi menjadi semakin inovatif dalam melakukan pembaharuan strategi dalam memenangkan pilihan customer. Hal ini berbeda dengan situasi yang dihadapi oleh organisasi yang berada pada sektor publik. Dimana organisasi yang berada dalam sektor publik, tujuan utamanya bukan untuk mencari keutungan secara organisasi melainkan memberikan pelayanan publik yang baik bagi customernya, sesuai dengan lingkup organisasi yang dilakukan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu strategi yang menjadi perhatian penting pada organisasi-organisasi bisnis juga mulai menjadi perhatian khusus pada organisasi sektor publik. Penelitian ini meneliti tentang bagaimana pengukuran kinerja dilakukan organisasi sektor publik dan menguji keberadaan teori intitusional isopormisme terhadap pengukuran kinerja organisasi pada Bank Pemerintah Daerah, khususnya PT Bank Papua. Penelitian ini menggunakan mix method yang menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square dan dikombinasikan dengan hasil wawancara. Penelitian ini dilakukan pada kantor pusat PT. Bank Papua dan yang menjadi responden adalah para manajer level strategik dan manajerial. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa, pelaksanaan pengukuran kinerja pada PT Bank Papua mengadopsi pengukuran kinerja Balanced scorecard untuk mendapatkan keakuratan pengukuran. Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat institusional isopormisme pada pelaksanaan pengukuran kinerja pada PT, Bank Papua, khususnya mimmetic isopomisme.

Contoh Tesis 2 : Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja PT. Samudera Indonesia Ship Management Dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard

  1. Samudera Indonesia Ship Management bergerak dalam pengelolaan kapal-kapal yang dimiliki oleh Samudera Indonesia Group. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, sangat penting bagi perusahaan untuk mengukur kinerja tidak hanya berdasarkan pendekatan keuangan namun juga menggunakan pendekatanpendekatan lain agar dapat bersaing dengan kompetitor. Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, yang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Pada karya akhir ini diusulkan penggunaan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam Balanced Scorecard ditentukan sasaran stratejik, dan pengukuran stratejik yang hendak dicapai oleh PT Samudera Indonesia Ship Management.

 

Contoh Tesis 3 : Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial ( Studi kasus pada PT BCA Tbk kanwil II Semarang )

Program SMART BCA adalah program yang bertujuan untuk melakukan perbaikan disegala bidang, perbaikan tersebut antara lain membuat sistem pengukuran kinerja baru yang diberi nama Performance Manajemen bagi para manajer agar kualitas kinerjanya dapat lebih terukur, dan membuat sistem penghargaan baru untuk para manajer yang didasarkan pada hasil penilaian, tujuannya adalah menuju kesempurnaan pelayanan. Penulis tertarik untuk melihat pengaruh kepuasan manajer terhadap sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan yang tercipta seiring program SMART BCA terhadap kinerja manajerial khususnya yang ada di BCA kanwil II Semarang.

 

Peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik sensus, sehingga seluruh populasinya digunakan, penulis mengirim kuisioner kepada 50 manajer PT BCA kanwil II Semarang, dari manajer tingkat bawah sampai tingkat atas. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuisioner dan wawancara. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linear berganda.

 

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa semakin puas manajer terhadap sistem pengukuran kinerja maka semakin baik pula kinerja manajerial dan semakin puas manajer terhadap sistem penghargaan maka semakin baik pula kinerja manajerial.

Contoh Tesis 4 : Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced Scorecard

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengukuran kinerja PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang jika diukur dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dapat diketahui bahwa hubungan sebab akibat antara faktor pendukung kinerja dengan hasil yang dicapai pada setiap perspektif. Sehingga PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, dan dapat meningkatkan laba yang lebih baik. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden baik karyawan maupun nasabah PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan PT Bank Jateng Cabang Utama Semarang periode tahun 2005-2009. Sampel yang diambil masing–masing berjumlah 100 responden. Analisis dan interpretasi data dilakukan melalui data kualitatif.

Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa perspektif keuangan yaitu NPL (Non Performing Loan), Profit Margin, dan BOPO (Rasio Efisiensi) berdasarkan rata–rata Scorecard dikategorikan baik. Sedangkan ROA (Return On Asset) dikategorikan cukup baik dan LDR (Loan to Deposit Rati) dikatakan buruk. Perspektif pelanggan menunjukkan bahwa Market Share dan profitabilitas konsumen mengalami penurunan yang dikategorikan buruk, namun tingkat kepuasan nasabah dikategorikan cukup puas. Perspektif proses bisnis internal menunjukkan bahwa tingkat inovasi perusahaan tidak mengalami peningkatan / tidak terdapat penambahan unit kerja, rasio AETR dikategorikan buruk sehingga belum menunjukkan peningkatan efisiensi, efektivitas serta ketepatan proses transaksi yang dilakukannya.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan bahwa produktivitas karyawan mengalami penurunan dikategorikan buruk, tingkat pelatihan karyawan mengalami peningkatan dikategorikan baik, sedangkan tingkat kepuasan karyawan dikategorikan baik/puas.

Contoh Tesis 5 : Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengukuran Kinerja dan Rerangka Perencanaan Strategik (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk)

Sistem pengukuran kinerja merupakan sesuatu yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Selain dapat digunakan untuk menilai keberhasilan dari perusahaan tersebut, juga dapat digunakan untuk menyusun strategi yang tepat bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan tolok ukur finansial saat ini dirasakan tidaklah cukup karena hanya dapat mengukur kinerja masa lampau saja. Yang dibutuhkan oleh manajemen adalah suatu alat ukur yang dapat menuntun dan mengevaluasi strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Selain itu, tolok ukur finansial juga tidak dapat mengukur aset-aset perusahaan yang intangible yang diperlukan untuk pencapaian visi dan misi perusahaan. Konsep Balanced Scorecard menggabungkan penggunaan tolok ukur finansial dan non-finansial, baik sebagai outcome measures, maupun sebagai performance drivers dari sasaran strategik yang digunakan perusahaan. Konsep Balanced Scorecard juga menggambarkan hubungan sebab-akibat dari keempat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM). Dari penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan: kinerja perusahaan di perspektif finansial dapat dikatakan baik dengan adanya peningkatan rasio yang diukur; kinerja di perspektif pelanggan dapat dikatakan baik dengan adanya penambahan pelanggan baru, pangsa pasar, dan pelanggan yang tepuaskan; kinerja di perspektif proses bisnis internal dapat dikatakan baik dengan pelaksanaan inovasi oleh perusahaan, peningkatan proses operasi, dan proses layanan purna jual oleh perusahaan; dan kinerja di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikatakan baik dengan adanya peningkatan produktivitas SDM dan peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan.

 

Contoh Tesis 6 : Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Karyawan: Tantangan Pekerjaan Sebagai Variabel Mediasi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja karyawan melalui tantangan pekerjaan. Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan dengan meneliti 57 responden di sektor perbankan yang terindeks LQ45 yang berlokasi di Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SmartPLS, peneliti menemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan secara tidak langsung melalui tantangan pekerjaan. Dengan kata lain, terdapat pengaruh positif antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja karyawan yang dimediasi penuh oleh tantangan pekerjaan. Penelitian ini memberikan kontribusi yaitu dalam aspek pengembangan literatur akuntansi manajemen khususnya pada penggunaan sistem pengukuran kinerja.

 

Contoh Tesis 7 : Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja

Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yang tujuan utamanya bukan untuk mencari keuntungan, tetapi lebih kepada jasa konsumen. Selama ini dalam menilai kinerjanya, Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo hanya berfokus pada efisiensi pengelolaan dana yaitu dengan mengevaluasi anggaran pendapatan dan biaya apakah sudah dapat dibandingkan dengan realisasinya atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja rumah sakit apabila menggunakan Balanced Scorecard. Dengan menggunakan Balanced Scorecard diharapkan rumah sakit dapat mengembangkan aspek keuangan dan non keuangan dalam melakukan penilaian kinerja, sehingga nantinya diharapkan bahwa rumah sakit mampu menjadi institusi yang dapat memberikan kepuasan kepada para konsumen, karyawan yang berkomitmen tinggi dan kemudian akan menghasilkan surplus yang memadai.

Penelitian dilakukan dengan mengambil data selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2007-2009, menggunakan analisis komparatif dimana peneliti melakukan evaluasi kinerja rumah sakit antar periode kemudian membandingkan dengan target yang sebelumnya telah ditetapkan dan kemudian diberi skor sesuai dengan kriteria. Data diperoleh melalui studi pustaka, data sekunder Rumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. pengukuran kinerja keuangan dilihat dari pencapaian pendapatan dan perubahan biaya, perspektif pelanggan dilihat dari akuisisi pelanggan, retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, perspektif proses Bisnis Internal menggunakan jumlah penanganan keluhan, peningkatan pendapatan, Respons Times. Sedangkan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilihat dari retensi karyawan dan pelatihan karyawan.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa variasi pencapaian hasil. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran masih dianggap kurang , sedangkan untuk 3 perspektif lainnya dianggap sudah cukup baik. Maka, Balanced Scorecard cocok untuk diterapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang karena Balanced Scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan menyeluruh dibandingkan dengan sistem tradisional yang masih digunakan sampai saat ini.

 

Contoh Tesis 8 : Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, Penerapan Total Quality Management dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Socfindo Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, penerapan total quality management, dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial baik secara parsial maupun simultan pada PT. Socfindo Medan.

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal. Penelitian ini dilakukan di PT. Socfindo Medan dengan waktu penelitian selama satu bulan dan menggunakan skala likert. Populasi penelitian iniadalah staff PT. Socfindo Medan sebanyak 61 responden dan sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga jumlah sampel sebanyak 41 responden. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui observasi dan penyebaran kuesioner kepada staff. Teknik analisis data menggunakan uji kualitas data, analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik serta uji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel sistem pengukuran kinerja, total quality management dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan variabel sistem penghargaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Secara simultan baik variabel sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan, total quality management dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT. Socfindo Medan.

 

Contoh Tesis 9 : Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Reward Terhadap Kinerja Manajerial

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial, serta 2) Pengaruh sistem reward terhadap kinerja manajerial. Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan BUMN yang ada di Kota Padang. Pemilihan sampel dengan metode total sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data adalah teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada masingmasing perusahaan BUMN. Analisis data dengan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Sistem pengukuran kinerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial dengan nilai signifikansi 0,007 < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,780 > 1,665 serta ? positif yang berarti H1 diterima. 2) Sistem reward berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan t hitung > t tabel yaitu 3,724 > 1,665 serta ? positif yang berarti H2 diterima. Saran untuk penelitian ini adalah: 1) Penelitian ini masih terbatas pada sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variabel penelitian yang berpengaruh kuat terhadap kinerja manajerial di perusahaan-perusahaan BUMN. Selain itu akan lebih baik jika penelitian selanjutnya dilengkapi dengan wawancara ataupun pernyataan tertulis sehingga dapat menggali semua hal yang menjadi tujuan penelitian. 2) Sebaiknya perusahaan-perusahaan BUMN selalu memperhatikan pengembangan serta pelaksanaan sistem-sistem yang diterapkan dalam perusahaan termasuk sistem pengukuran kinerja dan sistem reward dalam rangka meningkatkan kinerja manajerial perusahaanperusahaan tersebut.

Contoh Tesis 10 : Pengukuran Kinerja Sektor Publik Ditinjau dari Perspektif Balanced Scorecard (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Barru)

Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Barru merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yang tujuan utamanya bukan untuk mencari keuntungan, tetapi lebih kepada memberi pelayanan kesehatan publik. Selama ini dalam menilai kinerjanya, Rumah Sakit Umum Daerah Kab.Barru hanya berfokus pada kinerja keuangan saja. Sehubungan dengan itu, diperlukan sistem penilaian kinerja yang menggambarkan kondisi kinerja perusahaansecara menyeluruh. Balanced Scorecard adalah salah satu alternatif pengukuran kinerja yang bertujuan menggabungkan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Terdapat empat aspek yang diukur dalam Balanced Scorecard (BSC) yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

 

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Etnografi. Adapu tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Interpretatif yaitu menginterpretasi yang terjadi dilapangan dengan menganalisis realita sosial dan menafsirkan suatu peristiwa.

 

Dari hasil penelitian dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa variasi pencapaian hasil. Perspektif keuangan masih dianggap kurang, sedangkan untuk tiga perspektif lainnya dianggap sudah cukup baik. Maka Balanced Scorecard cocok untuk diterapkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kab.barru karena Balanced Scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan menyeluruh dibandingkan dengan sistem tradisional yang masih digunakan sampai saat ini.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?