Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor ekonomi makro meliputi inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, juga untuk menguji pengaruh fundamental perusahaan meliputi return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2014. Data penelitian ini berasal dari Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 104 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda dengan hasil. inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap return saham, tingkat suku bunga, nilai tukar dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, return on asset (ROA) berpengaruh negative tidak signifikan terhadap return saham dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham.
BAB I
Pasar modal dapat diartikan sebagai sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Dari sudut pandang ekonomi pasar modal mempunyai fungsi sebagai mobi litas dana jangka panjang bagi pemerintah, hal ini karena melalui pasar modal pemerintah bisa mengalokasikan dana kepada masyarakat me lalui sektor-sektor yang potensial dan mengun tungkan. Menurut Tandelilin (2010) kegiatan investasi merupakan kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode ter tentu dengan harapan dapat memperoleh pen dapatan/keuntungan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk me maksimalkan hasil (return) di masa mendatang.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda dengan hasil. inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap return saham, tingkat suku bunga, nilai tukar dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, return on asset (ROA) berpengaruh negative tidak signifikan terhadap return saham dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham
CONTOH TESIS NO.2 PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ekonomi makro: suku bunga, nilai tukar, net ekspor, harga emas dunia dan harga minyak dunia terhadap indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2003-2012. Secara parsial, suku bunga dan net ekspor berpengaruh negatif tidak signifikan, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan, serta harga emas dunia dan harga minyak dunia berpengaruh positif signifikan pada IHSG.
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ekonomi makro: suku bunga, nilai tukar, net ekspor, harga emas dunia dan harga minyak dunia terhadap indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda
CONTOH TESIS NO.3 Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ekonomi makro: suku bunga, nilai tukar, net ekspor, harga emas dunia dan harga minyak dunia terhadap indeks harga saham gabungan pada Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisisregresi linier berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel ekonomi makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2003-2012. Secara parsial, suku bunga dan net ekspor berpengaruh negatif tidak signifikan, nilai tukar berpengaruh negatif signifikan, serta harga emas dunia dan harga minyak dunia berpengaruh positif signifikan pada IHSG.
BAB I
Dalam beberapa tahun terakhir, indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia cenderung meningkat. Mulai dari 388,44 pada Januari 2003 hingga 4316,69 pada Desember 2012. Namun terjadi penurunan di pasar modal pada Oktober 2008 yang secara langsung berdampak pada perekonomian Indonesia, walaupun kondisi perbankan relatif kuat dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6% , serta utang yang relatif kecil (26,6% dari GDP), tetapi hal tersebut tetap mempengaruhi IHSG yang ada di Indonesia.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik analisisregresi linier berganda.
CONTOH TESIS NO.4 PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), dan Nilai Tukar Rupiah (X3) dan variabel dependen adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Y). Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian explanatory research, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengambil seluruh data time series meliputi Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2013 sampai tahun 2017. Jumlah sampel penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh yaitu diperoleh sebanyak 60 sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 23.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,357% yang berarti variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 35,7% dan sisanya yaitu 64,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Hasil Uji F menunjukkan bahwa variabel independen inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil Uji t menunjukkan bahwa variabel inflasi secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), variabel suku bunga dan nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), dan Nilai Tukar Rupiah (X3) dan variabel dependen adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Y). Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian explanatory research, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengambil seluruh data time series meliputi Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2013 sampai tahun 2017. Jumlah sampel penelitian dengan menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh yaitu diperoleh sebanyak 60 sampel.
Teknik Analisis
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 23.0.
CONTOH TESIS NO.5 ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI DAN PERTUMBUHAN GDP TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGAMATAN TAHUN 2000-2008 )
Abstrak
Tidak stabilnya situasi moneter yang tercermin dari nilai tukar rupiah, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP mengakibatkan kekacauan dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukkan eratnya pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan terhadap indeks harga saham sektor properti selama periode tahun 2000-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda. Data diperoleh dari Monthly Statictic, Indonesia Stock Exchange, Indikator ekonomi dari Badan Pusat Statistik, Laporan bulanan Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan data dikumpulkan dengan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti, sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara parsial.
BAB I
Tidak stabilnya situasi moneter yang tercermin dari nilai tukar rupiah, suku bunga, inflasi dan pertumbuhan GDP mengakibatkan kekacauan dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukkan eratnya pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji mengenai pengaruh indikator ekonomi makro, tingkat inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan terhadap indeks harga saham sektor properti selama periode tahun 2000-2008.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier berganda.
CONTOH TESIS NO.6 ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA, LAJU INFLASI DAN PERTUMBUHAN GDP TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTI (KAJIAN EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGAMATAN TAHUN 2000-2008 )
Abstrak
Ketidakstabilan situasi moneter yang tercermin dari nilai mata uang, suku bunga, tingkat inflasi dan pertumbuhan GDP mempengaruhi kekacauan ekonomi Kasus di atas menunjukkan bahwa ekonomi makro sangat erat kaitannya dengan indeks harga saham di pasar saham. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi indeks harga saham sektor properti. Penelitian ini menguji pengaruh nilai tukar mata uang, suku bunga, tingkat inflasi dan pertumbuhan PDB dalam indeks harga saham properti selama periode 2000-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda analisis. Data historis diambil dari Keuangan Indonesia Statistik, Bursa Efek Indonesia, Statictic Center Beaurau, Bank Indonesia laporan bulanan dan Direktori Pasar Modal Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang dan tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan pengaruh terhadap indeks harga saham properti. Sedangkan suku bunga dan PDB Pertumbuhan mempengaruhi indeks harga saham properti ketika diuji secara parsial.
BAB I
Pengaruh lain krisis finansial global terhadap ekonomi makro adalah dari sisi tingkat suku bunga. Dengan naik turunnya kurs dollar, suku bunga akan naik karena Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat. Kedua, gabungan antara pengaruh kurs dollar tinggi dan suku bunga yang tinggi akan berdampak pada sektor investasi dan sektor riil, dimana investasi di sektor riil seperti properti dan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam hitungan semesteran akan sangat terganggu. Pengaruhnya pada investasi di pasar modal, krisis global ini akan membuat orang tidak lagi memilih pasar modal sebagai tempat yang menarik untuk berinvestasi karena kondisi makro yang kurang mendukung (Adiwarman, 2008)
Teknik Analisis
Analisis teknikal (technical analysis) lebih dipengaruhi oleh pergerakan historis indeks harga saham melalui sinyal yang diisyaratkan indikator ekonomi makro (Harjun Muharam, 2002). Pengguna analisis teknikal berkeyakinan bahwa segala sesuatu seperti rasa optimis, pesimis dan cemas telah terefleksi dalam indeks harga saham. Kadang investor bertransaksi atas dasar keyakinannya (feeling) sehingga banyak pengguna jasa analisis teknikal berrnain dengan pola cepat (hit and run). Fenomena pergerakan indikator ekonomi makro menarik dianalisis sebagai variabel pembeda antara kenaikan dan penurunan indeks harga saham sebagai aktivitas perdagangan saham.
CONTOH TESIS NO.7 PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI, HARGA EMAS DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan. Pergerakan indeks harga saham gabungan penting bagi investor karena merupakan cerminan dari kondisi pasar pada saat itu. Penelitian ini memfokuskan pada variabel makro ekonomi, harga emas dan harga minyak dunia. Variabel makro ekonomi yang digunakan adalah tingkat bunga, jumlah uang beredar, PDB, dan nilai kurs. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Situs yang digunakan dalam penelitian ini adalah www.bi.go.id, www.kemendag.go.id, www.bps.go.id, www.lbma.org.uk, www.eia.gov, dan www.finance.yahoo.com. Penelitian ini dilakukan terhadap indeks harga saham gabungan pada BEI selama tahun 2009-2013 berjumlah 60 data. Penelitian ini menggunakan sensus sampling. Dalam penelitian ini terjadi masalah multikolinearitas, sehingga peneliti harus menghilangkan dua variabel dengan nilai VIF tertinggi, yaitu Jumlah Uang Beredar dan PDB. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukkan tingkat bunga, nilai kurs, harga emas dan harga minyak berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Tingkat bunga, nilai kurs, dan harga minyak dunia berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan harga emas dunia berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Tingkat bunga berpengaruh dominan terhadap indeks harga saham gabungan. Koefisien determinasi dalam penelitian ini sebesar 66,6%.
BAB I
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan. Pergerakan indeks harga saham gabungan penting bagi investor karena merupakan cerminan dari kondisi pasar pada saat itu. Penelitian ini memfokuskan pada variabel makro ekonomi, harga emas dan harga minyak dunia. Variabel makro ekonomi yang digunakan adalah tingkat bunga, jumlah uang beredar, PDB, dan nilai kurs. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Situs yang digunakan dalam penelitian ini adalah www.bi.go.id, www.kemendag.go.id, www.bps.go.id, www.lbma.org.uk, www.eia.gov, dan www.finance.yahoo.com. Penelitian ini dilakukan terhadap indeks harga saham gabungan pada BEI selama tahun 2009-2013 berjumlah 60 data.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan sensus sampling. Dalam penelitian ini terjadi masalah multikolinearitas, sehingga peneliti harus menghilangkan dua variabel dengan nilai VIF tertinggi, yaitu Jumlah Uang Beredar dan PDB.
CONTOH TESIS NO.8 PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERCATAT PADA INDEKS LQ-45 BURSA EFEK INDONESIA
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh Kebijakan Dividen yang diproksikan terhadap Dividend Payout Ratio dengan Nilai Perusahaan yang diproksikan terhadap Price Book Value. Penelitian ini menggunakan sampel 22 perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Data diuji dengan menggunakan SPSS, dengan melakukan pengujian Asumsi Klasik dan pengujian Hipotesis dengan menggunakan Metode Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Pengaruh kedua variabel bersifat positif, dimana setiap kenaikan nilai Kebijakan Dividen juga turut mengakibatkan kenaikan Nilai Perusahaan. Hal ini berarti bahwa hipotesis alternatif diterima sesuai dengan hasil uji hipotesis yang telah dihasilkan. Variabel Kebijakan Dividen juga dapat menjelaskan variabel Nilai Perusahaan secara individu.
BAB I
Perusahaan harus menentukan besarnya dividen yang dibagikan, karena penurunan maupun peningkatan jumlah dividen yang dibayarkan seringkali menjadi signal bagi pihak investor mengenai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Secara tidak langsung para investor dapat memperkirakan Nilai Perusahaan yang akan ditanami modal (dibeli sahamnya) melalui kebijakan dividen yang ditetapkan perusahaan bersangkutan.
Teknik Analisis
Metode Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
CONTOH TESIS NO.9 ANALISIS PENGARUHHARGA SAHAM PERDANA TERHADAP ABNORMAL RETURN YANG DITERIMA INVESTOR STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA
Abstrak
Dalam penelitian ini menggunakan desain empiris, tujuannya adalah untuk menentukan bagaimana pengaruh penawaran umum perdana terhadap return normal yang diperoleh investor di Bursa Efek pada masa publik pada periode 2008-2010. Penelitian ini adalah populasi seluruh saham perusahaan yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling berdasarkan metode pengambilan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel sebanyak 26. Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa penawaran umum awal dan efek positif yang signifikan terhadap pengembalian normal yang diperoleh investor di Bursa Efek, yang dapat dilihat dari hipotesis alternatif diterima. Artinya rata-rata return normal yang diperoleh investor di BEI untuk enam minggu pertama dari perusahaan yang go public sebanyak 26 perusahaan akan lebih besar dari0 (nol) atau positif. Secara keseluruhan rata-rata pengembalian normal yang diperoleh investor adalah positif, sehingga rata-rata harga IPO 26 perusahaan yang dipublikasikan pada tahun 2008 hingga 2010 dianggap rendah (undervalued) atau jika tingkat pengembalian lebih tinggi dari yang diharapkan.
BAB I
Dalam proses go publicsebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder terlebih dahulu saham perusahaan dijual di pasar perdana (primary market) yang biasa disebut IPO (Initial Public Offering). Pada saat IPO, umumnya akan ditemukan abnormal return yang positif bagi investor setelah saham-saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (Husnan:1996).Dalam Setianingrum dan Suwito (2008 : 84))keadaan ini menunjukkan bahwa harga saham pada saat IPO relatif lebih murah, sehingga para investor akan memperoleh keuntungan yang relatifbesar. Harga saham yang dijual di pasar perdana (saat IPO) telah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan).
Teknik Analisis
Penelitian ini adalah populasi seluruh saham perusahaan yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling berdasarkan metode pengambilan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel sebanyak 26.
CONTOH TESIS NO.10 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DI SEKTOR PERTANIAN PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2013
Abstrak
Tujuan perusahaan diantaranya untuk memaksimalkan kekayaan pemilik. Bagi perusahaan yang telah go public, kekayaan pemilik tercermin dari nilai pasar saham. Semakin tinggi nilai pasar saham maka akan semakin tinggi kekayaan pemilik. Nilai perusahaan pada sektor pertanian mengalami tren penurunan selama tahun 2010-2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal, profitabilitas dan resiko perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 8 perusahaan diperoleh melalui metode jugmental sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda model 1 dan analisis regresi berganda model 2 yang sebelumnya di uji dengan asumsi klasik serta pengukuran nilai perusahaan dengan beberapa alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Struktur modal, proitabilitas dan resiko perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan Secara parsial struktur modal dan resiko perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dimasukkannya variabel kontrol ukuran perusahaan, pengaruh struktur modal dan profitablitas terhadap nilai perusahaan meningkat meskipun tidak signifikan. Manajemen tidak perlu melakukan penambahan hutang karena tidak berpengaruh pada nillai perusahaan. Profitabilitas harus di perhatikan karena dapat mengundang signal positif bagi investor yang berdampak pada nilai perusahaan.
BAB I
Tujuan perusahaan diantaranya untuk memaksimalkan kekayaan pemilik. Bagi perusahaan yang telah go public, kekayaan pemilik tercermin dari nilai pasar saham. Semakin tinggi nilai pasar saham maka akan semakin tinggi kekayaan pemilik. Nilai perusahaan pada sektor pertanian mengalami tren penurunan selama tahun 2010-2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal, profitabilitas dan resiko perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 8 perusahaan diperoleh melalui metode jugmental sampling.
Teknik Analisis
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda model 1 dan analisis regresi berganda model 2 yang sebelumnya di uji dengan asumsi klasik serta pengukuran nilai perusahaan dengan beberapa alat ukur.
CONTOH TESIS NO.11 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Abstrak
Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham makin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang secara berturut-turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda dan moderated regression analysis, dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan,3) leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan,5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, 6) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
BAB I
Penggunaan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan biasanya analis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk dasar pertimbangan dalam keputusan investasi
Teknik Analisis
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang secara berturut-turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda dan moderated regression analysis, dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
CONTOH TESIS NO.12 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DAN NILAI SAHAM TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR, KEUANGAN DAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan nilai saham terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur, keuangan, dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini digolongkon sebagai penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur, keuangan, dan pertambangan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 106 perusahaan. Data yang diperlukan diperoleh dari situs resmi publikasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada ICMD dan laporan keuangan dari tahun 2006-2011 dan http://www.idx.co.id. Teknis analisis data dengan menggunakan regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil penelitian membuktikan bahwa: (1) Semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (2) Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (3) Semakin tinggi tingkat financial leverage perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (4) Semakin rendah nilai saham perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. Saran Penelitian, (1) Bagi investor, diharapkan dapat lebih berhati-hati mem-peroleh informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan sehubungan dengan adanya praktik perataan laba pada perusahaan yang sudah go publik di Indonesia. (2) Bagi perusahaan, sebaiknya meningkatkan kinerja untuk mengelola perusahaan dengan lebih efektif dan efisien tanpa melakukan praktik perataan laba. (3) Bagi peneliti selanjutnya, agar menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak dan menambah variabel-variabel lain dalam penelitian ini serta menggunakan indeks selain indeks Eckel (1981).
BAB I
Laporan keuangan merupakan sumber informasi atas kondisi keuangan suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan (Kasmir, 2011:6). Laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna laporan keuangan, yakni mengenai likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan lain-lain. Hal utama yang sangat diperhatikan pengguna laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang sangat penting.
Teknik Analisis
Jenis penelitian ini digolongkon sebagai penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur, keuangan, dan pertambangan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 106 perusahaan.
CONTOH TESIS NO.13 KEPUTUSAN INVESTASI DAN FINANCIAL CONSTRAINTS:STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat sensitivitas likuiditas dan peluang investasi terhadap keputusan investasi antara perusahaan yang non financially constrained dan financially constrained. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2003 sampai 2007, diperoleh sampel 136 perusahaan dengan 680 observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan peluang investasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Likuiditas lebih sensitif terhadap keputusan investasi untuk perusahaan dengan keterbatasan finansial. Peluang investasi lebih sensitif terhadap keputusan investasi yang dibatasi secara non finansial
BAB I
Keputusan investasi meliputi investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktivajangka panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan sebagai aktiva denganjangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis, dalam hal ini danayang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktudekat atau kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Tujuan perusahaan berinvestasi padaaktiva jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai modal kerja atau operasional perusahaan.Contoh aktiva jangka pendek adalah persediaan, piutang, dan kas.
Teknik Analisis
Terdapat 3 aspek yang menjadi fokus analisis sebagai faktor yang mempengaruhikeputusan investasi. Tiga aspek tersebut adalah: (i) aspek likuiditas, (ii) kesempatan investasi,dan (iii) aspek financial constraint.
CONTOH TESIS NO.14 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA
Abstrak
Underpricing adalah sebuah fenomena Initial Public Offering (IPO) yang sering terjadi di pasar modal dan telah dibuktikan oleh para peneliti di berbagai negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni pada perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2010. Underpricing yang diukur dengan initial abnormal return merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tujuan penggunaan dana untuk investasi, profitabilitas perusahaan (ROA), financial leverage dan jenis industri. Pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode purposive sampling menghasilkan 161 perusahaan sebagai sampel penelitian. Model regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter, ukuran perusahaan dan tujuan penggunaan dana untuk investasi secara signifikan berpengaruh pada underpricing dengan arah koefisien negatif untuk ketiga variabel. Sedangkan variabel reputasi auditor, umur perusahaan, profitabilitas perusahaan (ROA), financial leverage, dan jenis industri terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan pada terjadinya underpricing.
Saran terkait manfaat praktis yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain: 1) emiten dapat mempertimbangkan reputasi underwriter, ukuran perusahaan dan tujuan penggunaan dana hasil IPO dalam rangka menarik investor dan memperkecil tingkat underpricing, 2) investor juga sebaiknya mempertimbangkan ketiga variabel tersebut dalam rangka memperoleh return yang diharapkan pada investasi saham perdana, 3) underwriter hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas penjaminannya sehingga akan lebih dipercaya menangani IPO perusahaan-perusahaan selanjutnya.
BAB I
Penentuan harga saham yang akan ditawarkan pada saat IPO merupakan factor penting, baik bagi emiten maupun underwriter karena berkaitan dengan jumlah dana yang akan diperoleh emiten dan risiko yang akan ditanggung oleh underwriter. Jumlah dana yang diterima emiten adalah perkalian antara jumlah saham yang ditawarkan dengan harga per saham, sehingga semakin tinggi harga per saham maka dana yang diterima akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan emiten seringkali menentukan harga saham yang dijual pada pasar perdana dengan membuka penawaran harga yang tinggi, karena menginginkan pemasukan dana semaksimal mungkin. Sedangkan underwriter sebagai penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan risiko agar tidak mengalami kerugian akibat tidak terjualnya saham-saham yang ditawarkan, terutama dalam tipe penjaminan full commitment karena dalam tipe penjaminan ini pihak underwriter akan membeli saham yang tidak laku terjual (Ang, 1997).
Teknik Analisis
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter, ukuran perusahaan dan tujuan penggunaan dana untuk investasi secara signifikan berpengaruh pada underpricing dengan arah koefisien negatif untuk ketiga variabel. Sedangkan variabel reputasi auditor, umur perusahaan, profitabilitas perusahaan (ROA), financial leverage, dan jenis industri terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan pada terjadinya underpricing.
CONTOH TESIS NO.15 Faktor Makro Ekonomi Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Abstrak
Kehadiran pasar modal menjadi perhatian penting bagi banyak negara karena itu terkait dengan fungsinya sebagai pendorong ekonomi melalui investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ekonomi makro yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham syariah di Indonesia Indeks Saham di Bursa Efek Indonesia sebagai faktor inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dimana datanya diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah waktu rangkaian data mulai Januari 2012 sampai April 2015. Alat statistik yang digunakan adalah linier berganda regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial inflasi tidak signifikan dan berhubungan negatif terhadap harga saham ISSI, suku bunga SBI tidak signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap Harga saham ISSI, nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah Indonesia Stock Index (ISSI) dan memiliki pengaruh negatif. Secara simultan, baik variabel tingkat inflasi, SBI suku bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham di PT Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
BAB I
Kehadiran pasar modal di suatu negara dianggap sangat penting terkait perannya sebagai penggerak perekonomian nasional yang berfungsi menyediakan fasilitas untuk mempermudah perusahaan dan emiten mendapatkan dana serta bagi investor untuk menyalurkan dananya dengan harapan mendapat bagi hasil atas dana yang disalurkannya. Perkembangan saham syariah di pasar modal Indonesia diawali dengan diterbitkannya Jakarta Islamic Index (JII) pada Juli tahun 2000. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan kelompok saham perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria syariah. Pada tanggal 12 Mei 2011, BEI menerbitkan Indonesia Sharia Stock Index (ISSI). ISSI berisikan seluruh saham syariah yang terdaftar di BEI.
Teknik Analisis
Data yang digunakan adalah waktu rangkaian data mulai Januari 2012 sampai April 2015. Alat statistik yang digunakan adalah linier berganda regresi.
Leave a Reply