CONTOH TESIS NO.1 PENGGUNAAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM KESEHATAN (STUDI KASUS PROGRAM PROMOSI KESEHATAN)
Abstrak
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model AHP, maka dapat dihasilkan suatu alternatif program kesehatan yang sangat efektif. Dengan menggunakan model AHP maka setiap program kesehatan ditentukan prioritasnya dengan jelas, dibandingkan dengan menggunakan cara Hanlon, Delbeq maupun PEARL yang selama ini digunakan oleh pengelola progam kesehatan di Kota Ternate dan di Indonesia. Disarankan untuk menggunakan metode AHP dalam menentukan intervensi/program yang paling efektif dan benefit, serta dapat diterima oleh semua stake holder.
BAB I
Kesehatan merupakan salah satu permasalahan yang paling kompleks dalam dunia modren saat ini. Menurut Blum (1974) ada empat faktor utama yang menentukan derajat kesehatan masyarakat, yakni : perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan hereditas, yang dapat diuraikan lagi kedalam faktor sekunder dan tersiernya. Seiring dengan kemajuan iptek dibidang kesehatan masyarakat dan kedokteran, telah memberikan berbagai macam alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan yang terjadi dimasyarakat saat ini. Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendekatan yang memberikan kesempatan bagi para perencana dan pengelola program bidang kesehatan untuk dapat membangun gagasan-gagasan atau ide-ide dan mendefinisikan persoalan-persoalan yang ada dengan cara membuat asumsi-asumsi dan selanjutnya mendapatkan pemecahan yang diinginkannya.
Teknik Analisis
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan intervensi program yang paling efektif, dengan metodogi analitic dengan menggunakan sistem pembuat keputusan dengan model AHP.
CONTOH TESIS NO.2 PERAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN ERGONOMI
Abstrak
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) beserta pencegahannya merupakan masalah yang seringkali “digampangkan” oleh perusahaan atau perorangan hal ini berakibat daftar korban jiwa dan kerugian material semakin panjang. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional, baik disektor tradisionil maupun sektor moderen. Peranan Ergonomi melalui pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan software Expert Choice ini merupakan suatu usulan guna menghindarkan terjadinya ketidaknyamanan, karena dapat menyebabkan terjadi kecelakaan kerja, secara lebih jauh lagi memungkinkan terjadinya penyakit akibat kerja
Dari hasil alternatif yang didapat menunjukan bahwa metode 1 menghasilkan angka pembobotan lebih besar dari pada metode 2 yaitu sebesar 0,705 yang berarti model meja reboard yang dilengkapi dengan motor penggerak beserta kursi yang dapat disesuaikan merupakan alternatif terbaik dibandingkan dengan metode 2 dengan bobot nilai sebesar 0,295
BAB I
Industri kecil yang bergerak dalam pembuatan guci Kasongan dapat dijadikan sebagai contoh kasus aktivitas industri kecil yang kurang memperhatikan dalam hal perancangan sistem kerja. Disini pekerja dalam melakukan aktivitas pembuatan guci dilakukan dengan posisi yang kurang nyaman, dimana manusia bekerja dengan duduk dilantai maupun dalam posisi jongkok atau membungkuk. Dalam posisi seperti ini terjadi ketidaknyamanan seperti pada bagian leher karena poisisi kepala harus menunduk, kelelahan bagian punggung juga dirasakan karena bekerja membungkuk dan pada bagian lutut juga merasa cepat lelah karena posisi kaki terlipat. Kondisi seperti ini kalau dibiarkan dapat menurunkan tingkat efektivitas dan efisiensi kerja. Dalam jangka waktu yang lama akan berakibat turunnya produktivitas kerjanya, selain itu dapat berakibat kecacatan pada tubuh pekerja. Karena suatu lingkungan kerja yang tidak dirancang dengan ‘baik’ akan menyebabkan ketidaknyamanan, sehingga memungkinkan dapat terjadi kecelakaan, secara lebih jauh lagi memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja atau menyebabkan penyakit akibat kerja.
Teknik Analisis
Penentuan prioritas pada metode AHP adalah melalui penentuan suatu nilai yang relatif pada suatu level yang mempunyai dampak pada nilai level diatasnya. Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks.
CONTOH TESIS NO.3 Proses Pemilihan Supplier Barang Cetak Yang Efektif Pada Perusahaan Penyedia Alat Kesehatan Melalui Pendekatan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Abstrak
Analisis AHP mendapatkan tingkat kepentingan kriteria dengan skala prioritas sebagai berikut: Harga (0,513), kualitas (0,257), spesifikasi (0,116), dan waktu pengiriman (0,114). Sedangkan untuk tingkat kepentingan alternatif perhitungan menghasilkan skala prioritas sebagai berikut: supplier 1 (0,518), supplier 2 (0,329), supplier 3 (0,153). Supplier cetak terbaik adalah supplier 1 karena skala prioritasnya lebih tinggi dibandingkan dengan supplier 2 dan 3. Sebagai penelitian lebih lanjut, disarankan untuk melakukan penelitian ke bagian lainnya di dalam perusahaan untuk mengetahui kriteria dalam pemilihan supplier sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di bagian Purchasing & GA.
BAB I
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan supplier barang cetak untuk kegiatan pelatihan, edukasi, dan promosi di bagian Purchasing & GA perusahaan penyedia alat kesehatan, PT XYZ. Sebagai narasumber pakar, dipilih: General Manager Purchasing & GA, Manager Purchasing & GA, dan Staff Purchasing & GA.
Teknik Analisis
Pemilihan supplier menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dengan menetapkan 4 kriteria pemilihan melalui kajian pustaka/eksploratif yakni harga, spesifikasi, waktu pengiriman dan kualitas.
CONTOH TESIS NO.4 METODA PENETAPAN PEMENANG LELANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS: Studi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Abstrak
Hasil penelitian menunjukan prioritas pertama pada level kriteria adalah evaluasi administrasi (54,6 persen), evaluasi harga (18,6 persen), evaluasi kualifikasi (14,8 persen) dan evaluasi teknis (12 persen) dengan nilai inconsistency 0,00059, dari hasil penilaian ahli melalui kuesioner yang diberikan, bersumber dari dokumen penawaran peserta lelang, maka alternatif keputusan adalah CV Wina Datuk Surya sebagai pemenang pertama pengadaan barang dan jasa pemerintah kegiatan pembangunan Puskesmas Bosua di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. AHP mampu memberikan penilaian secara objektif dan menyeluruh dari berbagai banyak kriteria dan alternatif pilihan sehingga dapat meningkatkan kinerja panitia pengadaan melakukan penilaian dokumen penawaran dalam penetapan pemenang lelang pengadaan barang/jasa yang efektif dan efisien.
BAB I
Proses penetapan pemenang lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan bagian dari pengambilan keputusan multi kriteria yang harus didukung oleh pertimbangan yang objektif sesuai yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012. Metoda evaluasi dengan sistem gugur yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, masih menemukan pemenang lelang yang terpilih, tidak mampu melaksanakan perjanjian kerja/kontrak yang telah disepakati bersama.
Teknik Analisis
Penelitian ini bertujuan menentukan pemenang lelang pengadaan barang/jasa pemerintah melalui pendekatan metoda Analytical Hierarchy process (AHP) dengan software expert choice versi 11. Penilaian dilakukan pada tahap evaluasi penawaran peserta lelang meliputi penilaian kriteria administrasi, teknis, harga dan kualifikasi dengan sistem nilai (merit point system).
CONTOH TESIS NO.5 APLIKASI FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM SELEKSI KARYAWAN
Abstrak
Makalah ini membahas masalah pengambilan keputusan untuk seleksi pekerja. Untuk mengatasi masalah ini diterapkan Fuzzy Analytical Hierarchy Process, pengembangan dari Proses Hierarki Analitik biasa yang dibuat untuk menangani subjektivitas multi kriteria. Pilihan terbaik dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process menunjukkan bahwa kriteria subjektivitas telah dimasukkan dibandingkan dengan Analytical Hierarchy Process biasa. Abstrak dalam Bahasa Indonesia: Makalah membahas mengenai masalah pengambilan keputusan untuk memilih alternatif karyawan terbaik. Untuk memecahkan masalah yang digunakan Fuzzy Analytical Hierarchy Process, pengembangan Proses Hierarki Analitik yang dirancang untuk permasalahan yang kriteria-kriterianya lebih bersifat subjektif. Pilihan karyawan terbaik dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process menunjukkan bahwa penilaian yang subjektifitas sangat diperhatikan dibandingkan dengan menggunakan Proses Hierarki Analitik konvensional.
BAB I
Didalam penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilankeputusan dengan banyak kriteria yang bersifat subjektif, seringkali seorang pengambilkeputusan dihadapkan pada suatu permasalahan yang sulit dalam penentuan bobot setiapkriteria. Untuk menangani kelemahan AHP ini diperlukan suatu metode yang lebihmemperhatikan keberadaan kriteria-kriteria yang bersifat subjektif tersebut. Salah satumetode pendekatan yang sering dipakai adalah konsep fuzzy. Konsep fuzzy yang dipakaidalam pengembangan AHP ini adalah model Fuzzy AHP dengan pembobotan non-additive yang dikembangkan oleh Yudhistira, dkk., (2000).
Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif. Jadi dengan perhitungan AHP, maka pilihan calon karyawan darinilai tertinggi sampai terendah adalah calon B, C, dan A. Sedangkan dengan perhitunganFuzzy AHP, didapatkan urutan A, B, dan C.
CONTOH TESIS NO.6 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS JASA KESEHATAN MENGGUNAKAN INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Abstrak
Hasil perhitungan AHP menunjukkan prioritas karakteristik pelayanan adalah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dibidangnya, artinya pihak rumah sakit memberdayakan tenaga medis dan non medis yang memiliki dasar pendidikan dan pengalaman kerja dibidang kesehatan.
BAB I
R.S. XYZ merupakan salah satu perusahaan jasa yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya kesehatan merupakan salah satu alasan bahwa kebutuhan akan prasarana kesehatan juga semakin meningkat. Selain itu pula masyarakat akan semakin bijak untuk memilih mana yang terbaik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Ketatnya persaingan saat ini memaksa pihak manajemen harus membuat suatu konsep rencana yang berorientasi kepada konsumen sehingga rumah sakit tersebut akan mempunyai suatu keunggulan yang dapat dipergunakan untuk menghadapi persaingan. Taraf kehidupan yang membaik membuat masyarakat mulai menuntut penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas. Pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan akan beralih pada perusahaan lain yang menurutnya lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pelanggan rawat inap dan memberikan solusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan. Hasil QFD menunjukan bahwa pasien menginginkan 15 variabel pelayanan dan sebanyak 80% dari variabel pelayanan dinilai sangat penting. Prioritas perbaikan pihak rumah sakit adalah variabel jadwal pelayanan tepat waktu yang memiliki bobot paling tinggi.
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan integrasi Quality Function Deployment (QFD) dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menjaring keinginan pelanggan, melihat atribut yang harus diprioritaskan serta yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
CONTOH TESIS NO.7 Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dalam Menentukan Mitra Usaha Berprestasi
Abstrak
Pada penelitian ini, untuk mempermudah pengujian digunakan lima alternatif mitra usaha yaitu: TT travel, Putri Persada, Lucia, Celebes, Filkana. dan kriteria-kriteria yang gunakan diantaranya: penjualan, jaringan, publik sepeker, kontrak kerja, dan pengalaman. Validitas diuji dengan menggunakan perhitungan manual menggunakan perhitungan matriks menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peringkat pertama didapatkan oleh TT travel (32%), kedua Celebes (22%), ketiga Putri Persada (17%), keempat Lucia (15%), dan kelima Filkana (11%).
BAB I
Pelayanan penjualan tiket perjalanan pesawat dan saat ini sudah memiliki lebih dari 200 mitra usaha. Kurangnya informasi mitra usaha yang aktif dalam menjalankan dan mempromosikan bisnis penjualan tiket pesawat membuat PT Bandar Madani 165 kesulitan dalam memberikan apresisi penghargaan kepada mitra usaha yang berprestasi dan tidak adanya metode yang digunakan dalam memberikan apresiasi. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam membantu membuat keputusan.
Teknik Analisis
Perlu dibuat sebuah metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam membantu membuat keputusan. Pada penelitian ini, untuk mempermudah pengujian digunakan lima alternatif mitra usaha yaitu: TT travel, Putri Persada, Lucia, Celebes, Filkana.
CONTOH TESIS NO.8 Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada Desain Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di Kota Palangka Raya
Abstrak
Pemilihan menggunakan sepuluh kriteria buruk variabel non moneter meliputi pendapatan pokok, status kepemilikan rumah tinggal, bahan lantai rumah, bahan dinding rumah, fasilitas air minum, fasilitas penerangan, bahan bakar untuk keperluan memasak, fasilitas buang air besar, pembuangan akhir tinja, dan kepemilikan aset rumah tangga. Sistem dievaluasi dengan dua metode berbeda yaitu pengujian black box dan pengujian turing. Aplikasi ini membantu untuk menentukan calon penerima BPNT, mengelola data calon penerima BPNT, dan mengelola data penerima BPNT yang dipilih dari hasil rekomendasi.
BAB I
Pihak desa / kelurahan di Palangka Raya wajib mendata masyarakat miskin yang berhak mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Nantinya, pihak desa / kelurahan akan bekerja sama dengan petugas sensus Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya. Proses pengambilan keputusan calon penerima BPNT di Palangka Raya membutuhkan Sistem Pendukung Keputusan yang menawarkan pertimbangan dan evaluasi untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan adalah Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
CONTOH TESIS NO.9 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN PERTUKARAN PELAJAR DI SMA NEGERI 2 TASIKMALAYA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Abstrak
Maka dari itu diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang bisa mengoptimalkan dalam penentuan pertukaran pelajar. dalam sistem pendukung keputusan ini didukung oleh suatu metode dalam pengambilan keputusan yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikonversikan kedalam bahasa pemrograman Visual Basic.NET yang dapat menunjang dalam pengolahan data. alat bantu pemodelan sistemnya menggunakan Data Flow Diagram (DFD), sedangkan teknik perancangan basisdata menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Adapun Kriteria yang ditetapkan oleh sekolah diantaranya : Nilai Toefl, Ranking, Nilai Wawancara, Nilai Pengetahuan Indonesia, Nilai Pengetahuan Australia, Nilai Kesenian, Nilai Kepribadian. Hasil akhir dari penelitian ini didapatkan bahwa sistem pendukung keputusan dalam penentuan pertukaran pelajar di SMA Negeri 2 tasikmalaya dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat membantu pengambil keputusan dalam menentukan peserta yang terpilih.
BAB I
SMAN 2 Tasikmalaya adalah salah satu sekolah yang terpilih sebagai mitra Universitas Pendidikan Indonesia dalam program pertukaran pelajar ke Australia. Dalam proses pemilihan dan penilaian peserta saat ini masih belum efektif ,hal ini mengakibatkan keraguan dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan terjadi kesalahan keputusan yang kurang tepat. Peserta yang terpilih kadang jauh dari yang diharapkan karena peserta tersebut tidak memiliki kriteria yang layak.
Teknik Analisis
Suatu metode dalam pengambilan keputusan yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikonversikan kedalam bahasa pemrograman Visual Basic
CONTOH TESIS NO.10 EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMANFAATAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DENGAN PENERAPAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
Abstrak
Hasil: Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model AHP, maka dapat dihasilkan suatu alternatif program pemanfaatan dana BOK di puskesmas yang sangat efektif. Dengan menggunakan model AHP maka setiap program yang akan dilaksanakan ditentukan prioritasnya dengan jelas, dibandingkan dengan menggunakan cara Hanlon, Delbeq maupun PEARL yang selama ini digunakan oleh pengelola progam kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat dan di Indonesia. Kesimpulan : Disarankan untuk menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam menentukan intervensi/ program pemanfaatan dana BOK yang paling efektif dan benefit, serta dapat diterima oleh semua stakeholder
BAB I
Latar belakang: Millennium Development Goals (MDGs) adalah komitmen global yang harus diwujudkan oleh semua negara pada tahun 2015, untuk mempercepat tujuan tersebut maka kementerian kesehatan menyalurkan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dalam membantu pemerintahan kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pemanfaatan dana BOK tersebut merupakan wewenang dari puskesmas, untuk itu diperlukan metode yang efektif dalam menentukan prioritas program. Seiring dengan kemajuan iptek dibidang kesehatan masyarakat dan kedokteran, telah memberikan berbagai macam alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan yang terjadi dimasyarakat saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan intervensi pemanfaatan dana BOK yang paling efektif, dengan metodogi analitic menggunakan sistem pembuat keputusan memakai model AHP.
Teknik Analisis
Metode: Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendekatan yang memberikan kesempatan bagi para perencana dan pengelola program bidang kesehatan untuk dapat membangun gagasan-gagasan atau ide-ide dan mendefinisikan persoalan-persoalan yang ada dengan cara membuat asumsi-asumsi dan selanjutnya mendapatkan pemecahan yang diinginkannya.
CONTOH TESIS NO.11 Sistem Penunjang Keputusan untuk Seleksi Calon Guru Menggunakan Analytical Hierarchy Process (Ahp)
Abstrak
Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai terbesar yang mempengaruhi seleksi calon guru SMK adalah kriteria Microteaching dengan nilai 2,48 atau 40,79 %. Kriteria kedua yang mempengaruhi yaitu Indeks Prestasi Komulatif dengan nilai 2,41 atau 39,64 %, sedangkan kriteria ketiga dan keempat yang mempengaruhi yaitu Tes Potensi Akademik dengan nilai 0,69 atau 11,35 % dan Pengalaman Mengajar dengan nilai 0,50 atau 8,22 %.
BAB I
Pengambilan keputusan diantara berbagai alternatif pilihan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, dalam situasi yang kompleks pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh satu faktor saja melainkan multi faktor dan mencakup berbagai jenjang maupun kepentingan. Biasanya pengambil keputusan menggunakan intuisi dan subyektifitas semata.
Teknik Analisis
Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang dapat digunakan dalam menjawab permasalahan ini. Dengan menggunakan metode ini pengambil keputusan dapat untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
CONTOH TESIS NO.12 PEMBOBOTAN AUDIT QUESTION MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS: STUDI KASUS PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Abstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembobotan audit question dengan metode AHP menghasilkan nilai bobot audit question yang lebih akurat, teruji konsistensinya, serta dapat digunakan untuk perumusan simpulan pemeriksaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana meningkatkan kualitas pembobotan audit question dengan menggunakan metode AHP dan menjadi best practice yang memperkaya panduan pemeriksaan yang telah diterbitkan oleh BPK terkait pemeriksaan kinerja. Selain itu dapat dijadikan acuan untuk menilai program JKN oleh auditor internal pemerintah lainnya yang terkait. Kata kunci: Audit Question, Analytic Hierarchy Process, dan Pemeriksaan Kinerja
BAB I
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pembobotan audit question menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dilakukan melalui form template AHP excel versi 15.09.2018 yang dikembangkan oleh Klaus D Goepel. Pembobotan audit question tersebut dilaksanakan pada pemeriksaan kinerja program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Perhitungan bobot audit question dengan metode AHP dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembobotan yang selama ini dilakukan di BPK yaitu menggunakan metode pembobotan langsung yang rentan terhadap subjektivitas pemeriksa yang dapat menyebabkan simpulan pemeriksaan menjadi tidak tepat.
Teknik Analisis
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus etnografi dengan metode pengumpulan data mengunakan wawancara pengisian form kuisioner AHP dan dokumentasi dari kertas kerja pemeriksaan kinerja program JKN.
CONTOH TESIS NO.13 Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Decission Support System Pemilihan Vendor IT
Abstrak
Dari hasil perangkingan mnggunakan AHP peringkat pertama diduduki oleh GA dengan total nilai 44,18%, CMC di posisi kedua sebesar 31% , Posisi ke tiga oleh PSW sebesar 15,70% dan ESS diposisi ke empat dengan nilai 9,12%.
BAB I
Pengadaan barang dan jasa merupakan proses yang dilakukan di awal dari sebuah proyek termasuk didalamnya pemilihan vendor. Pemilihan Vendor terbaik oleh Decission Maker dalam menentukan keputusan untuk pengerjaan project harus dilakukan dengan sangat cermat. Seringnya kegagalan proyek dikarenakan penilaian yang berdasarkan subyektivitas dan nepotisme. Berbagai macam kriteria yang kompleks membuat penentu keputusan mengalami kesusahan dalam mempertimbangkan dan menentukan pilihan yang sesuai.
Teknik Analisis
Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk membantu dalam menentukan keputusan (deciccion Support System) terutama dalam pemilihan vendor IT untuk project yang dilakukan.
CONTOH TESIS NO.14 PEMODELAN EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA LAYANAN OBAT RUMAH SAKIT
Abstrak
Proses evaluasi membutuhkan suatu metode yang dapat memudahkan penilaian dan pengambilan keputusan, karena dalam pengambilan keputusan terkait kriteria dan jumlah alternatif pemasok perlu menggunakan teknik penilaian yang efektif dan tidak terlalu kompleks, tetapi memberikan hasil yang akurat. Evaluasi ini juga melibatkan penilaian dari pihak manajemen rumah sakit atau pihak-pihak yang terkait dengan pemasok sehingga keakuratan penilaian yang diberikan oleh masing-masing responden menjadi sangat penting.
Dalam pembuatan AHP hierarki digunakan untuk menguraikan masalah menjadi bagian terkecil. Hierarki tersebut terdiri dari beberapa tingkatan yaitu tujuan, kriteria, subkriteria dan altervatif.
BAB I
Upaya untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan melalui pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promosi), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terintegrasi, dan berkelanjutan. Salah satu upaya di bidang pelayanan kesehatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan melalui peningkatan ketepatan, rasionalisasi dan efisiensi penggunaan obat, penyusunan daftar obat esensial yang mengutamakan optimalisasi biaya dengan obat tersebut mutlak diperlukan. Daftar Obat Esensial, yaitu daftar umum obat standar yang telah diterbitkan dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Teknik Analisis
AHP merupakan metode untuk meranking alternatif keputusan dalam memilih salah satu yang terbaik ketika pengambil keputusan dan memiliki kriteria yang luas.
CONTOH TESIS NO.15 METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS: SISTEM REKOMENDER DATABASE SOFTWARE
Abstrak
Hasil dari penelitian ditemukan bahwa terdapat 2 (dua) kriteria utama pemilihan yaitu technology dan user dengan alternatif strategi My SQL, Oracle dan SQL Server. Setelah diuji coba sistem rekomender didapat hasil bahwa My SQL menjadi prioritas utama dalam pemilihan database software dengan bobot nilai 41% yang diikuti oleh SQL Server 39% dan Oracle 21%. Hasil akhir dari sistem rekomender yang telah diciptakan disimpulkan bahwa Biro TI Bina Sarana Informatika dapat menentukan alternatif strategi sebelum menentukan database software yang akan digunakan lebih efektif dan efisien.
BAB I
Sistem rekomender pemilihan database software merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mencari alternatif strategi pemilihan database software, dengan metode analytical hierarchy process (AHP). Sistem rekomender dibutuhkan oleh perusahaan yang memiliki pengolahan data yang cukup besar seperti Biro TI Bina Sarana Informatika, mahalnya investasi pada penyediaan Teknologi Informasi (TI) membuat Biro TI Bina Sarana Informatika lebih berhati-hati dalam menentukan pemilihan database software.
Teknik Analisis
Penelitian ini berfokus kepada penetilian tentang sistem pemilihan database sofware dengan metode analytical hierarchy process (AHP), studi kasus Biro TI Bina Sarana Infromatika dengan unit observasi bagian Administrator.
Leave a Reply