Judul Tesis : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Masyarakat di Kabupaten Bangka Barat dalam Mengikuti Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Perspektif Ketahanan Daerah
A. Latar Belakang
Hutan menurut pendapat Dengler (2007), adalah suatu kumpulan atau asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat dan menutup areal yang cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologis yang khas serta berbeda dengan areal luarnya. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan dalam pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Secara global hutan merupakan paru-paru dunia dan penyeimbang iklim global. Menurut pendapat Jasmin (2010), peran pentingnya dalam meregulasi jumlah karbon dalam atmosferlah yang terutama menjadi perhatian dunia dalam konteks perubahan iklim. Pada setiap pagi, di setiap helai daun, molekul klorofil bersiap melakukan perannya dalam proses fotosintesis. Dengan menggunakan sinar matahari, mereka membelah molekul air, serta menggabungkan hidrogen yang diperoleh dengan karbon dioksida yang diserap dari atmosfer.
B. Perumusan Masalah Tesis
- Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keputusan masyarakat mengikuti program HTR?
- Dari masyarakat yang telah memutuskan untuk ikut serta dalam program HTR, seberapa besar tingkat partisipasi mereka dalam setiap tahapan kegiatan?
C. Tinjauan Pustaka
Hutan Tanama Rakyat (HTR)
Program pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Menurut Hakim (2007), menyatakan bahwa program HTR merupakan langkah dan upaya baru pemerintah dalam memperkuat kelembagaan sektor kehutanan dimana pengelola kawasan hutan secara hukum diserahkan kepada masyarakat yang merupakan bentuk komitmen dalam menjalankan visi “forest for people” secara lebih serius atau pengelolaan hutan oleh masyarakat dalam hal ini kawasaan hutan produksi.
HTR dalam Pembangunan Kehutanan Nasional
Herawati (2011), berpendapat bahwa hutan tanaman telah dijadikan cara untuk menghasilkan kayu bulat sekaligus mengurangi deforestrasi. FAO (2001), menyatakan bahwa 48% pembangunan hutan tanaman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi industri pengolahan kayu (industri pulp & paper dan industri penggergajian), 26% untuk keperluan non industri (bangunan rumah tangga, kayu bakar, konservasi air dan tanah).
Peran Pendamping dalam Program HTR
Definisi pendamping yang digunakan oleh Kementerian Kehutanan adalah Seseorang atau sekelompok orang dalam wadah organisasi atau instansi yang terkait dengan pendampingan serta bergerak dibidang kehutanan dan melakukan pendampingan di tengah-tengah masyarakat melaksanakan proses belajar bersama dalam mengembangkan hubungan kesejajaran, hubungan pertemanan atau persahabatan, antara dua subyek yang dialogis untuk menempuh jalan musyawarah dalam memahami dan memecahkan masalah, sebagai suatu strategi mengembangkan partisispasi masyarakat menuju kemandirian (Permenhut Nomor P.03/Menhut-V/2004).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini digolongkan kedalam jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode survei.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Desa Air Belo, Desa Air Menduyung dan Desa Ketap, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder.
Pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan metode:Studi Pustaka, Survei, Observasi, Wawancara.
Populasi penelitian yang dimaksud adalah masyarakat/kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian yang telah mengajukan ijin pemanfaatan lahan HTR dari populasi tersebut dipilih secara sengaja sebanyak kurang lebih 91 responden.
Data yang telah di peroleh melalui pengisian kuisioner oleh masyarakat yang mengikuti program HTR akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor sebagai alat analisis pada penelitian ini.
E. Kesimpulan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan masyarakat dalam mengikuti program HTR.
- Faktor Peranan Penyuluh dan Pendamping HTR Peran penyuluh bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan arahan dan pandangan yang mengarah pada pengambilan keputusan, dengan cara penyampaian yang mudah dimengerti oleh masyarakat secara luwes terbuka dan tidak memaksa.
- Faktor Kesejahteraan
Masyarakat di ketiga desa penelitian sangat berharap dengan adanya program HTR akan memberikan akses dan kemudahan dalam pemasaran aneka hasilhasil HTR. Masyarakat berharap pendapatan yang diperoleh dari adanya program HTR merupakan bagian dari keseluruhan sistem nafkah untuk keluarga.
- Faktor Keamanan
Masyarakat berharap program HTR memberikan rasa aman karena pemerintah akan memberikan legalitas dan juga akses hukum dalam pengelolaan kawasan hutan yang sebagian telah ditanami pohon karet sebagai sumber penghasilan.
- Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahapan Perencanaan Program HTR .
Tingkat partisipasi responden dalam pembentukan kelompok tani di ketiga desa penelitian termasuk kedalam tingkat sedang di Desa Air Bello persentase 59.4 % tidak jauh berbeda dengan Desa Air Menduyung dan Desa Ketap.
Tingkat partisipasi responden dalam penyusunan RKU dan RKT diketiga desa penelitian termasuk kedalam kategori sedang 64.7% tapi masih terlihat tingkat partsipasi rendah 24.1% yang berada di Desa Air Menduyung.
Tingkt partisipasi dalam kegiatan penyuluhan HTR di ketiga desa penelitian termasuk pada tingkat sedang 62.3%, tapi masih terlihat tingkat partisipasi rendah 27.6% yaitu berada di Desa Air Menduyung, umumnya masyarakat tersebut lebih memilih tetap bekerja di kebun pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung.
Contoh Tesis Ketahanan Daerah
- Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Masyarakat Di Kabupaten Bangka Barat dalam Mengikuti Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Persfektif Ketahanan Daerah
- Analisis Kebijakan Penyelamatan Arsip Sebagai Bukti Otentik dalam Perspektif Ketahanan Budaya; Studi Awal dalam Rangka Otonomi Daerah
- Analisis Kebutuhan Air Bersih di DKI Jakarta (Perspektif Ketahanan Daerah)
- Analisis Modal Sosial pada Masyarakat Daerah Rawan Konflik Kaitannya dengan Ketahanan Daerah (Studi Kasus Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat)
Leave a Reply