Judul Tesis : Analisa Kelayakan Investasi Bis Transjakarta Menggunakan Metode Penganggaran Modal Studi Kasus : PT Jakarta Express Trans
A. Latar Belakang
Keputusan investasi modal bagi setiap perusahaan merupakan suatu keputusan strategis yang sangat penting. Analisa mendalam harus dilakukan mengingat karakteristik investasi modal sangat rentan terhadap resiko dari ketidakpastian masa yang akan datang. Keberhasilan atau kegagalan keputusan yang dibuat akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Penaksiran arus kas sebagai suatu langkah awal dalam menganalisa investasi modal harus mempertimbangkan resiko-resiko yang akan terjadi, mengingat kebutuhan dana investasi modal yang besar, masa pengembalian yang panjang, dan hambatan-hambatan regulasi terkait. Investasi modal hanya akan menarik dan berharga bagi perusahaan bila bersifat menguntungkan atau mampu memberikan arus kas tambahan bagi perusahaan (incremental cash flows).
B. Pokok Permasalahan Tesis
- Bagaimanakah metode-metode penganggaran modal dapat diterapkan dalam menilai kelayakan investasi bis yang akan dilakukan PTJET?
- Dengan dua opsi yang bersifat mutually exclusive project, pilihan investasi bis manakah yang paling layak dilaksanakan oleh PTJET?
- Besarnya resiko yang dihadapi atas investasi bis tersebut, bagaimanakah tingkat sensitifitas dari masing-masing metode terhadap ketidakpastian beberapa variabel arus kas dimasa datang sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat?
C. Tinjauan Pustaka
Pengertian Penganggaran Modal
Penganggaran Modal merupakan suatu proses pengidentifikasian, penilaian dan pemilihan investasi pada aktiva yang memiliki jangka waktu yang panjang, atau aktiva yang memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun.
Penaksiran Arus Kas
Bagian terpenting dari proses penganggaran modal adalah penaksiran keuangan yaitu penaksiran arus kas di masa yang akan datang. Setiap investasi akan menyebabkan perubahan pada arus kas perusahaan. Kesuksesan suatu investasi dapat diukur melalui peningkatan arus kas sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. Peningkatan arus kas tersebut akan meningkatkan kekayaan para pemegang saham yang merupakan tujuan dari perusahaan.
Biaya Modal Perusahaan (Company Cost of Capital)
Company cost of capital digunakan untuk mendiskonto arus kas dari proyek yang memiliki tingkat resiko yang serupa dengan resiko bisnis perusahaan secara keseluruhan. Dalam menilai investasi menggunakan analisa penganggaraan modal seperti nilai sekarang bersih, tingkat diskonto (discount rate) dapat diperoleh menggunakan weighted average cost of capital (WACC). WACC merupakan rata-rata tertimbang dari cost of equity dan cost of debt yang dihitung setelah pajak. WACC dipergunakan jika investasi perusahaan didanai dengan ekuitas dan hutang.
D. Metodelogi Penelitian
Dalam karya akhir ini dikaji penerapan metode-metode penganggaran modal pada PT Jakarta Express Trans sebagai operator bis Transjakarta koridor I Blok M – Kota yang tengah mempersiapkan rencana pengadaan bis Transjakarta. Rencana tersebut dilatarbelakangi oleh adanya permintaan BLU Transjakarata kepada PTJET agar melakukan investasi bis sendiri seperti yang dilakukan oleh operator koridor lainnya. Selain itu, rencana ini dibuat karena adanya indikasi penurunan kinerja keuangan PTJET akibat belum memiliki bis sendiri.
Dengan tidak memiliki bis sendiri maka produksi Km Tempuh menjadi tidak maksimal, Nilai fee lebih rendah daripada operator lain, dan jangka waktu perjanjian KPAD sangat singkat.
E. Kesimpulan
- Dengan menggunakan metode-metode penganggaran modal dapat disimpulkan bahwa investasi bis Transjakarta bagi PTJET merupakan hal yang penting dan harus segera dilaksanakan. Kedua jenis bis yang direkomendasikan dalam rencana pengadaan bis menghasilkan nilai yang positif dari seluruh metode yang diujikan. Artinya dengan melakukan investasi maka PTJET akan memperoleh arus kas tambahan sebagai hasil dari investasi tersebut. Bis BBM menghasilkan total arus kas tambahan sebesar Rp.1.7 Milyar, sedangkan bis BBG menghasilkan Rp.1,6 Milyar.
- Analisa NPV baik untuk investasi bis BBM maupun untuk BBG memberikan hasil positive NPV sehingga memenuhi kriteria kelayakan investasi. Investasi bis BBM memberikan positive NPV sebesar Rp.575 Juta per bis atau lebih besar dibandingkan investasi bis BBG sebesar Rp.435 Juta. Meskipun aliran kas setiap tahun untuk bis BBG menghasilkan arus kas bersih yang lebih besar dibanding bis BBM namun besarnya biaya pengadaan bis BBG menyebabkan secara total arus kas bersih bis BBG menjadi lebih rendah.
- Berdasarkan kriteria metode penganggaran investasi lainnya, investasi bis BBM memperoleh nilai terbaik untuk dipilih. Internal Rate of Return investasi bis BBM jauh lebih tinggi sebesar 25,38% dibandingkan bis BBG sebesar 20,39%. Sehingga bis BBM akan memberikan Marjin Keamanan bagi perusahaan lebih besar dibandingkan bis BBG.
Contoh Tesis Kelayakan Investasi
- Analisa Kelayakan Investasi Bis Transjakarta Menggunakan Metode Penganggaran Modal Studi Kasus – Pt Jakarta Express Trans
- Analisa Efisiensi dan Kelayakan Investasi Penerapan E-Procurement di PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk
- Analisa Aspek Finansial Kelayakan Investasi dan Skenario Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Studi Kasus PLTN AP600)
- Analisa Aspek Finansial Kelayakan Investasi Dan Skenario Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Studi Kasus Pltn Ap600)
Leave a Reply