Judul Tesis : Analisis Gangguan Pendengaran pada Pekerja yang Terpajan Bising di PT.X November
A. Latar Belakang
Bising merupakan hazard yang paling banyak dijumpai di tempat kerja. NIOSH memperkirakan 600 juta pekerja di dunia terpajan bising yang melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan. Pekerja yang terpajan bising diatas 90 dB diperkirakan sekitar 14%. Pada industri tertentu seperti industri tekstil, industri makanan, migas dan transportasi diperkirakan bisa mencapai 25% dari pekerja terpajan bising diatas 90 dBA (NIOSH in Mohammad S, 2009). Kira kira 30 juta pekerja Amerika terpajan bising di tempat kerja dan 9 juta orang terpajan zat kimia yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran (NIOSH, 2001). Pekerja Eropah terpajan bising di tempat kerja diperkirakan 20% dari pekerja (Koning A et al, 2009). Berdasarkan data WHO tahun 2001 ditemukan 4 – 5 juta orang (sekitar12-15% dari pekerja) tenaga kerja di Jerman terpajan kebisingan yang membahayakan kesehatan pekerja (Concha M, 2001).
Gangguan pendengaran karena kebisingan atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL) merupakan gangguan pendengaran yang dapat dicegah, tetapi jika sudah diderita akan bersifat menetap. NIHL merupakan penyakit akibat kerja yang paling penting dan merupakan penyebab gangguan pendengaran kedua setelah presbikusis. NIHL merupakan masalah kesehatan dunia, dimana pada tahun 2010 ditemukan 12% dari penyakit pada lingkungan industri yang tidak fatal adalah gangguan pendengaran. Pada tahun 2010 terdapat 22 kasus gangguan pendengaran pada 10.000 pekerja. Industri manufaktur baja menempati rangking tertinggi, yaitu 33.8 kasus dalam 10.000 pekerja (Matinez LF, 2012). Distribusi frekuensi NIHL bervariasi sesuai dengan jenis pekerjaan. Persentase terbesar ditemukan pada industri manufaktur (50,9%), kemudian dikuti berturut turut pada bidang konstruksi (15%), dan transportasi (9,7%) (NIOSH, 2004).
B. Pertanyaan Penelitian
- Bagaimana gambaran tekanan kebisingan (noise map) di ruang produksi PT.X?
- Bagaimana Leq pajanan bising untuk pekerja diruangan dengan tingkat tekanan kebisingan diatas 82 dBA?
- Bagaimana gambaran fungsi pendengaran pada pekerja yang terpajan bising diatas 82 dBA?
C. Tinjauan Pustaka
Suara
Suara adalah energi gelombang yang berasal dari sumber , yaitu benda yang bergetar. Gelombang suara merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat melalui medium (padat, cair dan gas) yang bisa dideteksi oleh telinga dan diinterpretasikan oleh otak. Tinggi rendahnya suara ditentukan oleh frekuensi sedangkan intensitas atau kuat lemahnya suara ditentukan oleh amplitudo (Groothoff B,2007).Gelombang suara merupakan salah satu bentuk gelombang mekanik longitudinal yang dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi dan efek Doppler (Kanginan M, 2006).
Regulasi kebisingan
Nilai Ambang Batas Normal pajanan bising perhari dengan jam kerja 8 jam perhari ditetapkan oleh OSHA dan MSHA adalah 90 dBA dengan exchange rate 5 dBA. NIOSH (1998) dan American Conference of Govermental Industrial Hygienists (ACGIH) merekomendasikan batas maksimal pajanan bising adalah 85 dBA dengan exchange rate 3 dBA. Nilai ambang batas NIOSH dan ACGIH lebih rendah dari OSHA dengan pertimbangan risiko timbulnya NIHL pada pekerja yang terpajan bising 85 dBA selama 40 tahun ditemukan 8% sedangkan kalau terpajan 90 dBA risikonya meningkat menjadi 25 %. Significant threshold shift (STS) direkomendasikan oleh NIOSH adalah peningkatan nilai ambang dengar 15 dB, sedangkan OSHA menetapkan 10 dBA (Johnson DL,2001).
Dampak pajanan bising
Pajanan diatas ambang batas yang diperbolehkan sangat berbahaya untuk kesehatan pekerja. Dampaknya dapat berupa kelainan auditorik berupa gangguan pendengaran dan dampak non audiotorik.
D. Metode Penelitian
Disain penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan di departemen Wire & Cable pada PT. X yang berlokasi di Kawasan Industri Bintang, Tanjung Uncang Batam.
Partisipan penelitian diambil dari populasi pekerja PT X yang berjumlah 700 orang.
Pemilihan sampel berdasarkan teknik purposive sampling.
Data data mengenai variabel dependen dan independen diolah menggunakan program statistik dengan tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang.
E. Kesimpulan
- Tingkat kebisingan di ruangan produksi wire dan cable berkisar antara 81.2 dBA sampai 94.2 dBA. Tingkat kebisingan tertinggi terdapat pada divisi PVC dan diikuti oleh CDS, CDM dan CDB. Pada divisi CS dan CAM tingkat kebisingan masih dibawah NAB.
- Leq pajanan efektif berkisar antara 75.7 dBA sampai 85.1 dBA. Pekerja yng menerima pajanan 85.1 dBA berjumlah 9 orang.
- Pekerja semuanya laki laki, 52 orang ? 40 tahun dan 3 orang berumur >40 tahun. Survei dari kebiasaan merokok didapatkan 70.9% perokok, 16.36% tidak perokok dan 12.73% pernah merokok. Masa kerja yang terbanyak adalah dibawah 5 tahun sebanyak 60% dan 40% diatas 40 tahun. Pada daerah tingkat kebisingan diatas nilai ambang yang diperbolehkan masih ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri sehingga tingkat risiko NIHL cukup tinggi.
Contoh Tesis Terpajan Bising
- Analisis Gangguan Pendengaran pada Pekerja yang Terpajan Bising di PT. X November 2012
- Analisis Hubungan Pajanan Debu Uang Kertas dengan Gangguan Fungsi Paru pada Tenaga Kerja Bank X 1996
- Analisis Konsentrasi PM2,5 dan Gangguan Saluran Pernafasan pada Anak Sekolah Dasar Negeri di Kota Palembang Tahun 2004
Leave a Reply