INTISARI
Prarancangan pabrik asam benzoat ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor. Asam benzoat banyak digunakan pada industri sebagai pengawet makanan, dalam farmasi sebagai antiseptik, bahan pembuatan fenol, kaprolaktam, glikol benzoat, sodium dan potasium benzoat. Bahan baku yang digunakan adalah toluen dan udara. Pabrik direncanakan didirikan di daerah industri Tuban, Jawa Timur pada tahun 2008 dan beroperasi pada tahun 2010. Pabrik asam benzoat ini dirancang dengan kapasitas 32.500 ton/tahun. Selain asam benzoat, pabrik ini juga menghasilkan benzaldehid sebagai produk samping.
Pembuatan asam benzoat merupakan reaksi oksidasi toluen pada fase cair dengan katalisator Cobalt asetat dalam reaktor gelembung dengan kondisi reaktor isotermal pada suhu 193,1278 oC dan tekanan 7,6696 atm. Pada proses ini juga terbentuk benzaldehid sebagai produk samping. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis, sehingga diperlukan pendingin. Bahan baku yang digunakan adalah toluen 99,95 % wt sebanyak 27.498,2145 ton/tahun. Dengan konversi total sebesar 50 %. Produk yang dihasilkan berupa asam benzoat 90 % wt terhadap produk total asam benzoat dan benzaldehid. Unit pendukung proses pabrik meliputi unit pengadaan air, steam, udara tekan, listrik, dan bahan bakar. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku dan produk serta bahan buangan pabrik. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi sistem garis dan staf. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dan 330 hari per tahun. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 251 orang.
Dari analisa ekonomi yang dilakukan terhadap pabrik diperoleh modal tetap (fixed capital investment) sebesar US$ 16.891.606,00 dan Rp. 63.039.744.682,64 sedangkan modal bergerak (Working capital investment) sebesar US$ 25.438.928,50 dan Rp. 69.295.053.755,01 dan biaya produki total per tahun adalah sebesar Rp. 353.237.326.440,50. Analisa kelayakan diperoleh Break Even Point (BEP) 48,95 %, Shut Down Point (SDP) 26,73 %, Rate of Investment (ROI) sesudah pajak 25,46 % ROI sebelum pajak 31,82 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak 3,93 tahun, sebelum pajak 3,14 tahun, Discounted Cash flow (DCF) 12,96 %, laba sebelum pajak Rp. 68.443.637.980,00 dan laba sesudah pajak Rp. 54.754.910.384,00.
Dari hasil evaluasi ekonomi tersebut, pabrik Asam Benzoat Proses Oksidasi Toluen dengan Udara kapasitas 32.500 ton/tahun ini layak untuk dipertimbangkan pendiriannya di Indonesia.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Industri
- Daftar Contoh Tesis Perencanaan Wilayah dan Pedesaan
- Daftar Contoh Tesis Informatika
- Daftar Contoh Tesis Sipil
- Daftar Contoh Tesis Campuran
- Daftar Contoh Tesis Elektronika
- Daftar Contoh Tesis Kimia
- Daftar Contoh Tesis Mesin
- Daftar Contoh Tesis Elektro
- Daftar Contoh Tesis Arsitektur
- Daftar Contoh Tesis Lingkungan
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia telah mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas sehingga kebutuhan akan bahan baku, bahan pembantu, maupun tenaga kerja semakin meningkat. Dengan melihat kenyataan tersebut, industri asam benzoat memiliki prospek kedepan yang cerah. Hal ini karena asam benzoat merupakan senyawa kimia organik produk industri kimia yang dapat menjadi bahan baku untuk industri kimia lain seperti industri makanan, farmasi, dan yang lain. Kegunaan asam benzoat antara lain sebagai pengawet makanan, dalam farmasi sebagai antiseptik, bahan pembuatan fenol, kaprolaktam, glikol benzoat, sodium dan potasium benzoat.
Asam benzoat terdapat di alam dalam bentuk turunan seperti garam, ester dan amida. Getah benzoin (styrax benzoin) mengandung 20% asam benzoat atau kombinasinya yang dapat dipecah dengan pemanasan. Resin Acaroid (Xanthorrhoca haslilis) mengandung 4,5–7% asam benzoat. Sejumlah kecil terdapat pada kelenjar bau dari berang-berang, kulit kayu cherry, berry, prem, cengkeh matang dan minyak biji adas. Balsam dari Peru dan Tolu mengandung benzyl benzoat dan juga asam benzoat. Urin herbivora mengandung sejumlah kecil glisin yang merupakan turunan asam benzoat, asam hippurat. Sehingga dapat dikatakan bahwa asam benzoat dalam bentuk murni tidak terdapat di alam. (Kirk & Othmer, 1998)
Pada saat ini kebutuhan asam benzoat di Indonesia sebagian besar impor dari Cina, Hongkong, USA, Belanda, Jepang, Perancis dan Jerman. Sedangkan ekspor asam benzoat sebesar 3 ton dan hanya dilakukan pada tahun 2003. Kebutuhan bahan baku merupakan faktor penting yang menentukan kelangsungan produksi. Toluen dan oksigen merupakan bahan baku dalam pembuatan asam benzoat. Harga pasaran dunia asam benzoat adalah US$ 0,65/lb, dan toluen US$ 1,00/galon. Oksigen dapat diperoleh bebas dari udara. Kebutuhan toluen di Indonesia dipenuhi oleh PT Makasar Petrosel dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama 150.000 ton/tahun, PT Humpuss Aromatic 4000 ton/tahun, PT Citra Pacific Aromatic 72.000 ton/tahun. (BKPM, 2000)
Kebutuhan dunia akan asam benzoat setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 2 % per tahun. (Kirk & Othmer, 1998). Dengan demikian, maka peluang pasar asam benzoat masih luas dan dapat diperebutkan. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka direncanakan pendirian pabrik asam benzoat di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Leave a Reply