Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan Quantum Learning dan Ekspositori terhadap Kemampuan Mengapresiasi Prosa Fiksi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi (Studi Eksperimen di SMP Negeri Satu Atap 3 Sambirejo)
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang menyenangkan berperan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa. Sebagaimana penelitian DePorter (2008: 1) bahwa pendekatan quantum learning berlandaskan pada konteks suasana menggairahkan, landasan kokoh, lingkungan yang menyenangkan, dan pembelajaran yang dinamis. Metode yang ada dalam quantum learning dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan paradigma mengembangkan dan memperdayakan lingkungan belajar, serta dapat memberikan penghargaan secara nyata kepada siswa dengan latar belakang yang berbeda. Dengan konteks seperti itu, motivasi dapat dibangun dan tumbuh sense of belonging antarsiswa dan ada interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan kurikulum, siswa dengan keterampilan belajar, dan antara siswa dengan life skills (Nyoman S. Degeng, 2005: 6).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibatasi sejauh mana pengaruh pendekatan quantum learning dalam kaitannya dengan motivasi berprestasi terhadap kemampuan mengapresiasi sastra. Agar penelitian ini lebih mendalam, peneliti membatasi permasalahan:
- pengaruh pendekatan quantum learning terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi
- motivasi berprestasi terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi;
- pengaruh pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap kemampuan mengapresiasi prosa fiksi.
B. Rumusan Masalah Skripsi
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
- Apakah ada perbedaan antara kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang diajar dengan pendekatan quantum learning dan pendekatan ekspositori?
- Apakah ada perbedaan kemampuan mengapresiasi prosa fiksi antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?
- Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi kemampuan mengapresiasi prosa fiksi?
C. Kajian Teori
Pengertian Kemampuan
Berbagai definisi kemampuan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan lebih luas cakupan pengertiannya daripada keterampilan. Kemampuan ini lebih mudah diukur dibandingkan dengan keterampilan. Selain itu, kemampuan menggambarkan perilaku belajar yang terkini karena diadopsi sebagai model kurikulum yang mutakhir, yaitu KBK 2004 dan KTSP. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kemampuan (kompetensi) adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang.
Pengertian Prosa Fiksi
Sebagai salah satu genre sastra, prosa fiksi adalah jenis prosa yang dihasilkan dari proses imajinasi (Herman J. Waluyo dan Nugraheni Eko W., 2008:
Kata fiksi berasal dari bahasa latin fictio berarti membentuk, membuat, atau mengadakan. Dalam bahasa Indonesia, kata “fiksi” dapat diartikan sebagai yang dikhayalkan atau diimajinasikan. Fiksi di sini berarti fiction yang artinya hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Hal yang ditampilkan dalam cerita fiksi adalah hasil imajinasi dari juru cerita, baik juru cerita lisan maupun jurus cerita tertulis yang disebut pengarang. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981: 61). Hal senada diungkapkan oleh Burhan Nurgiyantoro (2009: 2), bahwa cerita fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata.
Pengertian Quantum Learning
Berdasarkan uraian di atas, quantum learning termasuk pendekatan pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh DePorter dan Hernacki (2008: 15), quantum learning adalah seperangkat metode belajar yang efektif digunakan untuk semua umur. Seperangkat metode pembelajaran ini dimatangkan oleh DePorter di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika Serikat. SuperCamp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum, sebuah perusahaan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia.
Pengertian Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori merupakan pendekatan yang menempatkan guru sebagai pusat pengajaran yang menunjukkan guru berperan lebih aktif dan lebih banyak melakukan aktifitas dibandingkan siswanya karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswa berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan karena menerima bahan ajaran yang disampaikan guru (Syaiful Sagala, 2006: 79). Senada dengan pendapat Syaiful Sagala tersebut, Wina Sanjaya (2007: 177) menjelaskan bahwa pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekperimen dengan rancangan faktorial 2×2.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri Se-Eks kawedanan Gondang; sampel penelitian diambil 74 siswa yang ada di SMP Negeri Satu Atap 3 Sambirejo dan SMP Negeri 2 Sambungmacan dengan teknik two stage random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket.
Tes digunakan untuk mengambil data kemampuan mengapresiasi prosa fiksi; angket digunakan untuk menjaring data motivasi berprestasi siswa. Uji validitas kemampuan mengapresiasi prosa fiksi dilakukan dua jenis, yaitu uji validitas item dan uji validitas konstruk.
Validitas item digunakan untuk menguji butir tes tingkat informasi, konsep, dan perspektif dengan rumus korelasi point biserial, uji reliabilitasnya dengan rumus KR-20. Validitas konstruk digunakan untuk tes kemampuan mengapresiasi prosa fiksi tingkat apresiasi; reliabilitasnya dengan teknik uji reliabilitas ratings.
Validitas butir pernyataan angket motivasi berprestasi digunakan rumus korelasi product moment, reliabilitasnya dengan koefisien ? cronbach. Uji normalitas menggunakan Uji Lilliefors, sedangkan uji homogenitasnya menggunakan Uji Bartlett. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik Analisis Varian Dua Jalan (ANAVA Dua Jalan).
E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pertama, kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang diajar dengan pendekatan quantum learning lebih baik daripada kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori. Hal ini terlihat pada perolehan hasil Fh sebesar 141,34 > Ft sebesar 3,99 dengan db pembilang 1 dan db penyebut 64 pada taraf nyata ? = 0,05.
Kedua, kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik daripada kemampuan mengapresiasi prosa fiksi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Hal ini terlihat pada perolehan hasil Fh sebesar 154,90 > Ft sebesar 3,99 dengan db pembilang 1 dan db penyebut 64 pada taraf nyata ? = 0,05. Ketiga, ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi kemampuan mengapresiasi prosa fiksi. Hal ini terlihat pada perolehan hasil Fh sebesar 4,18 > Ft sebesar 3,99 dengan db pembilang 1 dan db penyebut 64 pada taraf nyata ? = 0,05.
Leave a Reply