Judul Tesis : Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw dalam Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan / Service Engine dan Komponen–Komponennya Pada Siswa
A. Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran terpisah dari peserta didik yang mempelajarinya. Sebagai medium pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artifisial adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari dari pada struktur yang terdapat dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan . belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan danmobilisasi. Dampak psikis ini tentu kontra produktif dengan hakekat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Pertanyaannya, bagaimana menemukan cara terbaik menciptakan pembelajaran bermakna? (Agus Suprijono 2009: ix)
Guru dipandang sebagai agen modernisasi dalam segala bidang melalui program pendidikan bagi para siswanya. Dalam melakukan usaha pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, guru harus menggunakan cara dan metode yang menarik siswa sehingga proses pembelajaran akan menyenangkan dan memberikan hasil belajar yang optimal. Strategi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting dan sangat mendukung dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana model pembelajaran cooperative learning jigsaw diterapkankan di kelas XIIMO4 SMK nasional Berbah?
- Apakah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning jigsaw kektifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat meningkat?
- Apakah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning jigsaw hasil belajar siswa kelas XIIMO4 pada mata pelajaran pemeliharaan / service engine dan komponen-komponennya dapat meningkat?
C. Landasan Teori
Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manuasia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. (Winkel,1996:51 dikutip oleh Purwanto,2009:45). Selanjutnya dinyatakan bahwa:”aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.” (Winkel,1996:244 dikutip oleh Purwanto, 2009:45).
Mata Pelajaran Pemeliharaan/Service Engine
dan Komponen-komponennya. Mata pelajaran di SMK program keahlian teknik mekanik otomotif dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok program yaitu mata pelajaran program normatif, mata pelajaran program adaptif, mata pelajaran program produktif, program muatan lokal dan pengembangan diri. Mata pelajaran pemeliharaan / service engine dan komponen–komponennya, sering disebut mata pelajaran engine tune up termasuk kelompok mata pelajaran program produktif.
Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Jigsaw
Dalam pembelajaran kooperatif ini setiap anggota berusaha dan bekerjasama sehingga semua akan mendapatkan keuntungan. Keberhasilan anggota yang satu akan bermanfaat bagi anggota yang lain. Kerjasama (cooperative) dalam situasi belajar yang positif saling tergantung di antara tujuan siswa yang satu dengan yang lainnya; siswa merasa bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar mereka jika dan hanya siswa yang lain dalam kelompok belajar mereka juga telah mencapai mencapai tujuan.
D. Metodelogi Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning jigsaw keaktifan belajar siswa kelas XIIMO4 SMK Nasional Berbah pada mata pelajaran pemeliharaan/service engine dan komponen-komponennya dapat meningkat.
Hal ini dapat dibuktikan dengan terjadinya peningkatan skor rerata kelas dalam keaktifan berdiskusi dari tindakan pada siklus ke 2 meningkat 4,23% jika dibandingkan dengan skor keaktifan siswa dalam berdiskusi pada siklus ke1. Pada siklus ke 3 keaktifan siswa dalam berdiskusi meningkat 5,07% jika dibandingkan dengan keaktifan siswa dalam berdiskusi pada siklus ke 2.
E. Kesimpulan
1. Indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas yang menyatakan bahwa penelitian ini berhasil apabila dicapai hal-hal sebagai berikut:
- Terjadinya peningkatan persentase keaktifan siswa mencapai diatas 90% didalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa disebut aktif jika rerata pada variabel keaktifan mencapai skor ? 2,00.
- Terjadinya peningkatan persentase hasil belajar siswa dalam kriteria kwantitatif, sehingga diatas 90% siswa memperoleh nilai ? 7,00 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 7,00.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning jigsaw keaktifan belajar siswa kelas XIIMO4 SMK Nasional Berbah pada mata pelajaran pemeliharaan/service engine dan komponen-komponenya dapat meningkat. Kegiatan pembelajaran yang semula berlangsung kurang aktif setelah diterapkanya metode ini menjadi lebih aktif. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan skor rerata kelas dalam keaktifan berdiskusi dari tindakan pada siklus ke-1 sebesar 2,84 menjadi 2,96 (meningkat 4,23%) dan pada kegiatan diskusi siklus ke-3 skor rerata keaktifan siswa dalam berdiskusi menjadi 3,12 (meningkat 3,84%).
3. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning jigsaw hasil belajar siswa kelas XIIMO4 SMK Nasional Berbah pada mata pelajaran pemeliharaan /service engine dan komponen-komponennya dapat meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai ? 7,00 pada siklus ke-1 sebanyak 25 siswa (83,33%), pada siklus ke-2 menjadi 27 siswa (90%) dan pada siklus ke-3 meningkat menjadi 30 orang siswa (100%).
Leave a Reply