Contoh Tesis– Hubungan Antara Lingkungan Belajar Klinis Dan Kemampuan Metakognitif Dengan Kompetensi Koasisten Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta
A. Latar Belakang Masalah
Tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan dunia kesehatan di masa kini dan masa datang meningkat dengan pesat. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter yang dirasa masih kurang, didoronglah pertumbuhan jumlah insitusi pendidikan di bidang kedokteran. Pendidikan dokter pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1851, dan sampai saat ini telah ada sekitar 52 fakultas kedokteran, yang meluluskan 5.000 dokter setiap tahunnya.
Dengan pertumbuhan institusi penyelenggara program pendidikan kedokteran dalam dekade terakhir yang sangat pesat, diikuti dengan jumlah lulusan pendidikan yang banyak pula, menuntut suatu framework yang mampu menjamin kualitas serta mengendalikan mutu keluaran dokter sehingga disusunlah area kompetensi pendidikan kedokteran yang mendasari kompetensi inti pendidikan kedokteran sebagai kurikulum inti pendidikan kedokteran di Indonesia, yang diikuti dengan penjabaran komponen kompetensi. Kurikulum inti nasional di bidang ilmu kedokteran, dirumuskan sejak tahun 1982, dan telah mengalami banyak perubahan yang disesuaikan dengan sumber daya di setiap fakultas kedokteran. Pada awal tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mensahkan Standar Kompetensi Dokter berdasar Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No.21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter (Emilia, 2008).
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara lingkungan belajar klinis dan kemampuan metakognitif dengan kompetensi koasisten dalam menjalani kepaniteraan klinik? lingkungan belajar klinis dan kemampuan metakognitif d
C. Hasil Penelitian
Dari penilitian ini menghasilkan korelasi signifikan antara lingkungan belajar klinik dengan kompetensi koasisten. Setiap peningkatan 1 skor lingkungan belajar klinik akan meningkatkan sebesar 0.5 skor kompetensi koasisten. Dalam penelitian ini diketahui adanya hubungan antara kemampuan metakognitif dan kompetensi koasisten. Setiap peningkatan 1 skor kemampuan metakognitif akan meningkatkan sebesar 0.2 skor kompetensi koasisten.
D. Saran
- Perlu penelitian sejenis dengan mengendalikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penelitian, misalnya hal – hal yang mempengaruhi persepsi (emosi, kebutuhan, pengalaman).
- Perlu penelitian kualitatif terlebih dahulu untuk meneliti lingkungan belajar karena dengan penelitian kuantitatif saja sulit dalam mengukur persepsi. Dengan penelitian kualitatif tersebut akan dilakukan eksplorasi terlebih dahulu terhadap lingkungan belajar.
- Perlu penelitian secara longitudinal, sehingga bisa mengukur kompetensi secara serial.
Leave a Reply