Jenis-Jenis Desain Penelitian
Desain penelitian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Di bawah ini merupakan berbagai bentuk pengelompokan desain penelitian.
Selltiz (1964) |
Mc Grath (1970) |
|
|
Barnes (1964) |
Wilson Diers (1979) |
|
|
Sedangkan menurut Shah (1972), desain penelitian dibagi menjadi enam kategori, yakni:
1. Desain untuk penelitian yang ada kontrol
Desain yang pertama ini dapat diterapkan pada penelitian percobaan ataupun penelitian yang bukan percobaan. Dalam desain ini terdapat variabel yang dikontrol dan variabel kontrol. Peneliti dalam penelitian ini dapat mengadakan manipulasi terhadap variabel yang merupakan penyebab munculnya hasil yang sedang diteliti. Dan desain ini digunakan untuk meneliti fenomena natura.
2. Desain untuk studi deskriptif dan analitis
Desain untuk studi deskriptif dan analitis terbagi menjadi tiga bagian yakni: (a) desain studi historis; (b) desain studi kasus; dan (c) desain survai.
Desain penelitian deskriptif merupakan merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Studi formulatif dan eksploratif termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini. Selain itu, studi untuk melukiskan secara akurat berbagai sifat dari fenomena, dan penentuan frekuensi terjadinya suatu keadaan juga termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini.
Sedangkan desain penelitian analitis, tidak berbeda jauh dengan desain penelitian deskriptif. Desain penelitian analitis digunakan untuk menguji hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang berbagai korelasi.
3. Desain untuk studi lapangan atau bukan
Bila dilihat dari setting penelitiannya, maka penelitian dapat dibagi menjadi penelitian yang dilakukan di lapangan dan penelitian yang tidak dilakukan di lapangan.
Contohnya, adalah desain penelitian sejarah. Dalam penelitian ini kurang menggunakan lapangan dan lebih banyak menghabiskan penelitian di museum, perpustakaan dan sebagainya.
Berbeda dengan penelitian sejarah, penelitian studi kasus dan penelitian survei lebih menghabiskan penelitian di lapangan untuk memilih responden, pemilihan alat pengumpul data, dan sebagainya.
Selain itu, desain penelitian yang dilakukan di lapangan akan memiliki sedikit kontrol dari pada desain penelitian yang dilakukan di laboratorium atau museum.
4. Desain untuk studi dengan dimensi waktu
Desain penelitian dalam hubungannya dengan waktu, dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni:
- One time cross sectional study, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya menggunakan cara cross section.
- Studi panel, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya dikumpulkan dalam suatu periode tertentu dengan responden yang berbeda.
- Studi longitudinal, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya dikumpulkan dalam lebih dari dua rentang waktu, tetapi menggunakan responden yang sama.
- Studi time series atau studi trend, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya dikumpulkan dalam beberapa kali interval yang reguler.
5. Desain untuk studi evaluatif atau non evaluatif
Suchman (1967) memberikan definsi penelitian evaluatif merupakan penentuan hasil yang diperoleh dengan beberapa kegiatan yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau performance. Dalam desain penelitian evaluatif, peneliti harus membuat desain pertanyaan yang nantinya dapat menjawab berbagai aspek evaluasi.
6. Desain dengan menggunakan data primer atau sumber data sekunder
Data primer didapat oleh peneliti dengan cara observasi langsung, wawancara, kuesioner, dan lain sebagainya. Sedangkan data sekunder salah satunya diperoleh dari studi kepustakaan.
Atau menghubungi nomor kontak berikut 0852.2588.7747 (AS) email IDTesis@gmail.com
Leave a Reply