RELIABILITAS
Definisi reliabilitas
Realibilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama.
Contoh:
Terdapat dua anak yang mengukur beberapa buah balok (A,B,C,D,E,F) dengan menggunakan panjang jengkal tangan (dilakukan oleh anak pertama) dan menggunakan langkah (dilakukan oleh anak kedua). Maka diperoleh pengukuran sebagai berikut:
Kayu |
Ukuran Sebenarnya |
Ukuran anak Ke-1 |
Ukuran anak Ke-2 |
|||
Mutlak |
Ranking |
Mutlak |
Ranking |
Mutlak |
Ranking |
|
A |
17 |
1 |
16 |
1 |
14 |
2 |
B |
16 |
2 |
15 |
2 |
9 |
4 |
C |
12 |
3 |
13 |
3 |
10 |
3 |
D |
10 |
4 |
10 |
4 |
7 |
5 |
E |
9 |
5 |
8 |
5 |
15 |
1 |
F |
6 |
6 |
5 |
6 |
4 |
6 |
Dari tabel pengukuran tersebut dapat diketahui bahwa ukuran yang dilakukan oleh kedua anak tersebut kurang tepat dibandingkan dengan ukuran mutlak dari ukuran kayu yang sebenarnya. Tetapi dilihat secara ranking, ukuran yang dilakukan oleh anak pertama lebih mendekati ukuran sebenarnya daripada pengukuran yang dilakukan oleh anak kedua. Sehingga dapat disimpulkan pengukuran yang menggunakan jengkal anak pertama mempunyai reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran langkah yang dipakai oleh anak kedua.
Teori Reliabilitas
Alat yang standar diperlukan untuk melihat reliabilitas dari suatu instrumen. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan alat yang standar akan memperoleh ukuran yang sebenarnya. Ukuran yang diperoleh setelah dilakukan pengukuran maka dinamakan skor yang diperoleh. Sedangkan selisih antara skor yang sebenarnya dengan skor yang diperoleh dinamakan error. Semakin kecil error maka akan semakin reliabel.
Nazir (1988: 164) mengemukakan bahwa reliabilitas dapat dilihat dari error yang dibuat. Semakin besar error yang terjadi, maka semakin kecil reliabilitas pengukuran, demikian juga sebaliknya. Untuk mencari derajat reliablitas, maka digunakan koefisien reliabilitas, yang memiliki dua arti, yaitu:
Contoh 1:
Terdapat dua buah pengujian yang menghasilkan data-data berikut ini.
HASIL PENGUJIAN |
PENGUJIAN I |
PENGUJIAN II |
Variance Error |
20 |
50 |
Variance Sebenarnya |
50 |
50 |
Variance Diperoleh |
100 |
100 |
Reliabilitas |
??? |
??? |
Untuk menentukan nilai reliabilitasnya, maka dapat dengan menggunakan rumus di atas.
Menguji indeks reliabilitas
Untuk menguji indeks reliabilitas, maka dapat dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a) teknik kesesuaian;
teknik kesesuaian dilakukan dengan cara mencari crude index of agreement atau indeks kesesuaian kasar. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengulangi penelitian dengan menggunakan alat dan responden yang sama serta dengan tenggang waktu yang tidak terlalu lama. Setelah itu hasil penelitian diperoleh baik itu yang pertama dan yang kedua dibandingkan serta stabilitas dari jawabannya dianalisa.
Contoh:
Peneliti mengadakan survei kepada 15 orang responden. Berikut hasilnya:
Responden |
Wawancara I |
Wawancara 2 (pengulangan) |
||||
Bekerja |
Tidak Bekerja |
Mencari Kerja |
Bekerja |
Tidak Bekerja |
Mencari Kerja |
|
A |
1 |
1 |
||||
B |
1 |
1 |
||||
C |
1 |
1 |
||||
D |
1 |
1 |
||||
E |
1 |
1 |
||||
F |
1 |
1 |
||||
G |
1 |
1 |
||||
H |
1 |
1 |
||||
I |
1 |
1 |
||||
J |
1 |
1 |
||||
K |
1 |
1 |
||||
L |
1 |
1 |
||||
M |
1 |
1 |
||||
N |
1 |
1 |
||||
O |
1 |
1 |
||||
TOTAL |
6 |
7 |
2 |
6 |
5 |
4 |
Langkah-langkah
1. membuat matrik dari hasil kedua wawancara tersebut
Wawancara I |
Wawancara 2 |
|||
Bekerja |
Tidak bekerja |
Mencari kerja |
Total |
|
Bekerja |
2 |
2 |
2 |
6 |
Tidak bekerja |
3 |
3 |
1 |
7 |
Mencari kerja |
1 |
0 |
1 |
2 |
Total |
6 |
5 |
4 |
15 |
2. setelah dibuat matriks maka dapat diketahui nilai dari diagonal matriknya.
Unsur diagonal tersebut dijumlahkan maka 2+3+1 = 5
3. indeks kesesuaiannya telah diketahui yakni 0.33 yang mana indeks kesesuaian yang kurang dari 0.9 mengindikasikan bahwa reliabilitasnya kurang.
b) teknik korelasi atau teknik pararel
teknik korelasi atau pararel ini dikerjakan dengan cara mengukur penelitian tersebut dengan waktu yang sama atau hampir bersamaan.
Contoh:
Peneliti mengukur nilai ekonomi dari 10 orang responden. Dalam hal ini peneliti menggunakan 2 alat ukur status ekonomi, yakni pendapatan total, dan kekayaan. Berikut adalah data-datanya:
Responden |
Ranking status menurut pendapatan |
Ranking status menurut kekayaan |
A |
1 |
1 |
B |
2 |
2 |
C |
3 |
5 |
D |
4 |
3 |
E |
5 |
7 |
F |
6 |
6 |
G |
7 |
4 |
H |
8 |
10 |
I |
9 |
8 |
J |
10 |
9 |
LANGKAH-LANGKAH
- mencari nilai koefisien spearman
Responden |
X1 (pendapatan) |
X2 (kekayaan) |
D |
D square |
A |
1 |
1 |
0 |
0 |
B |
2 |
2 |
0 |
0 |
C |
3 |
5 |
-2 |
4 |
D |
4 |
3 |
1 |
1 |
E |
5 |
7 |
-2 |
4 |
F |
6 |
6 |
0 |
0 |
G |
7 |
4 |
3 |
9 |
H |
8 |
10 |
-2 |
4 |
I |
9 |
8 |
1 |
1 |
J |
10 |
9 |
1 |
1 |
Total |
24 |
2. menentukan nilai koefisien reliabilitas
Dilihat dari hasil koefisien reliabilitas dengan nilai 0.92 sudah termasuk nilai yang dapat dipercaya.
c) teknik belah dua (split half)
teknik split half dilakukan dengan cara observasinya yang dibagi menjadi dua bagian. Digunakan untuk menguji reliabilitas pernyataan yang berbentuk skala, yang memiliki hubungan antara satu dengan yang lain. Dapat dikatakan juga teknik ini digunakan untuk mengukur internal konsistensi dari pernyataan tersebut.
Contoh:
Dalam suatu uji prestasi mahasiswa sebanyak 10 orang menjawab pertanyaan yang jumlahnya 20 poin. Setelah nilai dari masing-masing mahasiswa diperoleh, kemudian dibagi dua bagian, yakni bagian pertama adalah nilai untuk soal yang ganjil dan bagian kedua nilai untuk soal yang genap. Reliabilitas dari alat pengukur diuji dengan menggunakan rumus KR 20 dan KR 21.
Rumus KR 20
VALIDITAS
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 1999)
Thorndike dan Hagen (1955) membagi validitas menjadi dua jenis, yakni a) validitas langsung, yakni jenis validitas yang bergantung pada analisa rasional dan putusan profesi (professional judgment), dan b) validitas derivatif, adalah validitas yang bergantung pada pembuktian statistik dan empiris.
Sedangkan Kerlinger (1973) dalam Nazir (1988: 175-179) membagi validitas menjadi tiga jenis, yakni:
a. validitas isi
validitas isi adalah jenis validitas yagn diperhiutngkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur (soal ujian, tes, dsb) dengan analisis yang rasional. validitas isi atau content validity adalah kecocokan diantara isi alat ukur atau tes dengan isi sasaran ukur.
Contoh:
Seorang dosen memberikan ujian tengah semester pada Fakultas Pertanian. Materi yang diberikan selama setengah semester telah ditentukan dalam course outline. Dosen tersebut membuat soal dalam bentuk objektif dan essai. Yang dipertanyakan apakah soal yang dibuat tersebut telah mencakup keseluruhan isi pelajaran sesuai dengan course outline. Pertanyaan tersebut mempersoalkan masalah validitas isi dari alat ukur (soal ujian) yang digunakan untuk mengukur prestasi mahasiswa dalam jarak waktu setengah semester.
Lebih lanjut lagi, dikatakan bahwa dalam menentukan validitas isi alat ukur, yang perlu sekali mendapat perhatian adalah:
- apakah alat ukur (soal-soal) telah mewakili semua mata pelajaran yang diberikan, dan
- apakah pokok-pokok yang dicantumkan dalam alat ukur (soal) sesuai dengan mata pelajaran yang telah diajarkan.
Dalam validitas ini, terbagi menjadi dua tipe:
- Validitas muka
Validitas muka merupakan jenis validitas yang paling rendah signifikansinya karena dalam validitas ini hanya didasarkan pada penilaian sepintas mengenai isi alat ukur.
- Validitas logis
Validitas logis atau validitas sampling merupakan jenis validitas yang menunjuk pada sejauhmana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur.
b. validitas yang berhubungan dengan kriteria
validitas jenis ini merupakan validitas yang dilihat dengan cara membandingkan dengan suatu kriteria atau variabel yang diketahui atau yang dipercaya dapat digunakan untuk mengukur suatu atribut tersebut.
dalam validitas yang berhubungan dengan kriteria, perlu adanya kriteria eksternal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengujian skor alat ukur. Kriteria merupakan variabel perilaku yang diprediksi oleh skor alat ukur.
Contoh:
Ujian masuk untuk universitas dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menyaring calon mahasiswa yang memenuhi kriteria. Calon mahasiswa yang memiliki nilai tinggi dalam ujian seleksi tersebut diprediksi akan memiliki nilai yang tinggi pula pada akhir studinya. Hal tersebut juga berlaku pada calon mahasiswa dengan nilai sedang diprediksi akan memiliki nilai sedang pula diakhir studinya. Yang dipertanyakan adalah apakah alat ukur yang berupa soal-soal ujian masuk yang dibuat, cukup baik sehingga dapat memprediksi mahasiswa di mana mahasiswa tersebut nantinya lulus dengan baik atau lulus dengan biasa saja.
c. validitas konstruk
Validitas konstruk merupakan jenis validitas yagn menunjukkan sejauhmana alat ukur tersebut mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritis yang akan diukur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat validitas konstruk, antara lain:
- komponen atau dimensi yang membentuk konsep tersebut
- landasan teoritis yang merangkum dimensi
- bukti empiris yagn memperlihatkan adanya keterkaitan atau tidak ada nya keterkaitan antar komponen
- contoh validitas konstruk adalah intelegensia, status ekonomi, fertilitas, persepsi, pendidikan tradisional, dan sebagainya.
- Langkah-langkah yang dilakukan dalam validitas jenis ini antara lain:
- menganalisa unsur yang menjadi bagian dari konstruk tersebut
- melihat isi, makna, dan alat ukur yang digunakan.
Dalam validitas konstruk ini, tidak hanya mengadakan validasi terhadap alat ukur (soal ujian, tes) saja melainkan mengadakan validasi terhadap teori di belakang alat ukur. Hal inilah yang membedakan validitas konstruk dengan jenis validitas yang lainnya.
Atau menghubungi nomor kontak berikut 0852.2588.7747 (AS) atau BBM :5E1D5370 email IDTesis@gmail.com
Leave a Reply