HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Judul Tesis : Pengaruh Latihan Shuttle Run Dan Three Corner Drill

Judul Tesis : Pengaruh Latihan Shuttle Run Dan Three Corner Drill Terhadap Kelincahan Bagi Atlet Hockey Putra Klub Putra Mandiri Mijen Kota Semarang Tahun 2005

 

A. Latar Belakang

Satu dari empat orang melakukan olahraga yaitu untuk mencapai sasaran prestasi tertentu. Dari hal tersebut hockey mempunyai kemungkinan untuk maju dan populer di Indonesia. Mengingat olahraga ini mempunyai persamaan dengan sepakbola yang merupakan olahraga paling populer di dunia. Peraturan permaian hockey tidak merugikan, bahkan menguntungkan bagi pemain yang berpostur tubuh rata-rata orang Indonesia. Data Asian Games tahun 1962 menunjukkan bahwa tinggi rata -rata pemain hockey dibawah 170 cm. Dalam permainan beregu bila diurut dari tinggi rendah permainan yaitu : basket, volley, sepakbola, hockey, polo air. Jepang dan Korea dikenal dengan atletnya yang pendek, ternyata untuk tim basket, volley dan sepakbola menggunakan pemain yang termasuk tinggi. Sebaliknya dengan pemain hockey rata-rata hanya 165 cm. Dalam sepakbola memang terkadang terdapat satu – dua pemain yang pendek, tapi kalau semuanya pendek tentunya merepotkan untuk tim tersebut. Lagi pula atlet yang pendek harus memiliki keistimewaan untuk dapat terpilih dalam suatu tim sepakbola.Tak terlalu heran bila olahraga hockey modern yang lahir dan semula dikuasai Eropa, sejak Olimpiade1928 direbut oleh India dan kemudian dikuasai oleh India dan Pakistan sampai sekarang. Hockey dapat dimainkan oleh anak ataupun orang tua. Seperti halnya pada Hockey klub anak bandung ( usia 7- 16 tahun ) dan tim veteran Jakarta dan Bandung, serta kompetisi veteran di Eropa membuktikan hal ini. Dalam Asian Games 1962 hal ini tercermin dari adanya pemain termuda ( 17 tahun dan tertua 34 tahun ). Seandainya hockey paling populer dikalangan pelajar dan mahasiswa, namun baik di negara hockey berasal maupun di Indonesia, hockey sampai sekarang belum dapat berkembang dan dikenal masyarakat. Pemain hockey berasal dari golongan miskin, sedang, dan kaya. Ada anak buruh, karyawan, bangsawan, staf dan pimpinan.

Menurut Suharno HP. (1983 : 2-3) menyebutkan bahwa faktor penentu pencapaian prestasi maksimal ada 2 yaitu faktor endogen (atlet) dan faktor exogen. Salah satu faktor indogen yang sangat penting adalah kondisi fisik dan kemampuan fisik yang meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, daya ledak, reaksi, dan stamina. Sedangkan M. Sajoto (1988 : 11) menjelaskan yang termasuk potensi/kemampuan dasar tubuh pada aspek biologis meliputi : kekuatan (strenght), kecepatan (speed), kelincahan dan koordinasi (agility and koordination), tenaga (power) daya otot (muscular endurence), daya kerja jantung dan paru-paru (cardiorespiratori funcional), kelenturan (flexibility), keseimbangan (balance ), kecepatan (accuracy), dan kesehatan untuk olahraga (healt for sport).

B. Rumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh yang berbeda antara latihan Shuttle Run dan Three Corner Drill terhadap kelincahan bagi atlet hockey putra Klub PUTRA MANDIRI Mijen Kota Semarang tahun 2005 ?”

C. Landasan Teori

Pengertian Kelincahan

Menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

Menentukan Dosis Latihan

Menurut Suharno HP. (1993 : 32) faktor-faktor yang membedakan beban latihan, kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani, kemampuan gerak fisik, penguasaan teknik, taktik, keterampilan, sikap mental, sosial ekonomi, pengalaman sebagai atlet, sosial budaya.

D. Metode Penelitian

Matched Subjectc by Designs yaitu melakukan matching karena hakekat subjects matching adalah sedemikian rupa sehigga pemisahan pasangan-pasangan subjek ( pair of subjects ) masing-masing grup eksperimen secara otomatis akan menyeimbangkan kedua grup ini. Sampel yang digunakan adalah atlet hockey putra klub PUTRA MANDIRI Mijen Kota Semarang, usia 16 – 20 tahun sebanyak 18 atlet. Dari 18 atlet dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Eksperimen 1( E1 ) dengan perlakuan latihan shuttle run dan kelompok Eksperimen 2 ( E2 ) dengan perlakuan latihan three corner drill, sehingga masing-masing terdiri dari 9 atlet. Untuk menentukan kelompok eksperimen dengan cara diundi. Selanjutnya pelaksanaan perlakuan diberikan kepad atlet selama 4 minggu. Akhir dari perlakuan tersebut kemudian diadakan post test atau tes akhir. Analisis data dilaksanakan dengan rumus t-tes pendek.

E. Kesimpulan

  1. Ada pengaruh yan berbeda antara shuttle run dan three corner drill terhadap kelincahan bagi atlet hockey putra klub PUTRA MANDIRI Mijen Kota Semarang tahun 2005.
  2. Latihan three corner driil memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan shuttle run terhadap kelincahan bagi atlet hockey putra klub PUTRA MANDIRI Mijen Kota Semarang tahun 2005

 

Contoh Tesis Pendidikan

  1. Pengaruh Latihan Jump Shoot Dari Sisi Kanan dan Kiri Pada Posisi 150 terhadap Hasil Tembakan pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMAN 1 Bawang Banjarnegara Tahun Ajaran 2004/2005
  2. Pengaruh Latihan Loncat Katak dan loncat Naik Turun Bangku terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas v SD Negeri Kalirejo 01 kec. Ungaran kab. Semarang Tahun pelajaran 2004/2005
  3. Pengaruh Latihan Naik Turun Bangku Tumpuan Satu Kaki Bergantian dengan dua kaki terhadap hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas V, VI SD Kalisidi 03 Ungaran Tahun Pelajaran 2004/2005
  4. Pengaruh Latihan Senam Ayo Bersatu terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puteri Kelas IV Sekolah Dasar Gayamsari 01 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005
  5. Pengaruh Latihan Shuttle Run Dan Three Corner Drill Terhadap Kelincahan Bagi Atlet Hockey Putra Klub Putra Mandiri Mijen Kota Semarang Tahun 2005

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?