HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Jasa Pembuatan Tesis Bali 2016/2017

1.Kemiskinan Provinsi Versus Kemiskinan Kabupaten di Bali

 

Abstrak

Kondisi kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali memiliki tingkatan beragam. Program solutif kemiskinan hanya cenderung didekati dengan pendekatan pembangunan sektoral yang realitasnya kurang bisa menjawab akar persoalan kemiskinan. Pada akhirnya, dengan kondisi ini Kabupaten / Kota di Bali masih terdapat pengeluaran penduduk miskin yang masih jauh di bawah rata-rata pengeluaran penduduk miskin. Indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten / Kota masih memiliki gap cukup besar bahkan terdapat beberapa kabupaten yang kondisinya berada di bawah rata-rata indeks Provinsi Bali.

Kata Kunci : Kemiskinan, Kabupaten/Kota, Provinsi Bali

 

2. Model Implementasi Kebijakan Sistem Pelayanan Perijinan Satu Atap yang Efektif (Studi Best Practice Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kab. Jembrana Bali)

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keberhasilan (praktik baik) Pemda  Jembrana Bali dalam mengimplementasikan kebijakan sistem pelayanan perijinan  terpadu satu loket. Selanjutnya dari praktik baik (best practice) tersebut

dikembangkan draf model implementasi kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket yang efektif yang diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah lain sebagai panduan/pembanding dalam menerapkan kebijakan sistem pelayanan perijinan satu atap di daerah masing-masing. Adapun tujuan penelitian tahun pertama ini yaitu:

  • mendeskripsikan upaya-upaya yang telah dilakukan Pemda Kabupaten Jembrana sehingga berhasil mengimplentasikan kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket;
  • mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses implementasi kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket di Kabupaten Jembrana Bali, dan
  • menyusun draft model implementasi kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket di Kabupaten Jembrana.

 

Penelitian tahun pertama ini menggunakan metode deskriptif-analitik pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian tahun pertama ini adalah:

  • upaya-upaya yang telah dilakukan Pemda Kabupaten Jembrana sehingga berhasil mengimplentasikan kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket antara lain: pemberian kewenangan kepada Kepala KPPT untuk atas nama Bupati untuk menetapkan dan menandatangani surat-surat dibidang perijinan, penyederhanaan layanan informasi, penyederhanaan persyaratan, mengurangi berkas permohonan, memperjelas prosedur pelayanan, percepatan waktu proses penyelesaian, ada kepastian/transfaransi biaya, dan pembebasan biaya beberapa jenis perijinan, akte dan kartu pencari kerja sesuai peraturan.
  • faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses implementasi kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket di Kabupaten Jembrana Bali antara lain: komunikasi, sumber daya yang dimiliki, sikap birokrasi atau pelaksana, struktur organisasi termasuk tata aliran kerja birokrasi, tingkat kepatuhan birokrasi terhadap birokrasi di atasnya, adanya kelancaran rutinitas dan tidak adanya masalah, pelaksanaan dan dampak (manfaat) yang dikehendaki dari semua program yang ada terarah.
  • model implementasi kebijakan sistem pelayanan perijinan terpadu satu loket di Kabupaten Jembrana sangat khas karena berbeda dengan teori-teori implementasi kebijakan yang ada.

Kata Kunci: Model Implementasi Kebijakan, Pelayanan Perijinan Satu Atap

 

3. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Nusa Perkasa Jaya terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Pejukutan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pejukutan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan kemudian mempelajari fenomena yang ada di lapangan. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai wakil populasi. populasi penelitian ini sebanyak 825 orang, maka dilakukan dengan teknik sampling menggunakan rumus Solvin dengan batas kesalahan 15%. Dengan menggunakan rumus Slovin:n = N / (1 + Ne²) = 825 / (1 + 825(0,15)²) = 42,17 dibulatkan menjadi 42. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 42 orang.

 

Berdasarkan hasil penelitian dengan kuesioner diperoleh kesimpulan bahwa “Coorperate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Pejukutan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung . Hal ini berarti Coorperate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di desa Pejukutan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Implementasikan program CSR dalam upaya pengembangan masyarakat PT Nusa Perkasa Jaya yang berfokus pada program pemberdayaan bidang pendidikan dan ekonomi dirasakan telah membantu masyarakat sekitar serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan saat ini telah berjalan efektif.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibilities (CSR), Pemberdayaan Masyarakat, Kesejahteraan Masyarakat

 

 

4. Tipologi Tata Kelola Penegakan Sanksi Pelanggaran Peraturan Daerah di Kabupaten Tabanan dalam Perspektif Governance

 Abstrak

Salah satu dampak pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah membanjirnya sektor usaha jasa dan kalangan tenaga kerja pendatang asing khususnya di sektor pariwisata, tidak terkecuali di Pulau Bali. Kabupaten Tabanan sebagai destinasi utama pariwisata di Bali, juga mengalami dampak ini, sehingga diperlukan upaya penertiban melalui instrument pengelolaan penegakan sanksi peraturan daerah yang dilaksanakan oleh aparatur Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten Tabanan. Penelitian dengan metode kualitatif deskriptif ini menyajikan temuan bahwa intensitas pelanggaran penegakan Peraturan Daerah di Kabupaten Tabanan yang tertinggi adalah jenis pelanggaran penyelenggaran administrasi kependudukan, yaitu kepemilikan kartu identitas musiman (KIPEM) oleh penduduk pendatang asing, disusul pelanggaran perijinan usaha. Pada proses pengelolaan pelanggaran ini Badan Kesatuan Polisi Pamongpraja Kabupaten Tabanan menerapkan prinsip governance, khususnya aspek keadilan, akuntabilitas dan transparansi. Pada aspek keadilan tercermin pada penerapan mekanisme penegakan Perda melalui tahapan yang diberlakukan sama atas semua jenis pelanggaran. Aspek akuntabilitas teraktualisasi melalui penanganan pelanggaran Peraturan Daerah secara lintas sektor serta monitoring periodik dengan kepala desa. Pelaksanaan aspek transparansi teraktualisasi pada tindakan pelaporan pertanggungjawaban disertai dokumentasi foto penindakan yang dapat diakses publik.

Kata Kunci : Tata Kelola, Sanksi, Pelanggaran Perda, Tabanan, Governance

 

5. Aksesbilitas Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas dalam Pemilu di Kota Denpasar

 

Abstrak

Secara realitas, angka partisipasi politik kalangan penyandang disabilitas dalam mengikuti pemilihan umum, baik pemilukada, pilpres maupun pemilu legislatif cenderung menurun Menurunnya angka partisipasi ini kontraproduktif dengan jaminan pelaksanaan hak politik tanpa diskriminasi terutama pada kalangan penyandang disabilitas. Peraturan KPU Nomor 26 Tahun 2013 menegaskan penyelenggara pemilu harus memberikan akses bagi penyandang disabilitas. Pilihan atas tema ini menyesuaikan agenda pemilukada serentak yang akan di gelar di Provinsi Bali termasuk Kota Denpasar. Berangkat dari kondisi ini tulisan ini mengupas pelembagaan partisipasi politik kalangan disabilitas dalam pemilu guna memetakan persepsi baik dari kalangan masyarakat penyandang difabel sendiri, pemerintah maupun penyelenggara pemilu di daerah. Pilihan lokasi di Kota Denpasar dipertimbangkan karena kota ini memiliki jumlah penyandang disabilitas terbesar dibandingkan kabupaten laindi Bali serta kota ini dijuluki kota inklusi karena dinilai memiliki komitmen penyelenggaraan layanan publik berbasis disabiltas yang dijamin melalui Peraturan Walikota Nomor 35 Tahun 2011 tentang Upaya Peningkatan Aksesbilitas bagi Penyandang Cacat di Kota Denpasar.

 

6. Motivasi Spiritual, Budaya Kerja dan Etos Kerja sebagai Prediktor terhadap Kepuasan Pedagang Melalui Kualitas Layanan Pedagang Kaki Lima di Pasar Badung-Bali

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi spiritual, budaya kerja dan etos kerja terhadap kepuasan pelanggan melalui layanan vendor kualitas di pasar Badung, Provinsi Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah survei adalah metode di mana responden adalah para PKL dengan jumlah responden sebanyak 200 orang dengan pengujian dilakukan dengan menggunakan model estimasi Maksimum Likelihood Estimation (MLE) atau sebanyak 5-10 kali jumlah parameter dalam estimasi. Jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan model analisis yang digunakan model persamaan struktural (SEM). Dari hasil yang diperoleh pada pengaruh spiritual motivasi laten variabel kualitas pelayanan positif secara signifikan. Pengaruh budaya kerja terhadap kualitas variabel laten layanan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap etas kerja laten variabel kualitas pelayanan positif secara signifIkan. Sedangkan pengaruh motivasi spiritual terhadap variabel laten kepuasan pedagang positif yang signifikan, pengaruh budaya kerja terhadap kepuasan pedagang laten variabel dan signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pedagang etos kerja adalah positif yang signifikan. Uji Square nilai Korelasi Beberapa determinasi diperoleh untuk variabel kualitas layanan kali 100% = 0,476 x 100% = 47,6%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kualitas pelayanan dipengaruhi oleh perubahan Motivasi Spiritual, Budaya Kerja dan Etika Kerja 47,6%. Sepenuhnya Kepuasan (PUAS) R2 = 0.608 maka jumlah determinasi= 0,608 x 100% = 60,8%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa perubahan dipengaruhi oleh Full Kepuasan Motivasi Spiritual, Budaya Kerja, Etika Kerja, dan Quality of Service dengan 60,8%.

 

 

7. Dampak Konsolidasi Tanah Terhadap Perubahan Sistem Subak: Studi Kasus di Subak Muding, Desa Pakraman Kerobokan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung

 

Abstrak

Subak sebagai lembaga sosial ekonomi religius masyarakat Bali telah terkenal dan berfungsi sejak Jama. Dengan berkembangnya penduduk dan pembangunan yang memerlukan penataan laban, maka muncul kepentingan untuk melakukan modifikasi terhadap sistem subak yang ada. Modifikasi dalam bentuk land consolidation, selain membawa manfaat juga membawa dampak negatif terhadap sistem subak.

Perubahan bentuk tanah subak dari kawasan pertanian menjadi kawasan pemukiman melalui proyek konsolidasi tanah, secara tidak langsung telah merubah fungsi subak, dan dengan sendirinya mempengaruhi makna sistem subak itu sendiri. Paling sedikit ada empat dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap sistem subak khususnya di Subak Muding Desa Pakraman Kerobokan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung yaitu:

Pertama, dampaknya terhadap sistem teknologi peralatan. Baik peralatan pertanian tradisional maupun peralatan pertanian teknologi modern tidak lagi dapat difungsikan untuk pengolahan sawah di kawasan “LC”. Peralatan seperti tenggala, tambah, penampad, tempeh, udud, tulud, anggapan, sanan, niu, traktor, huler dan lain-lain tidak Jagi dimiliki oleh masyarakat Subak Muding pasca konsolidasi tanah.

Kedua, perubahan fungsi tanah sawah menjadi tanah pemukiman, telah pula mempengaruhi sistem mata pencaharian hidup masyarakat subak. Masyarakat subak yang terkena proyek konsolidasi tanah, telah kehilangan peketjaan sebagai petani dan kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan dalam usaha pertanian sawah.

Ketiga, konsolidasi tanah yang dilakukan di Subak Muding telah memutus rantai kehidupan komunitas kecj]f organisasi sosial kemasyarakatan dalam subak. Seka-seka pertanian tradisional seperti seka yeh, numbeg, memula, mejukut, manyi,nigtig dan seka seka lainnya tidak Jagi dikenal di kawasan konsolidasi tanah. Sedangkan fungsi dan peran subak sudah sangat menurun. Struktur kepengurusan Subak Muding pasca konsolidasi tanah telah mengalami rasionalisasi dari 12 orang menjadi 4 orang prajuru.

Keempat, ritual keagamaan pertanian sawah di Subak Muding sangat betvariasi. Prosesi upacara magpag toya, sampai ngelinggihin Dewa Nini dan upacara kolektif lainnya seperti upacara neduh, nunas pekuluh, mapekelem, nangluk merana dan sebagainya, tidak Jagi dilakukan oleh masyarakat Subak Muding di kawasan konsolidasi tanah, kecuali dilakukan secara terbatas oleh petani (di hulu) yang sawalmya masih bisa ditanami padi. Dengan demikian, pelaksanaan konsolidasi tanah telah membawa dampak terhadap bentuk, fungsi dan makna sistem subak di Subak Muding Desa Pakraman Kerobokan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.

 

8. Mengatasi Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Melalui Mekanisme Kompensasi di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Provinsi Bali)

 

Abstrak

Perekonomian di Provinsi Bali saat ini memiliki ketergantungan yang relatif tinggi pada tiga sektor unggulan, yaitu sektor pertanian dalam arti luas, sektor-sektor yang terkait dengan pariwisata, dan industri kecil dan menengah). Namun disisi lain perkembangan sektor pariwisata yang terjadi di Provinsi Bali masih menyisakan persoalan mendasar, yaitu terjadinya ketimpangan perekonomian antar wilayah. Tulisan ini berupaya untuk mendalami permasalahan diatas dengan menganalisis:

pertama, perkembangan dan peranan sektor pariwisata dalam perekonomian Provinsi Bali;

kedua, ketimpangan kesejahteraan antar wilayah yang terjadi; dan

ketiga, upaya redistribusi yang dijalankan pemerintah daerah untuk mengatasi ketimpangan tersebut.

 

Data empiris dan berbagai studi yang pernah dilakukan semakin memperjelas kondisi ketimpangan antar wilayah yang terjadi di Provinsi Bali. Ketimpangan yang cukup mencolok terutama terjadi antara bagian selatan dan bagian utara. Salah satu pendekatan untuk mengurangi ketimpangan antara kabupaten dan kota di Provinsi Bali adalah dengan mengembangkan suatu kebijakan untuk meredistribusi kekayaan dari hasil pariwisata di wilayah destinasi wisata yang ‘kaya’ (Kab Badung3, Kab Gianyar dan Kota Denpasar) kepada wilayah di 6 kabupaten (Tabanan, Jembrana, Bangli, Buleleng, Klungkung dan Karangasem) yang destinasi wisatanya belum berkembang. Redistribusi tersebut dilakukan melalui mekanisme kompensasi dan kerjasama antar daerah dalam suatu wilayah provinsi. Upaya ini telah membawa hasil positif berupa penurunan tingkat kesenjangan PDRB perkapita antar kabupaten/kota di Provinsi Bali

 

Kata Kunci: ketimpangan wilayah, pariwisata, mekanisme kompensasi, kesejahteraan masyarakat

 

 9. Karakteristik Fisik Bakso Daging Sapi Bali Lokal yang Difortifikasi dengan Ekstrak Sayuran Sebagai Pangan Fungsional

Abstrak

Bakso konvensional masih didominasi oleh protein, lemak maupun karbohidrat dalam komposisinya sedangkan kandungan serat pangan, ?-karoten serta senyawa-senyawa flavonoid lainnya masih sangat rendah. Bakso dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional dengan menambahkan ekstrak sayuran

sebagai fortifikan. Untuk itu dibutuhkan gambaran karakteristik fisik sebagai data dasar dalam pengembangan formulasi selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik bakso yang difortifikasi dengan ekstrak sayuran sebagai dasar pengembangan pangan fungsional. Sebanyak 3 jenis sayuran digunakan (Bayam (Ba), Kangkung (Kk) dan Brokoli (Br) sebagai fortifikan yang disusun dalam 8 formulasi, yakni F1= (100% Ba) ; F2 =(100% Kk) ; F3 = (100% Br) ; F4 = (50% Ba + 50% Kk) ; F5 = (50% Ba + 50% Br) + F6 = (50% Kk + 50% Br) ; F7 = (33,3% Ba + 33,3% Kk + 33,3% Br) ; F8 = tanpa ekstrak sayuran (kontrol). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola searah 8 perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah daya ikat air (DIA), daya putus daging (DPD) dan susut masak (SM).

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak sayuran tidak berpengaruh nyata terhadap daya ikat air, daya putus daging dan susut masak bakso. Tidak ada perbedaan yang nyata secara fisik antara bakso yang mendapat tambahan ekstrak sayuran dengan bakso yang tidak mendapat ekstrak sayuran (kontrol).

 

Kata Kunci : bakso, daging sapi lokal, fortifikasi, ekstrak sayuran, pangan fungsional

 

10. Pengaruh Corporate Sosial Responsibility (CSR) Perama Swara Tour dan Travel terhadap Kesejahteraan Masyarakat Denpasar Selatan

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sampel penelitian sebanyak 42 masyarakat Denpasar selatan. Teknik  pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin n = N / (1 + Ne²). Pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi.  Teknik analisis data yang dipergunakan regresi sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS 16.

 

Hasil analisis data dengan signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa CSR berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Program CSR yang diberikan oleh PT. Perama Swara Tour dan Travel memberikan pengaruh terhadap kesajahteraan masyarakat di Denpasar selatan. Sebagai temuan dapat dinyatakan bahwa temuan penelitian ini membuktikan “Coorperate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Denpasar selatan dengan koefisien regresi sebesar 0.326. Hal ini berarti Coorperate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Denpasar selatan dan Implementasikan  program CSR dalam upaya pengembangan masyarakat PT. Perama Swara Tour  dan Travel yang berfokus pada program pemberdayaan bidang pendidikan dan  ekonomi dirasakan telah membantu masyarakat sekitar serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan saat ini telah berjalan efektif. Berdasarkan hal tersebut Dalam memberikan bantuan dana modal, sebaiknya perusahaan melakukan pengawasan dan rutin melakukan peninjauan, agar dana yang diberikan oleh perusahaan, tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, Adanya forum masyarakat dan konsultan dari pihak perusahaan, sangat berperan penting dalam keberhasilan program CSR, sebaiknya perusahaan turun tangan secara langsung dalam mengevaluasi kegiatan CSR serta menampung aspirasi masyarakat mengenai program CSR, sehingga terdapat feedback dari kegiatan CSR dan hasilnya lebih efektif.

Kata-kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), Kesejahteraan Masyarakat

 

11. Pengaruh Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur-Bali

 

Abstrak

Pemeliharaan sumber daya manusia suatu organisasi merupakan persoalan pokok untuk diperhatikan, karena karyawan memiliki kinerja yang tinggi tidak lepas adanya kompensasi yang memadai. Agar karyawan mau melaksanakan suatu pekerjaan, maka kompensasi perlu diberikan untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi tempatnya bekerja.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh secara langsung variabel kepemimpinan dan kompensasi terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali, serta untuk mengetahui variabel-variabel yang paling berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, dan analisis regresi linier berganda. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui penyebaran kuesioner terhadap 89 orang responden. Hasil analisis statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows diperoleh model persamaan regresi berganda Y = 4.54E-016 + O.083X1 + O.254X2. Hasil analisis statistik dengan pengujian regresi parsial diperoleh bahwa variabel kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali, sedangkan variabel kompensasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali.

 

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara statistik variabel kompensasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali, sedangkan variabel kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifIkan terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali. Dengan demikian variabel yang dominan atau paling besar pengaruhnya terhadap semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali adalah variabel kompensasi. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi kompensasi yang terstandarisasi bernilai lebih besar dari variabel kepemimpinan. Rekomendasi dapat diberikan adalah agar dalam usaha peningkatan semangat kerja karyawan hendaknya pimpinan benar-benar memperhatikan faktor kompensasi. Hal ini tercermin dari diketahuinya variabel kompensasi memiliki pengaruh yang lebih dominan dari variabel kepemimpinan. Disarankan juga untuk mengadakan pergantian kepemimpinan dalam jangka waktu tertentu, untuk penyegaran organisasi, menghilangkan rasa monoton dari waktu ke waktu, sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan PT Wijaya Tribwana International Sanur – Bali.

 

 

12. Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Program Non-Pendas di UPBJJ-UT Denpasar

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan prestasi akademik mahasiswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini menggunakan desain survei untuk mengumpullkan data dari para responden. Sebelum dilaksanakannya penelitian ini terlebih dahulu peneliti melakukan pra-survei dengan teknik wawancara terhadap beberapa responden guna mendapatkan informiasi untuk menyusun suatu konstruk yang akan dianalisis dan instrumen penelitian. Konteks penelitian ini dilakukan di UPBJJ-UT Denpasar dengan responden mahasiswa Program Non-Pendas yang pr~stasi akademiknya rendah. Responden pada penelitian ini adalah 71 mahasiswa dengan response rate ‘sebesar 92,5%. Untuk menganalisis faktor-faktor ,yang menyebabkan prestasi akademik dan mengetahui tihgkat perigaruhnya dengan confirmatory factor analysis dan statistik deskriptif Menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows

 

 

13. Emotional Organizational Pride, Attitudinal Organizational Pride, Komitmen Keorganisasian dan Turnover Intention (pada Pekerja di Beberapa Kota di Indonesia)

 

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris apakah Emotional Organizational Pride dan Attitudinal Organizational Pride dapat digunakan untuk memprediksi komitmen keorganisasian, serta apakah komitmen keorganisasian dapat digunakan untuk memprediksi turnover intention. Untuk menjawab permasalahan penelitian, terdapat tiga hipotesis yang akan diuji:

Pertama, Emotional Organizational Pride sebagai predictor positif terhadap komitmen keorganisasian.

Kedua, Attitudinal Organizational Pride sebagai predictor positif terhadap komitmen keorganisasian.

Ketiga, komitmen keorganisasian sebagai predictor negative terhadap turnover intention.

 

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data dikumpulkan dari 83 orang responden yang berdomisili di Pulau Batam, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali, menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan bantuan program computer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS 18).

 

Dari hasil analisis diketahui bahwa Emotional Organizational Pride dan Attitudinal Organizational Pride sebagai predictor positif terhadap komitmen keorganisasian. Komitmen keorganisasian teruji secara empiris sebagai predictor negative terhadap turnover intention. Pada bagian akhir disajikan saran untuk praktisi dan penelitian yang akan datang.

 

 

14. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Kantor Pos Gianyar

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh lingkunga kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, dan kompensasi terhadap kepuasan keja karyawan di Kantor Pos Gianyar. Data mengenai lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, dan kompensasi diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada 91 orang karyawan Kantor Pos Gianyar. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji hipotesis melalui analisis uji F dan uji t. penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab 4 hipotesis, yakni:

  • terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik dan kepuasan kerja,
  • terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja,
  • terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompensasi dengan kepuasan kerja, serta
  • terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja.

 

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan lkerja non fisik secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap kepuasan kerja, sedangkan kompensasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik, dan kompensasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Manajemen Kantor Pos Gianyar diharapkan memperhatikan pelaksanaan pemberian kompensasi di Kantor Pos gianyar, agar kepuasan kerja karyawan tetap terjaga untuk tetap mempertahankan semangat kerja karyawan.

Kata kunci: lingkungankerja fisik, lingkungan kerja non fisik, kompensasi, kepuasan kerja

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?