ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia di samping Malaysia dan Thailand. Karet merupakan salah satu komoditi pertanian utama yang jumlah volume ekspornya untuk saat ini menduduki peringkat paling besar. Diantara negara-negara pengimpor karet, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor yang terkait terhadap permintaan ekspor karet dari Indonesia ke Amerika. Faktor-faktor tersebut antara lain harga karet alam dunia, harga karet sintetis, GDP Amerika, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan juga variabel dummy yaitu krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi log linier dengan metode kuadrat terkecil (OLS). Pengujian secara parsial menggunakan uji t dan pengujian secara serempak menggunakan uji F. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik. Dari analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik yang mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika adalah GDP Amerika, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan juga variabel dummy. Sedangkan harga karet alam dunia dan harga karet sintetis tidak mempengaruhi volume ekspor karet Indonesia ke Amerika secara nyata. Hal ini terjadi karena konsumen dalam menggunakan bahan dari karet alam maupun karet sintetis tidak memperhitungkan tingkat harga yang terjadi di pasar. Selama para konsumen membutuhkan bahan baku dasar dari karet, maka mereka akan terus membeli berapapun harga yang ditawarkan.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Ilmu Ekonomi
- Daftar Contoh Tesis Ekonomika Pembangunan
- Daftar Contoh Tesis Ilmu-Ilmu Sosial
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian dan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi mensyaratkan bahwa kesejahteraan penduduk harus meningkat, dan salah satu ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan ekonomi (Abdul:2002). Hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi dalam waktu belakangan ini sudah menjadi perhatian berbagai kalangan. Perdagangan internasional khususnya ekspor diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam pertumbuhan ekonomi. Ekspor merupakan agregat output yang sangat dominan dalam perdagangan internasional. Suatu negara tanpa adanya jalinan kerjasama dengan negara lain akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Semenjak saat itu ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Ekspor memiliki peran yang penting dalam waktu-waktu mendatang, apalagi dengan
digulirkannya perundingan-perundingan WTO menuju perdagangan dunia tanpa hambatan (Faisal:2002). Adanya pergeseran dominan dari ekspor sektor migas ke arah sektor non migas merubah pola struktur ekspor Indonesia. Dimana ekspor non migas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.1
Perkembangan ekspor Indonesia tiga tahun terakhir 2000-2002 menunjukkan penurunan. Total nilai ekspor Indonesia tahun 2002 mencapai 57.002,3 juta US$. Walaupun terjadi kenaikan dibanding tahun 2001 yaitu sebesar 56.320,9 juta US$, tetapi masih mengalami penurunan sebesar 5.121,7 US$ bila dibandingkan dengan tahun 2000 (62.124,0 juta US$). Posisi nilai ekspor minyak bumi dan migas (migas) telah tergeser oleh nilai ekspor non migas. Ekspor komoditi non migas hanya mencapai 12.106,6 juta US$.
Peningkatan ekspor non migas salah satunya adalah berasal dari sektor pertanian. Komoditi pertanian yang diekspor antara lain karet, udang, kopi, teh, tembakau dan yang lain. Karet merupakan salah satu komoditi utama yang jumlah volume ekspornya untuk saat ini menduduki peringkat paling besar.
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia disamping Malaysia dan Thailand. Keunggulan Indonesia dalam peningkatan produksi karet untuk yang masa yang akan datang adalah pada masih tersedianya lahan tropis yang cukup besar yang sesuai untuk penanaman pohon karet. Produksi karet di Malaysia dan Thailand terus mengalami penurunan karena kebijakan pemerintahnya. Diantara beberapa negara tujuan utama ekspor karet Indonesia seperti Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan lainnya, Amerika Serikat merupakan negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia.
Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang menyebabkan terjadinya inflasi yang sangat tinggi. Hal ini terjadi karena kurangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintahan waktu itu. Krisis ini mengakibatkan perekonomian menjadi tidak stabil dimana harga-harga barang melambung dan tidak terkendali. Sehingga sangat berdampak terhadap rakyat kecil. Untuk mengatasi keadaan tersebut pemerintah berusaha mengambil kebijakan-kebijakan baru yang bisa menekan tingginya inflasi. Meskipun krisis ini sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia namun untuk sektor ekspor terutama ekspor karet ke Amerika tidak terlalu terpengaruh.
Setelah ada tanggapan positif dari para pelaku ekonomi dan masyarakat pada umumnya terhadap kebijakan baru yang diambil pemerintah, akhirnya kondisi perekonomian dapat membaik. Hal itu ditunjukkan dengan mulai normalnya harga-harga barang di pasaran. Sekarang ini konsumen karet dunia semakin meningkat. Sampai tahun 2005 konsumsi karet dunia akan naik dari 15 juta ton menjadi 20 juta ton. Selain itu harga karet dunia menembus 1 dollar AS per kilogram dan diyakini akan terus naik mendekati 1,77 dollar AS per kilogram seperti pada masa kejayaan karet pada tahun 1958. Dengan asumsi tersebut, maka ke depan prospek komoditas perkebunan yang paling menjanjikan adalah karet (Kompas 5 april 2003). Karena itu, investasi paling berharga dalam perkebunan saat ini adalah peremajaan pohon karet petani.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis berusaha untuk mengetahui lebih jauh mengenai seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh beberapa faktor terkait terhadap permintaan ekspor karet. Untuk itu penulis menuangkannya dalam skripsi dengan judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET DARI INDONESIA KE AMERIKA KURUN WAKTU 1980 – 2003
Leave a Reply