BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah :
Kematian bayi merupakan salah satu indikator dari derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi sangat dipengaruhi oleh angka kematian perinatal. Di Kabupaten Kulon Progo angka kematian perinatal mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 8,98 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2001 menjadi 19,17 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2002 (Suparjono, 2003). Dengan angka kematian bayi sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup, Indonesia berada di jalur yang baik dalam upaya mencapai sasaran. Tujuan Pembangunan Milenium untuk mengurangi angka kematian bayi dan balita. Meskipun demikian, angka kematian antar provinsi bisa sangat berbeda satu sama lain. Demikian juga halnya dengan wilayah perkotaan dan pedesaan, 76% kematian anak balita terjadi pada usia dibawah 12 bulan, dan sebanyak 45% kematian bayi terjadi pada usia dibawah 28 hari (neonatal). Tiga penyebab utama kematian bayi adalah komplikasi perinatal (dibawah usia 7 hari), infeksi pernapasan akut, dan diare. Sekitar sepertiga kematian balita dan separuh kematian bayi terjadi pada masa perinatal (dibawah usia 7 hari), yang berkaitan dengan layanan penting selama kehamilan dan persalinan (Unicef, 2006).

Tugas Akhir Keperawatan Hubungan Antara Preeklampsia Berat Dengan Asfiksia Perinatal
Penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran premature, dan berat bayi lahir rendah yaitu sebesar 40,68%. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 25,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan (Depkes, 2005). Menurut penelitian terdahulu di Rumah Sakit Dokter Moewardi Surakarta didapatkan angka kejadian preeklampsia adalah 6,7% sedangkan jumlah kelahiran hidup dan yang terjadi asfiksia sekitar 11,72%. Apabila terdapat hubungan yang bermakna antara preeklampsia berat dengan asfiksia perinatal maka dapat dilakukan usaha koreksi untuk dapat mencegah ataupun melakukan koreksi terhadap preeklampsia berat maupun terhadap asfiksia perinatal yang terjadi (Rofi’I, 1999).

Tugas Akhir Keperawatan Hubungan Antara Preeklampsia Berat Dengan Asfiksia Perinatal
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Rumah Sakit
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat
- Daftar Contoh Tesis Keperawatan
- Daftar Contoh Tesis Kedokteran
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Contoh Skripsi
- Bagian I : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian II : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Bagian III : Daftar Contoh Skripsi Kedokteran, Lengkap!!
- Daftar Contoh Skripsi Kebidanan
- Daftar Contoh Skripsi Kedokteran
- Daftar Contoh Skripsi Keperawatan
- Daftar Contoh Skripsi Kesehatan Masyarakat
Leave a Reply