Judul Tesis : Pembelajaran Kuantum dengan Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar
A. Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari cara guru dalam mengajar, guru lebih cenderung menekankan bagaimana menyelesaikan beban kurikulum tepat waktu daripada menerapkan metode pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih bermakna. Akibatnya guru cenderung mengajar dengan metode ceramah dan latihan soal untuk persiapan UAN, sehingga peserta didik menjadi pasif dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Peranan guru sebagai pendidik dan pengajar sangat penting agar permasalahan tersebut di atas dapat diminimalisir. Guru hendaknya dapat menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat ikut terlibat dalam proses belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat oleh guru sangat penting dalam membangun suasana belajar yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan topik materi yang akan dibahas, karena karakteristik/sifat materi pelajaran berbeda-beda.
B. Rumusan Masalah
- Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi terhadap prestasi belajar biologi peserta didik?
- Apakah ada pengaruh keterampilan proses sains tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi?
- Apakah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi?
C. Landasan Teori Tesis
Model Pembelajaran Kuantum
Dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya. Sebab, pembelajaran Kuantum akan membantu peserta didik dalam menumbuhkan minat belajarnya dengan semangat. Apalagi pembelajaran Kuantum juga sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh, seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan peserta didik dan diselingi humor yang bertujuan agar KBM tidak membosankan. Guru juga perlu memiliki Emotional Intelligence, yaitu kemampuan guru untuk dapat mengelola emosi.
Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (guided inquiry)
Metode pembelajaran inkuiri pada dasarnya sangat berkaitan dengan discovery, karena inkuiri artinya penyelidikan sedangkan discovery adalah penemuan. Dengan melalui penyelidikan peserta didik akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan. Menurut Beyer (1971,24) dalam Nuryani (2005,8) disebutkan bahwa : “Inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan proses, produk atau pengetahuan (content, knowledge) dengan konteks dan nilai (content, values, affective)”.
Metode Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (modified free inquiry)
Metode Inkuiri bebas termodifikasi merupakan suatu kegiatan inkuiri bebas yang dalam penentuan masalahnya ditetapkan oleh guru. Pada metode ini guru memberikan masalah melalui pengamatan, eksplorasi atau prosedur penelitian, untuk memperoleh jawaban peserta didik didorong untuk memecahkan masalah tersebut dalam kerja kelompok atau individual.
Ketrampilan Proses Sains
Kurikulum 1984 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, pada lampiran dan dalam bab pokok – pokok pelaksanaan kurikulum tersurat bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dengan pendekatan ketrampilan proses. Begitu juga kurikulum 1994 Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah Atas menekankan penggunaan pendekatan ketrampilan proses dalam pengajaran IPA. Dengan demikian, jelas bahwa aspek proses dituntut dalam pembelajaran IPA. Sudah sewajarnya apabila ketrampilan proses menjadi bagian yang tak terpisahkan (milik) Guru IPA pada jenjang pendidikan manapun.
Motivasi Belajar
Menurut Asra (2008:236): ”motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku”. Jadi motivasi adalah sesuatu yang ada di dalam tubuh organisme yang dapat membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.
D. Metodologi Penelitian
Tempat penelitian adalah di SMA Negeri 8 Kediri Propinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Jan – Feb tahun pelajaran 2010/2011.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Subana (2009:95) ”metode eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian variabel independen (misalnya : treatment, stimulus, kondisi).
Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator.
E. Kesimpulan
1. Penggunaan model pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi peserta didik pada materi Kingdom Fungi. Peserta didik dalam pembelajaran biologi dengan model pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri terbimbing memperoleh rerata 78,21 sedikit lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kuantum dengan metode inkuiri bebas termodifikasi yang memiliki rerata 74,95.
Pada pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum metode inkuiri terbimbing peserta didik lebih banyak mendapat pengarahan dari guru sehingga pembentukan konsep materi dan pemahamannya lebih terarah. Sedangkan yang menggunakan metode inkuiri bebas termodifikasi pembangunan konsep materi cenderung kurang mantap karena dibangun bersama teman sebayanya, sehingga atau kurang sempurna. Namun demikian hasil reratanya tidak jauh berbeda, sehingga kedua metode pembelajaran tersebut cukup efektif untuk diterapkan pada pembelajaran biologi khususnya materi Kingdom Fungi.
2. Motivasi belajar (tinggi atau rendah) berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi peserta didik pada materi Kingdom Fungi. Peserta didik yang motivasi belajarnya tinggi memperoleh rerata nilai yang lebih tinggi yaitu 79,38 pada eksperimen I dan 77,52 pada eksperimen II, sedangkan yang motivasi belajarnya rendah memperoleh rerata nilai 76,76 pada eksperimen I dan 70,35 pada eksperimen II.
Peserta didik dengan motivasi belajar tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu yang masih baru atau belum diketahui, serta senantiasa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu motivasi belajar sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar peserta didik.
3. Ketrampilan proses sains tinggi dan rendah berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi peserta didik pada materi Kingdom Fungi. Peserta didik dengan ketrampilan proses sains tinggi memperoleh rerata prestasi belajar yang lebih tinggi (80,96) pada eksperimen I dan (75,00) pada eksperimen II, sedangkan peserta didik dengan ketrampilan proses sains rendah memperoleh rerata prestasi belajar yang lebih rendah yaitu (72,92) pada eksperimen I dan (74,87) pada eksperimen II.
Dengan ketrampilan proses sains yang dimiliki, peserta didik dapat lebih mudah melakukan observasi, melakukan identifikasi, serta mampu mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini akan menyebabkan peserta didik tersebut lebih memahami materi secara mendalam, dan konsep yang terbentuk akan tersimpan cukup lama dalam memorinya. Dengan demikian ketrampilan proses sains sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Leave a Reply