Latar Belakang Masalah Pembelajaran Kimia dengan Menggunakan Metode Pembelajaran
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu yang dianggap sulit bagi siswa, sehingga minat untuk belajar kimia sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia. Menurut W.S Winkel (1996: 188), “minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu”. Minat belajar berperan penting dalam penyelenggaraan belajar, karena akan memberi pengaruh yang besar atas perilaku dan sikap individu dalam mengalami kegiatan belajar. Selain minat belajar, sikap ilmiah juga dimungkinkan berpengaruh terhadap prestasi belajar kimia koloid.
Komponen-komponen yang terintegrasi dalam pembelajaran kontekstual antara lain adalah inkuiri, konstruktivisme, dan masyarakat belajar yang berusaha mengaitkan lingkungan sekitar dengan memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran. Ini semua mendorong siswa untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang penerapan objek-objek atau materi koloid dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu aspek sikap ilmiah sangat berperan penting dalam penyelenggaraan pembelajaran kimia termasuk materi koloid. Pembelajaran yang bermakna dan dinamis meningkatkan aktivitas otak siswa sehingga diharapkan prestasi belajar kimia meningkat.
Perumusan Masalah
- Adakah pengaruh pembelajaran CTL menggunakan metode eksperimen dan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid ?
- Adakah pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid ?
- Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok sistem koloid ?
Kajian Teori
-
Pendekatan Kontekstual (CTL)
Pembelajaran konstektual (Contextual Teaching Learning) merupakan “suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pangetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja”
-
Metode Eksperimen
Eksperimen adalah bentuk pengajaran yang bersifat khusus dan istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan yang nyata apa yang diperoleh dalam teori.
-
Metode Pemberian Tugas
Pada setiap akhir proses belajar mengajar, guru kadang memberikan suatu tugas yang harus dijawab dengan lisan atau berupa soal yang harus dijawab dan dikumpulkan. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) mengemukakan bahwa “pemberian tugas adalah pemberian pekerjaan yang harus diselesaikan oleh murid”.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011, sebanyak 6 kelas.
Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, sejumlah 4 kelas, kelas XI IPA3 dan XI IPA4 menggunakan metode pemberian tugas, kelas XI IPA5 dan XI IPA6 menggunakan metode eksperimen.
Teknik pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan metode tes, sedangkan data prestasi belajar afektif, sikap ilmiah dan minat belajar siswa menggunakan metode angket.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dengan sel tak sama.
Kesimpulan
- Pada dasarnya penggunaan pembelajaran CTL menggunakan metode eksperimen dan pemberian tugas akan menghasilkan prestasi siswa yang lebih tinggi dalam pembelajaran kimia tentang materi Koloid kelas XI semester genap SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran CTL menggunakan metode eksperimen mempunyai rataan prestasi kognitif (70,76) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif dengan pembelajaran CTL menggunakan metode pemberian tugas (67,00). Prestasi siswa yang diajar dengan pembelajaran CTL melalui eksperimen lebih tinggi daripada CTL melalui pemberian tugas disebabkan karena pada CTL melalui eksperimen siswa tidak dituntut untuk menghafal konsep tetapi cenderung untuk menemukan konsep itu sendiri melalui percobaan yang dilakukan.
- Dari hasil uji hipotesis menunjukkan pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif pada materi Koloid kelas XI semester genap SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi rataan prestasi kognitifnya (71,07) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif siswa yang mempunyai sikap ilmiah rendah (66,38). Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi maka ia akan selalu bersemangat belajar dan berusaha memahami materi yang diajarkan sehingga prestasi yang dicapai juga akan bagus.
- Dari hasil uji hipotesis menunjukkan pengaruh minat belajar siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif belajar kimia pada materi Koloid kelas XI semester genap SMA Muhammadiyah 1 Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi rataan prestasi kognitifnya (72,10) lebih besar dibandingkan rataan prestasi kognitif siswa yang mempunyai minat belajar rendah (64,96). Dengan adanya minat belajar yang tinggi, maka siswa akan memperhatikan dan mengenang pelajaran yang disajikan guru. Siswa yang menaruh minat besar terhadap suatu materi pelajaran, akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Leave a Reply