1.Peran Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam Penyelenggaraan Layanan Publik
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peranan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan fungsi pelayanan public sesuai dengan karakteristik potensi daerah; mengetahui bidang pelayanan public yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung termasuk variasi cakupan pelayanan berdasarkan struktur dan fungsi yang telah ditetapkan; serta menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi peranan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik sesuai dengan karakterisitik fungsi daerah Kota Bandar Lampung. Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data sekunder sebagai data utama yang diperoleh melalui studi dokumentasi tentang pelayanan publik yang telah dan sedang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung maupun institusi lainnya. Di dukung oleh data primer yang diperoleh melalui wawancara terhadap beberapa respon yang dipilih, dan semua data yang dikumpulkan itu dianalisa secara diskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah semua kewenangan wajib yang didesentralisasi Pemerintah Pusat telah dijalankan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung kecuali bidang pertanahan. Pemerintah Kota Bandar Lampung mempunyai 14 bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan dan 5 bidang yang bersifat pilihan. Hanya 2 bidang saja urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang tidak lakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung yakni pelayanan pertanahan dan urusan wajib lainnya yang diamanahkan oleh peraturan perundang-undangan. Sementara bidang pemerintahan yang bersifat pilihan yang tidak dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung sebanyak 3 bidang saja yakni; energi dan sumberdaya mineral, kehutanan, dan ketransmigrasian. Hal ini sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi yang dimiliki Kota Bandar Lampung. Dalam penyelenggaraan layanan publik, Pemerintah Kota Bandar Lampung berusaha untuk menggunakan instrument penyediaan layanan langsung (direct provision). Hampir setiap organisasi perangkat daerah dilengkapi dengan perangkat aturan yang memungkinkannya menjalankan penyediaan sendiri layanan publik, sekaligus sebagai instrumen untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Model peran Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menyelenggarakan pelayanan publiknya dipengaruhi dengan kuat oleh empat dimensi yakni dimensi ekonomi, pemerintahan. politik, dan sosial budaya. Dari dimensi ekonomi dapat diketahui bahwa peran sektor publik lebih mendominasi penyediaan layanan publik dibandingkan dengan sektor pasar. Dari dimensi pemerintahan dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki peran kuat dalam penyediaan layanan publik (strong local government).
Hal penting yang ditemukan dalam penelitian ini adalah alternatif model peran Pemerintah Kota Bandar Lampung yang lebih pas dalam menyelenggarakan layanan publiknya yakni pilihan antara community authority atau market enabling authority. Model community-oriented enabling authority bisa dipertimbangkan untuk model Pemerintah Kota Bandar Lampung dimana dalam memenuhi kebutuhan warganya yang beragam menggunakan saluran penyediaan apa saja (apakah itu penyediaan langsung pemerintah, sektor swasta, organisasi nirlaba, atau sekedar pengaruh belaka) yang dipandang paling tepat. Sementara model market-oriented enabling authority dapat juga jadi pilihan bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung yang wilayahnya bercorak perkotaan. Karena di wilayah ini telah berkembang mekanisme pasar maka lebih dimungkinkan penyediaan layanan publik yang didominasi oleh sektor swasta, sehingga peran Pemerintah Kota Bandar Larnpung dalam penyediaan layanan publik lebih dipermudah dengan menguatnya sektor swasta.
2. Pemanfaatan Bantuan Belajar Melalui Tutorial Online Mahasiswa Non Pendas Program Studi S-1 Pendidikan Matematika UPBJJ- UT Bandar Lampung Masa Registrasi 2010.1
Abstrak
Penelitian ini ingin mengetahui pemahaman , jumlah dan hambatan mahasiswa program S-1 pendidikan matematika dalam memanfaatkan layanan tutorial Online. Universitas Terbuka UPBJJ-UT Bandar Lampung Masa Ujian 2010.1 Bentuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif , yang menjadi Populasi adalah mahasiswa program S-1 pendidikan matematika masa registrasi 2010, yang berjumlah 110 mahasiswa, pengambilan sampel yang berjumlah 50% dari populasi atau sebesar 55 mahasiswa. dengan menggunakan teknik pengambilan secara stratified random sampling, secara acak Penelitian ini berkenaan dengan layanan bantuan belajar melalui tutorial Online, pada mahasiswa S-1 pendidikan matematika. Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, yakni angket tentang pemahaman tutorial Online, dan angket pemanfaatan tutorial dan ddidukung dengan teknik dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa S-1 pendidikan matemátika UPBJJ-UT Bandar Lampung masa ujian 20101, secara umum belum mengerti, memahami, dan mengikuti penggunaan layanan bantuan belajar melalui tutorial Online. Hal ini dikarenakan secara umum berkaitan dengan sarana prasarana belum ada.
3. Tingkat Kemampuan Berbagai Macam Kultivar S. trifasciata dalam Mereduksi Gas CO dari Asap Rokok
Abstrak
Pencemaran atau polusi udara tidak hanya terjadi di luar ruangan saja, tetapi di dalam ruanganpun tidak lepas dari pencemaran, khususnya udara. Pencemaran dalam ruangan cenderung disebabkan oleh asap rokok. Gas pencemar dari asap rokok yang paling berpengaruh bagi tubuh manusia adalah gas karbon monoksida (CO) dan gas karbon dioksida (CO2). Sansevieria trifasciata merupakan contoh tanaman hias yang sering diletakkan di perkantoran, hotel, maupun rumah sebagai penetralisisr polusi. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa Sanseveira mampu menyerap 107 jenis racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok, bahkan radiasi nuklir. Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3 cukup ditempatkan Sansevieria dewasa berdaun 5 helai daun agar ruangan itu bebas polutan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan penyerapan gas CO keenam kultivar S. trifasciata setelah pemaparan asap rokok dan mengetahui kultivar mana yang memiliki kemampuan penyerapan gas CO terbaik menyerap gas CO. Penelitian ini dilaksanakan di Rajabasa Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan, dimulai dari Februari 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satuan percobaan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang diteliti. Rancangan ini menggunakan lima macam perlakuan. Analisa dilakukan selama penelitian dan secara menyeluruh mulai dari tahap kalibrasi, pemaparan gas pencemar karbon monoksida (CO), menentukan tanaman yang memiliki penyisihan terbesar dalam penurunan polutan gas CO dan efek yang ditimbulkan terhadap tanaman. Data hasil pengamatan disusun dalam tabel kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji jarak Duncan/Duncan Multiple Range Test (Gaspersz, 1991).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar terbaik dalam menyerap kadar CO dari polutan asap rokok adalah S. trifasciata “Green tiger” yaitu sebesar 76% dan kultivar terbaik dalam menyerap kadar CO2 dari polutan asap rokok adalah S. trifasciata “Green tiger” sebesar 80.07 %, serta yang mengalami kerusakan stomata paling banyak adalah S. trifasciata “Green tiger” yaitu sebesar 13.33%
4. Persepsi dan Harapan Pengguna Jasa terhadap Kualitas Pelayanan Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kota Bandar Lampung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Kota Bandarlampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner dengan menggunakan teknik aksidental untuk pengambilan sampel sebesar 140 responden. Analisis data didahului dengan pengujian reliabilitas dan validitas yang menghasilkan instrumen reliabel dengan nilai alpha diatas 0,7 dan valid dengan nilai koefisien 0,6. Kemudian diikuti dengan analisis kualitas pelayanan dengan Model SERVQUAL yang berisi lima dimensi yaitu bukti fisik, daya tanggap, kehandalan, jaminan dan empati dengan membandingkan antara harapan dengan kinerja untuk mengukur kualitas pelayanan, selanjutnya analisis tingkat kepuasan diukur berdasarkan persentase.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelayanan yang dirasakan lebih rendah dari harapan yang diinginkan. Adapun kualitas pelayanan BPMP Kota Bandarlampung berdasarkan dimensi pelayanan, tertinggi adalah dimensi Empati (skor = -0,50) dengan tingkat kepuasan 83,55%, sedangkan kualitas pelayanan terendah adalah pada dimensi daya tanggap (skor = -0,86) dengan tingkat kepuasan 79,43%. Kualitas pelayanan BPMP Kota Bandarlampung berdasarkan indikator pelayanan, tertinggi adalah perhatian (skor = -0,21) dengan tingkat kepuasan 93,17%, sedangkan indikator pelayanan terendah adalah kecepatan pelayanan (skor = -1,08) dengan tingkat kepuasan 75,61%. Dimensi pelayanan pada BPMP Kota Bandarlampung yang perlu diprioritaskan untuk mendapatkan perbaikan adalah dimensi daya tanggap, sedangkan indikator pelayanan yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki adalah kecepatan pelayanan, komunikatif, ketepatan layanan, kesungguhan pegawai, peralatan dan teknologi.
5. Pengaruh Kualitas Ruang Ujian terhadap Efektivitas Pelaksanaan UAS pada Mahasiswa Program S-1 PGSD Universitas Terbuka UPBJJ-UT Bandar Lampung Masa Ujian 2010.1
Abstrak
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif , yang menjadi populasi adalah mahasiswa program S-1 PGSD UT semester 7, yang berjumlah 400 mahasiswa, pengambilan data diterapkan pada sampel yang berjumlah 40 mahasiswa. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik penetapan sampel secara stratified random sampling, secara acak. Penelitian ini menyangkut dua variabel penelitian, yakni variabel Pengaruh Kualitas Ruang Ujian sebagai variabel X1, dan variabel Efektivitas Pelaksanaan UAS sebagai variabel Y. Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket bentuk tertutup, yakni :
- angket Pengaruh Kualitas Ruang Ujian
- angket Efektivitas Pelaksanaan UAS , dan metode observasi.
Hasil pengolahan data menunjukkan ada hubungan yang positif dan sisgnifikan, yakni antara Pengaruh Kualitas Ruang Ujian terhadap Efektivitas Pelaksanaan UAS Pada Mahasiswa Program S-1 PGSD Universitas Terbuka UPBJJ-UT Bandar Lampung Masa Ujian 2010.1, yakni nilai r hitung sebesar 0,658, angka tersebut lebih besar dari r tabel pada df = N-2 taraf signifikan 0,5 % yang besarnya 0,271, maka dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima Harapan dalam penelitian ini, bagi :
- penyelenggara ujian semester harus selalu mengikuti ketentuan yang diberikan oleh UT pusat dengan selalu memberikan sosialisasi terhadap seluruh panitia UAS
- Pihak UPBJJ melakukan survey pada lokasi tempat ujian terlebih dahulu sebelum pelaksanaan UAS,
- Panitia ujian selalu memberikan informasi kepada peserta ujian untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungannya.
6. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTs
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di MTsN 2 Bandar lampung. Pendekatan pembelajaran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) dan pendekatan pembelajaran konvensional yang digunakan untuk mengukur pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Sampel diteliti dengan metode quasi eksperimen dengan desain Pretest-Posttest control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di MTsN 2 Bandar lampung sebanyak 356 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dimana sampel diambil dua kelas yaitu kelas VIII-E yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) dan kelas VIII-A yang dibelajarkan pendekatan pembelajaran konvensional, dengan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama. Instrumen dalam penelitian berupa soal berbentuk essay sebanyak 8 butir untuk mendapatkan data tentang kemampuan awal (data pre-test) serta kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
Hasil penelitian adalah :
- pencapaian rata-rata peningkatan pembelajaran pada kelas ekperimen sudah mencapai katagori tinggi yaitu sebesar 0,710 sedangknan pada kelas kontrol rata-rata peningkatan belajar hanya 0, 595 pada katagori sedang.
- Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) lebih baik dari siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) mencapai nilai lebih tinggi dari pada pencapaian nilai siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. pada kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) rata-rata post-test 75,60, siswa tuntas belajar sebanyak 77,5% dan dapat dikatakan tuntas secara kelasikal. Sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional rata-rata post-test hanya 66,69 , siswa yang tuntas belajar sebanyak 57,5% dan dinyatakan tidak tuntas secara kelasikal Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran kontektual (CTL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di MTs .
7. Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Berbagai Macam Varietas Sanseviera Trifasciata dengan Stek Pangkal Daun
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kelima varietas S. trifasciata dengan stek pangkal daun dan mengetahui varietas mana yang paling optimal pertumbuhan dan perkembangannya dengan menggunakan perbanyakan dengan stek pangkal daun. Penelitian ini dilaksanakan di Rajabasa Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, dimulai dari Maret 2013 sampai dengan bulan November 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana menggunakan satuan percobaan homogen atau tidak ada faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang diteliti. Rancangan ini menggunakan lima macam perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap 30 hari sekali dengan cara menghitung tinggi tunas, jumlah tunas, panjang akar, dan jumlah akar yang tumbuh. Data hasil pengamatan disusun dalam tabel kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji jarak Duncan/DuncanMultiple Range Test
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pertambahan tinggi tunas, panjang akar, dan jumlah akar S. trifasciata tertinggi dicapai pada S. trifasciata “Hahnii medio picta”, sedangkan jumlah tunas terbanyak dimiliki oleh S. trifasciata “Hahnii cream” dan terendah untuk tinggi tunas, jumlah tunas, tinggi akar dan jumlah akar terdapat pada S. trifasciata “ Futura robusta”. Varietas yang unggul dalam perbanyakan melalui stek pangkal daun di sini adalah S. trifasciata “Hahnii medio picta” karena paling tidak mudah terserang penyakit seperti varietas yang lain. Selain itu juga pertumbuhannya paling baik dibandingkan varietas lainnya.
8. Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS)
Abstrak
Disertasi ini melaporkan suatu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pendidikan kewarganegaraan di Indonesia secara multidimensional, dan membangun landasan pemikiran bagi pendidikan kewarganegaraan yang juga bersifat multidimensional. Penelitian ini pada dasarnya berupaya untuk mendapatkan landasan teontik dan pengalaman yang melandasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah, dalam lembaga pendidikan guru, di masyarakat, dan dalam berbagai kegiatan akademik, yang secara konseptual dapat digunakan untuk mengembangkan suatu paradigma pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana sistemik pendidikan demokrasi. Data yang dikumpulkan dengan melalui studi bibliografis, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada para pakar dan praktisi yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan dari Jakarta, Bandung, Bandar lampung, Yogyakarta, Malang, dan Singaraja, kemudian dianalisis dengan metode verbatim dan analisis statistik dengan menggunakan SPSS, pada akhirnya ternyata telah dapat mengkonfirmasikan validitas, reliabilitas, dan uji beda dari seperangkat kompetensi dasar kewarganegaraan yang secara konseptual diyakini merupakan elemen esensial dari sistem pendidikan demokrasi.
Kesimpulan akhir yang ditarik dari penelitian ini adalah :
pertama, bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu tubuh pengetahuan yang memiliki ontologi-prilaku dan budaya kewarganegaraan yang bersifat multidimensional; epistemologi-penelitian, pengembangan, dan pembelajaran dalam konteks kurikuler dan sosial-kultural; dan aksiologi untuk memfasilitasi pengembangan tubuh pengtahuan itu sendiri, kurikulum dan pembelajaran, dan kegiatan sosial-kultural kewarganegaraan;
kedua, secara paradigmatik sistem pendidikan kewarganegaraan memilki tiga komponen yang interaktif, yakni kajian i1miah kewarganegaraan; program kurikuler pandidikan demokrasi; dan kegiatan sosial-kutural kewarganegaraan,
Ketiga komponen tersebut secara koheren berlandaskan dan berorientasi pada pengembangan kecerdasan warganegara yakni demokratis, taat hukum, religius dan berkeadaban dalam konteks demokrasi konstitusional Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seperti dirumuskan dalam 90 boor kompetensi dasar kewarganegaraan.
Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan bahwa komunitas akademis, termasuk di dalamnya para pakar dan praktisi pendidikan kewarganegaraan berupaya meningkatkan kualitas kurikulum dan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah, luar sekolah dan pendidikan guru; kerangka kegiatan sosial-kultural kewarganegaraan; metode penelitian; dan strategi pengernbangan baha belajar dengan menggunakan pendekkatan yang berorientasi pada kompetensi kewarganegaraan secara koheren dan konsisten.
9. Menegakkan Netralitas Birokrasi Pemerintah Daerah dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014
Abstrak
Ada dua pandangan dalam studi mengenai birokrasi. Pandangan pertama menempatkan birokrasi pada posisi netral dari politik, sedangkan pandangan kedua, menempatkan birokrasi pada posisi yang tidak mungkin netral dari kepentingan politik. Namun demikian di era pemilu kepala daerah secara langsung, birokrasi telah ditarik masuk kedalam ruang politik praktis. Hal ini terjadi pula pada pimilihan kepala daerah, gubernur/ wakil gubernur Lampung, birokrasi menjadi “primadona” bagi semua pasangan calon untuk meraup suara. Apalagi dari 4 (empat) pasangan calon gubernur/wakil gubernur Lampung adalah pejabat yang masih aktif menduduki jabatan publik yang sangat strategis. Dalam kasus ini birokrasi rasanya sangatlah muskil untuk bisa netral dari kepentingan politik. Hal ini lebih disebabkan, walaupun tidak sama seperti TNI dan POLRI, namun birokrasi juga memliliki “jalur komando” yang sistimatis dan terstruktur. Untuk itu diperlukan pemikiran kritis menempatkan birokrasi pada jalur yang lurus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Demikian, birokrasi agar “kembali kejalan yang lurus”, menempatkan aparat birokrasi pada posisi dan fungsi sebagai pelayan masyarakat tanpa membedakan latar belakang afiliasi politik manapun. Sehingga upaya menegakkan netralitas birokrasi pemerintah daerah dari pengaruh politik praktis pemilihan kepala daerah 5 (lima) tahunan bisa tercapai dengan baik. Birokrasi harus didorong menjadi lebih professional, mandiri, serta kuat dalam memegang jati diri nilai-nilai sebagai aparatur sipil negara. Semoga.
Kata Kunci: Netralitas Birokrasi, Pemerintah Daerah, Pilkada (Pilgub)
10. Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Persepsi Siswa Terhadap disposisi Matematis
Abstrak
Penalaran merupakan komponen penting yag perlu dikembangkan di setiap kegiatan pembelajaran matematika. kemampuan penalaran matematis akan membantu siswa berpikir sistematis, mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkan matematika pada disiplin ilmu lain. selain mengembangkan kemampuan kognitif, pembelajaran ilmu lain. selain mengembangkan kemampuan kognitif, pembelajaran matematika juga harus mengembangkan sikap afektif yang disposisi matematis. namun demikian, pembelajaran matematika di sekolah belum banyak memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kemampuan penalaran sdan disposisi matematis.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended dan yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended dan yang memperoleh pembelajaran konvesional, serta pperbedaan persepsi siswa terhadap disposisi matematis yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended dan yang memperoleh pembelajaran konvensinal. tujuan penelitian ini juga untk mengetahui perbedaan kemampuan penalaran dan persepsi siswa terhadap disposisi matematis ditinjau ditinjau dari kualifikasi kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Instrument penelitian berupa tes dan angket. Instrumen tes untuk mengetahui persepsi siswa terhadap disposisi matematis. Instrument penelitian diberikan setelah menyelesaikan pokok bahasan dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata antara kedua sampel menggunkan uji-t.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan kemampuan penalaran dan persepsi siswa terhadap disposisi matematis, iswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Dari hasil analisis juga menunjukkan ada perbedaan kemampuan penalaran dan persepsi siswa terhadap disposisi matematis, ditinjau dari kualifikasi kemampuan awal matematika siswa (tingi, sedang, rendah) antara siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensisnal.
11. Pengaruh pembelajaran Metode Inkuiri Terbimbing terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Mts Negeri Metro Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui :
- Pengaruh Pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan pembelajaran metode inkuiri terbimbing dibandingkan dengan yang menggunakan pembelajaran metode konvensional,
- Pengaruh Motivasi belajar siswa yang menggunakan pembelajaran metode inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran metode konvensional.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Subject post-test only. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Metro Batanghari Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan Sampel penelitian kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan VIII D sebagai kelas eksperimen yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive Sampling. Instrumen tes tertulis berbentuk uraian untuk mendapatkan data pemahaman konsep matematika dan angket untuk data motivasi belajar siswa.
Kesimpulan penelitian ini :
- Pemahaman konsep matematika yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
- Motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran metode inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
12. Persepsi Masyarakat Tentang Kepemimpinan Daerah yang Ideal Pada Tingkat Provinsi (Studi Kasus pada Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung di Provinsi Lampung)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran persepsi masyarakat tentang kepemimpinan daerah yang ideal pada tingkat provinsi dengan studi pada pemilihan calon gubenur dan wakil gubernur dalam pilkada secara langsung di Provinsi Lampung pada tahun 2008. Penelitian ini didesain menggunakan pendekatan survei dengan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan jumlah sampel sebesar 400 responden yang diambil dengan menggunakan teknik penyampelan acak sederhana secara bertahap (multistage random sampling).
Hasil penelitian menunjukkan tiga hal, yaitu :
Pertama, keterlibatan masyarakat dalam proses pilkada sangat tinggi dengan angka partisipasi sebesar 93,2%.
Kedua, calon kepala daerah dengan program yang baik, demokratis, berintegritas dan merakyat akan diprioritaskan untuk dipilih oleh masyarakat.
Ketiga, etnisitas, integritas dan program kandidat, pragmatisme, dan afiliasi pada partai politik cukup berpengaruh terhadap pilihan politik masyarakat Lampung.
Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian ini menyarankan tiga hal. Pertama, para pemilih hendaknya terus meningkatkan kualiatas dan kuantitas partisipasi politiknya. Kedua, masyarakat pemilih hendaknya dapat menentukan pilihannya dalam pilkada secara cerdas dan rasional. Ketiga, aspek integritas pribadi dan program kerja perlu diperhatikan oleh kandidat dalam membangun kesan dan merancang strategi kampanye untuk memenangkan kompetisi pilkada.
13. Pengaruh Budaya Kerja Profesional terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan
Abstrak
Implikasi dari adanya perubahan sistem pemerintahan yang lebih mengarah pada demokrasi yang didasarkan pada otonomi daerah, menuntut adanya sistem kepemerintahan dan praktik pemerintahan yang baik sering disebut dengan good governance. Dalam good governance pelayanan prima terhadap masyarakat (public services) merupakan hal yang mendasar dalam pengelolaan administrasi publik. Pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pada kenyataannya, birokrasi publik kendati mampu memenuhi dan mempertemukan tuntutan dan harapan publik dengan standar kinerja (standard of performance) tertentu, seringkali terdapat ruang diskresi yang luas. Akibatnya, kewenangan birokrasi publik kurang memberikan kepuasan dalam penyediaan kebutuhan dan layanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja profesional (terdiri dari integritas, team work dan kualitas layanan) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini merupakan tipe penelitian penjelasan (explanatory/cofirmatory reseach), karena menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Populasi penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan yang berjumlah 51 (limapuluh satu orang). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner. Pengukuran terhadap variabel-variabel dijabarkan dalam item-item pernyataan yang merujuk pada Skala Likert, dengan kisaran skor antara 1 – 5. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah integritas (x1), team work (x2) dan kualitas layanan (x3), sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah efektivitas pelaksanaan tugas organisasi (Y). Data dianalisis dengan menggunakan analisa regresi linear berganda (multiple regression).
Hasil penelitian ini membuktikan ada pengaruh budaya kerja yang profesional (terdiri dari integritas, team work dan kualitas layanan) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan. Hasil analisis secara statistik melalui pengujian hipotesis diketahui bahwa nilai p = 0,000 (p<0,05), besarnya pengaruh perubahan efektivitas pelaksanaan tugas karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan disebabkan budaya kerja profesional adalah 63,3 % atau 0,633. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan budaya kerja profesional (terdiri dari integritas, team work dan kualitas layanan) terhadap efektivitas pelaksanaan tugas karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan diterima. Hasil uji t parsial, diketahui bahwa budaya kerja profesional yang berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan tugas karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Selatan adalah variabel integritas dan kualitas layanan. Hal ini diketahui dari tingkat signifikansi variabel integritas sebesar 0,048 dan variabel kualitas layanan sebesar 0,000 (p 0,05)
14. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Rawa Sragi Kabupaten Lampung Selatan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh varietas padi Ciherang, Cilamaya Muncul, dan Mekongga; ketersediaan air Cukup tersedia, Kurang tersedia, dan Tidak tersedia; sistem tanam Jajar Legowo, Tegel, dan Biasa; dan pupuk terhadap peningkatan produksi padi di Rawa Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Data yang digunakan berupa data primer dalam bentuk cross-sectional yang dikumpulkan melalui quesioner. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 orang petani padi. Data dianalisis menggunakan model regresi linier berganda. Hasil analisa menunjukkan bahwa secara parsial pada tahun 2009 hanya variabel Ciherang-Ciherang, Jajar legowo, dan pupuk yang berpengaruh positif dan signifikan. Pada tahun 2010 hanya variabel Cukup tersedia-Kurang tersedia, Kurang tersedia-Kurang tersedia, dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan. Pada tahun 2011 hanya variabel Cilamaya muncul-Ciherang, Cilamaya muncul-Cilmaya muncul, Cilamaya muncul-Mekongga, Mekongga-Ciherang, Kurang tersedia-Kurang tersedia, sistem tanam Tegel, dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi.
15. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gigsaw II terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik (Studi Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan penalaran dan kemampuan komunikasi matematik. Matematika tak hanya sebagai bahasa yang menjadi alat bantu dalam berpikir, menemukan pola, menyelesaikan masalah, dan membuat kesimpulan, namun matematika juga merupakan aktivitas sosial yang berupa interaksi antar siswa juga komunikasi antara guru dengan siswa. Siswa yang sudah mempunyai kemampuan penalaran matematik dituntut untuk dapat mengkomunikasikannya agar penalarannya bisa bermanfaat. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, memberi kesempatan kepada siswa untuk mentrasfer materi kepada temannya dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dan dilakukan untuk menjawab dua hipotesis, yaitu:
- pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan penalaran matematik,
- pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan komunikasi matematik.
Subyek pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 131 siswa yang terdistribusi dalam empat kelas. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan cara purposive sampling berdasarkan pada nilai murni semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 dan diperoleh satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Hasil pengujian terhadap skor post-test kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa memperoleh hasil yaitu kedua kelompok data berdistribusi normal dan juga memiliki varians yang sama (homogen). Oleh karena itu, dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Independent Samples T-Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan penalaran komunikasi matematik siswa dengan pembelajaran Jigsaw II lebih dari pembelajaran konvensional, dan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa dengan pembelajaran Jigsaw II lebih dari pembelajaran konvensional pada taraf signifikansi ?=0,05.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh terhadap kemampuan penalaran dan komunikasi matematik siswa.
Leave a Reply