1.Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Teams- Achievement Division (STAD) dan STAD dengan Reciprocal Peer Tutoring pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Kemampuan Verbal Siswa Kelas VIII SMP/Mts Kota Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
- model pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara STAD dengan Reciprocal Peer Tutoring (RPT), STAD, dan konvensional,
- manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik antara siswa yang mempunyai kemampuan verbal tinggi, sedang, dan rendah,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal tinggi model pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi belajar siswa lebih baik,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal sedang model pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi belajar siswa lebih baik,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal rendah, model pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi belajar siswa lebih baik,
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 3 x 3. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP/MTs di Kota Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian sebanyak 317 siswa yang diambil menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Analisis data penelitian menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
- prestasi belajar matematika siswa pada model pembelajaran STAD dengan RPT lebih baik dibandingkan pada model pembelajaran STAD dan model pembelajaran konvensional, pada model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional,
- prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan verbal lebih tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan verbal lebih rendah,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal tinggi, penggunaan model pembelajaran STAD dengan RPT dan STAD menghasilkan prestasi belajar yang sama, model pembelajaran STAD dan konvensional menghasilkan prestasi belajar yang sama, tetapi model pembelajaran STAD dengan RPT menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal sedang prestasi belajar matematika siswa pada model pembelajaran STAD dengan RPT lebih baik dibandingkan model pembelajaran STAD dan konvensional, pada model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional,
- pada siswa yang mempunyai kemampuan verbal rendah model pembelajaran STAD dengan RPT, STAD dan konvensional memberikan efek prestasi belajar yang sama.
2. Keefektifan Model Pembelajaran Langsung dan Pembelajaran Kooperatif pada Materi Pokok Himpunan Kelas VII Ditinjau dari Kemampuan Verbal Siswa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
- Manakah diantara penggunaan model pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik.
- Apakah prestasi belajar siswa dengan kemampuan verbal tinggi lebih baik dari siswa yang berkemampuan verbal sedang, dan prestasi belajar siswa yang berkemampuan verbal sedang lebih baik dari siswa yang berkemampuan verbal rendah.
- Apakah terdapat interaksi antara faktor model pembelajaran dengan faktor kategori kemampuan verbal dalam prestasi belajar materi pokok himpunan?
Penelitian dilakukan di Sragen tahun pelajaran 2008/2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster random sampling dengan sampel penelitian adalah siswa-siswa dari SMPN 2 Gemolong dan SMPN 2 Mondokan yang masing-masing terdiri dari satu kelas sebagai sampel kelas pembelajaran langsung dan satu kelas sebagai sampel kelas pembelajaran kooperatif. Banyak anggota sampel seluruhnya adalah 160 siswa. Uji coba instrumen prestasi belajar matematika dilakukan di SMPN 1 Miri dengan banyak responden 80 siswa. Hasil uji coba 35 butir soal instrumen tes dengan metode KR-20 menunjukkan bahwa besarnya indek reliabilitasnya = 0,8457. Pengujian keseimbangan kemampuan awal menggunakan uji-t yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan uji liliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett dan uji-F. Hasil uji kemampuan awal menunjuk bahwa sampel berdistribusi normal, berasal dari populasi yang homogen dan mempunyai rerata yang sama. Pengujian hipotesis menggunakan anava dua jalan dengan sel tak sama, dengan taraf signifikansi 0,05 yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett. Hasil uji prestasi menunjuk bahwa sampel berdistribusi normal, dan juga berasal dari populasi yang homogen.
Hasil uji anava menunjukkan :
- Ho(A) ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran langsung terhadap prestasi belajar
- Ho(B) ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa dengan kategori kemampuan verbal tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi belajar
- Ho(AB) diterima yang berarti tidak terdapat interaksi yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran dan kategori tes kemampuan verbal. Pengujian pasca anava menggunakan uji Scheffe’.
Hasil komparasi ganda antar kolom :
(1) F.1-.2 diterima, yang berarti bahwa rerata prestasi siswa kategori tinggi sama dengan rerata prestasi siswa kategori sedang,
(2) F.2-.3 ditolak, yang berarti bahwa rerata prestasi siswa kategori sedang lebih tinggi dari rerata prestasi siswa kategori rendah, dan
(3) F.1-.3 ditolak, yang beararti bahwa prestasi rerata siswa kategori tinggi lebih tinggi dari rerata prestasi siswa kategori rendah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
- Terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar matematika. Prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar matematika kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran langsung baik secara umum maupun ditinjau dari masing-masing kategori tes kemampuan verbal.
- Terdapat pengaruh yang signifikan antara kategori tes kemampuan verbal terhadap prestasi belajar matematika. Setelah dilakukan uji lanjut dan dengan memperhatikan reratanya dapat disimpulkan bahwa kategori tinggi dan sedang menghasilkan prestasi yang lebih baik dari kategori rendah, kategori tinggi menghasikan prestasi yang sama dengan kategori sedang.
- Perbedaan prestasi belajar himpunan dari masing- masing model pembelajaran konsisten pada masing-masing kategori tes bakat-minat dan perbedaan prestasi belajar himpunan dari masing-masing kategori tes kemampuan verbal konsisten pada masing-masing model pembelajaran.
3. Pembelajaran Kimia dengan Metode TPS Menggunakan Media Animasi dan LKS Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kemampuan Verbal Siswa (Studi Kasus pada Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas X Semester 1 di SMA Negeri 1 Wungu Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kimia dengan metode TPS menggunakan media animasi dan LKS, gaya belajar, kemampuan verbal dan interaksinya terhadap prestasi belajar siswa. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasinya terdiri dari siswa kelas X SMAN N 1 Wungu tahun pelajaran 2011/2012. Sampel yang diambil adalah 4 kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Kelas Kelas X A,D diberikan pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi, sedangkan X B,C diberikan pembelajaran dengan metode TPS menggunakan LKS. Data dikumpulkan menggunakan tes untuk prestasi kognitif, dan kemampuan verbal, serta angket untuk prestasi afektif dan gaya belajar. Teknik analisis data menggunakan ANAVA tiga jalan (2x2x2).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
- ada pengaruh prestasi belajar kognitif dan afektif siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi dan LKS,
- tidak ada pengaruh prestasi belajar kognitif tetapi ada pengaruh prestasi belajar afektif siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan gaya belajar kinestetik
- ada pengaruh prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada pengaruh prestasi belajar afektif siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah,
- tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi dan LKS dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif tetapi ada interaksi untuk prestasi belajar afektif siswa,
- ada interaksi antara pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi dan LKS dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif tetapi tidak ada interaksi untuk prestasi belajar afektif siswa,
- tidak ada interaksi antara gaya belajar dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa,
- tidak ada interaksi antara pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi dan LKS dengan gaya belajar dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.
Kata kunci : Think-Pair-Share, media animasi, LKS, gaya belajar, kemampuan verbal, IKATAN KIMIA, prestasi belajar kognitif, prestasi belajar afektif.
4. Pembelajaran Fisika dengan Contextual Teaching and Learning Menggunakan Media Animasi Flash dan Video Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa (Studi Pembelajaran pada Materi Listrik Statis untuk kelas XII IPA Semester Ganjil)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi model pembelajaran CTL menggunakan media animasi dan video, antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah, antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah, dan interaksinya terhadap nilai siswa, meliputi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilakukan dari bulan Juni 2014 – Desember 2014. Populasi adalah semua siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Madiun tahun pelajaran 2014/2015. Sampel diambil secara acak (random sampling), terdiri dari dua kelas yaitu kelas XII IPA 4 dan kelas XII.IPA 5. Kelas XII IPA 5 belajar menggunakan media animasi flash dan kelas XII IPA 4 menggunakan media video. Untuk mengukur prestasi belajar siswa dilakukan tes prestasi pengetahuan siswa, tes kemampuan berpikir abstrak dan tes kemampuan verbal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan anava dengan desain faktorial 2x2x2.
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa :
- siswa yang belajar dengan menggunakan media animasi flash nilai pengetahuan, sikap dan keterampilannya lebih tinggi daripada menggunakan media video (P-value =0,001, 0,007, 0,019);
- siswa yang memiliki kemampuan abstrak tinggi nilai pengetahuan, sikap dan keterampilannya lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan abstrak rendah (P-value = 0,000, 0,001, 0,004);
- siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi nilai pengetahuan dan keterampilannya lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah (P-value = 0,030, 0,034), tetapi terhadap nilai sikap tidak ada perbedaan(P-value = 0,166);
- tidak ada interaksi antara media dan kemampuan berpikir abstrak terhadap nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa (P-value = 0,162, 0,742, 0,726);
- ada interaksi antara media animasi flash dan video dengan kemampuan verbal terhadap nilai pengetahuan siswa (P-value = 0,031), tetapi tidak ada interaksi terhadap nilai sikap dan keterampilan (P-value = 0,350 dan 0,200);
- tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap nilai pengetahuan (P-value = 0,114), tetapi ada interaksi terhadap nilai sikap dan keterampilan (P-value = 0,030 dan 0,022).
- Tidak ada interaksi antara media animasi dan video dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap nilai belajar siswa (P-value =0,512, 0,595, 0,244).
Kata kunci : Contextual Teaching and Learning, media animasi, video, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan verbal.
5. Pembelajaran Fisika Dengan Model Problem Based Learning Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa (Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 3 Surakarta)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan multimedia dan modul, antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah, antara siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah, dan interaksi antara variabel-variabel tersebut terhadap prestasi siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilakukan dari bulan Juni 2011 – Mei 2012. Populasi adalah semua siswa kelas X di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil secara acak (cluster random sampling), terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X.2 dan kelas X.9. Kelas X.2 belajar menggunakan multimedia dan kelas X.9 menggunakan modul. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang dilakukan dengan tes prestasi siswa, kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal. Data dianalisis menggunakan ANAVA dengan desain faktorial 2x2x2.
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa :
- Siswa yang belajar menggunakan multimedia memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada yang belajar menggunakan modul (P-value = 0,014 <0,05).
- Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah (P-value = 0,000 <0,05).
- Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi ptestasi belajarnya lebih tinggi dari pada yang memiliki kemampuan verbal rendah (P-value = 0,000 <0,05).
- Ada interaksi antara media dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0,004 <0,05).
- Ada interaksi antara multimedia dan moduld engan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0,036 <0,05).
- Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0,977 <0,05).
- Tidak ada interaksi antara multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0761> 0,05).
Kata kunci : Problem Based Learning, multimedia, modul, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan verbal.
6. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Kontekstual Melalui Metode POE dan Eksperimen Ditinjau dari Kemampuan Menggunakan Alat Ukur dan Kemampuan Verbal Siswa (Studi pada Pembelajaran Getaran dan Gelombang untuk Siswa Kelas VIII Smp Muhammadiyah 4 Yogyakarta)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual dengan menggunakan metode pembelajaran POE dan eksperimen, kemampuan menggunakan alat ukur, kemampuan verbal dan interaksinya terhadap prestasi belajar.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B. Kelas eksperimen 1 dengan metode POE dan kelas eksperimen 2 dengan metode eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif dan kemampuan menggunakan alat ukur, sedangkan metode angket untuk mendapatkan informasi prestasi belajar afektif. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 dan frekuensi sel tidak sama.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
- Terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimen dan POE terhadap prestasi kognitif (pvalue = 0,002) dan afektif (p-value = 0,003).
- Tidak ada pengaruh kemampuan menggunakan alat ukur terhadap prestasi kognitif (p-value = 0,055) dan afektif (pvalue = 822).
- Terdapat pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif (pvalue = 0,000) dan afektif (p-value = 0,000).
- Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan menggunakan alat ukur terhadap prestasi kognitif (p-value = 0,757) dan afektif (p-value = 0,741).
- Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif (p-value = 0,630) dan afektif (p-value = 0,637).
- Tidak ada interaksi antara kemampuan menggunakan alat ukur dengan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif (pvalue = 601) dan afektif (p-value = 0,966).
- Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan menggunakan alat ukur dan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif (p-value = 0,897) dan afektif (p-value = 0,444).
7. Penerapan Model Problem Based Learning dengan Metode Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Verbal Siswa
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning dengan metode guided inquiry dan modified free inquiry, kemampuan berpikir kritis, kemampuan verbal serta interaksinya terhadap prestasi belajar meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Metode penelitian ini adalah eksperimen, dilaksanakan pada Januari 2012 sampai Maret 2013. Populasi penelitian adalah semua peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Surakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas. Kelas eksperimen 1 menggunakan metode guided inquiry dan kelas eksperimen 2 menggunakan metode modified free inquiry. Teknik pengumpulan data adalah tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda untuk kemampuan verbal, kognitif, dan psikomotor serta soal uraian untuk kemampuan berpikir kritis. Instrumen non tes menggunakan lembar observasi untuk aspek afektif dan psikomotor proses, serta angket untuk aspek afektif. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
- ada pengaruh penerapan model PBL dengan metode guided inquiry dan modified free inquiry terhadap prestasi afektif;
- ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi kognitif;
- tidak ada pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor;
- ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi afektif;
- tidak ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor;
- ada pengaruh interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif;
- tidak ada pengaruh interaksi antara metode, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan verbal terhadap prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Leave a Reply