1. Pembelajaran IPA Terstruktur Melalui Metode Diskusi dan Pemberian Tugas Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kemampuan Menalar Siswa (Studi Kasus SMP Negeri 2 Adimulyo, Kebumen, Kelas VII, Konsep Besaran dan Satuan Semester Gasal, Tahun Pelajaran 2009 /2010)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
- Perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan pemberian tugas,
- Perbedaan prestasi belajar pada tingkat kemampuan awal siswa tinggi dan rendah,
- Perbedaan prestasi belajar pada tingkat kemampuan menalar siswa tinggi dan rendah,
- Interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar,
- Interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar,
- Interaksi antara kemampuan awal dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar,
- Interaksi antara metode pembelajaran, kemampuan awal, dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar .
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilaksanakan pada bulan Juli–Desember 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan penentuan sampel menggunakan teknik Cluster random sampling, sampel terdiri dari 2 kelas. VII A menggunakan metode diskusi dan VII B menggunakan metode pemberian tugas. Data diambil dari tes untuk prestasi belajar siswa dan kemampuan menalar, sedangkan dokumen untuk kemampuan awal. Analisis data menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 dan dilanjutkan dengan Analysis of Means (ANOM).
Dari data analisis bisa disimpulkan bahwa :
- Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan pemberian tugas,, (p-value = 0,645 > 0,050);
- Ada perbedaan prestasi belajar pada tingkat kemampuan awal siswa tinggi dan rendah, ( p-value = 0,000 < 0,050);
- Ada perbedaan prestasi belajar pada tingkat kemampuan menalar siswa tinggi dan rendah, (p-value = 0,049 < 0,050).
- Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar, (p-value = 0,803 > 0,050);
- Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar, (p-value = 0,636 > 0.050);
- Tidak ada interaksi antara kemampuan awal dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar, (p-value = 0,700 > 0,050,
- Ada interaksi antara metode pembelajaran, kemampuan awal, dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar IPA, (p-value = 0,028 < 0,050).
Semua siswa memberikan respon positif bagi yang memiliki kemampuan awal dan kemampuan menalar tinggi maupun rendah terhadap penggunaan metode diskusi dan pemberian tugas.
2. Pembelajaran Model Analogi dan Model Proyek, berdasarkan Kemampuan Menalar Fisika Siswa SMP (Sebuah Penelitian Eksperimen pada Materi Pokok Listrik Dinamik di SMP Negeri 1 Pare Kab. Kediri Jawa Timur Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009 )
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
- pengaruh model analogi dan model proyek terhadap prestasi belajar siswa,
- pengaruh kemampuan menalar tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar siswa,
- interaksi antara pembelajaran menggunakan model analogi dan model proyek, dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni 2008 sampai dengan april 2009, menggunakan metode eksperimen dengan mengambil dua kelompok secara acak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 1 Pare Kabupaten Kediri tahun pelajaran 2008/2009. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan undian, sebagai kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran analogi yaitu IXA. Sedangkan kelas yang diajar menggunakan pembelajaran model proyek yaitu kelas IXC. Tehnik pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar dan tes kemampuan menalar. Data dianalisis dengan menggunakan tehnik ANAVA dua jalan dengan sel tak sama yang dilanjutkan dengan uji Schfee. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata yang menggunakan model pembelajaran analogi adalah 31,63. Sedangkan skor rata-rata yang menggunakan model pembelajaran proyek adalah 24,18. Penilaian tersebut menggunakan rentang skor 0-40.
Dari analisis data disimpulakan bahwa :
- ada pengaruh model analogi dan model proyek terhadap prestasi belajar siswa (Fhitung = 1150703787 > Ftabel = 3,92),
- ada pengaruh kemampuan menalar tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar siswa (Fhitung = 3132,16 > Ftabel = 3,07),
- ada interaksi antara pembelajaran menggunakan model analogi dan model proyek, dan kemampuan menalar terhadap prestasi belajar siswa (Fhitung = 3,63384 > Ftabel = 3,07). Sedangkan berdasarkan hasil analisis uji Schfee untuk kemampuan menalar tinggi pada kedua model pembelajaran yakni model analogi dan model proyek tidak ada pengaruh yang signifikan (Fhitung = 3,2023403812 < Ftabel = 11,45).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk siswa berkemampuan menalar tinggi dapat diajar menggunakan model analogi maupun model proyek, namun bagi siswa yang berkemampuan menalar sedang dan rendah lebih sesuai jika diajar menggunakan model pembelajaran analogi.
Kata kunci: Pembelajaran, model analogi, model proyek, kemampuan menalar.
Leave a Reply