Pendahuluan
Kualitas data pemerintah terbuka yang masih rendah
Di Indonesia, meskipun sudah ada inisiatif Open Government Indonesia dan portal data resmi pemerintah, kualitas data yang disediakan seringkali masih kurang lengkap, tidak diperbarui secara rutin, serta tidak terstandar dengan baik. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pengguna, baik akademisi, praktisi, maupun masyarakat umum, dalam memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan atau penelitian.
Kualitas portal data pemerintah terbuka yang belum optimal
Portal data pemerintah Indonesia masih menghadapi masalah dalam aspek aksesibilitas, keterhubungan antarsistem, dan kemudahan penggunaan. Banyak data yang hanya tersedia dalam format PDF atau gambar, sehingga menyulitkan analisis lanjutan. Perbedaan standar antar kementerian atau lembaga juga menyebabkan integrasi data sulit dilakukan.
Dukungan layanan terhadap pengguna yang terbatas
Layanan dukungan seperti bantuan teknis, pelatihan pengguna, dukungan privasi data, serta komitmen dari pimpinan lembaga pemerintah masih terbatas. Hal ini menyebabkan rendahnya kemampuan pengguna dalam memahami, mengelola, dan memanfaatkan data pemerintah terbuka secara maksimal.
Kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah yang masih rendah
Tingkat kesadaran baik di kalangan masyarakat maupun aparatur pemerintah mengenai pentingnya pemanfaatan data pemerintah terbuka masih rendah. Banyak pihak belum memahami manfaat data terbuka dalam mendorong transparansi, akuntabilitas, dan inovasi kebijakan publik.
Penggunaan data pemerintah terbuka yang masih minim
Walaupun pemerintah telah menyediakan portal data, tingkat penggunaan data tersebut di kalangan akademisi, peneliti, sektor swasta, maupun masyarakat masih terbatas. Data pemerintah terbuka lebih sering dimanfaatkan untuk laporan formal, bukan untuk inovasi berbasis bukti atau penelitian mendalam.
Kepuasan pengguna data pemerintah terbuka yang rendah
Banyak pengguna merasa kurang puas dengan ketersediaan, kualitas, serta kemudahan akses data pemerintah terbuka di Indonesia. Hal ini berimplikasi pada rendahnya tingkat partisipasi publik dalam memanfaatkan data tersebut untuk mendukung transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Nilai publik dari data pemerintah terbuka yang belum tercapai maksimal
Data pemerintah terbuka seharusnya dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan publik yang lebih baik. Namun, di Indonesia, manfaat tersebut belum sepenuhnya tercapai karena berbagai hambatan yang ada, baik dari sisi kualitas data, kualitas portal, maupun tingkat pemanfaatan oleh masyarakat.
Kajian Teori
Grand Theory
Grand theory yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Difusi Inovasi yang dikemukakan oleh Everett Rogers. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu inovasi, dalam hal ini data pemerintah terbuka, diadopsi oleh individu atau organisasi melalui proses komunikasi dalam jangka waktu tertentu. Teori ini relevan karena membantu memahami faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan dan keberhasilan adopsi data pemerintah terbuka oleh instansi pemerintah maupun masyarakat di Indonesia.
Middle Theory
Middle theory yang dapat digunakan adalah Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis. Teori ini menekankan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan suatu teknologi akan memengaruhi niat serta tingkat penggunaan teknologi tersebut. Dalam konteks penelitian ini, model TAM relevan untuk menjelaskan bagaimana kualitas data, kualitas portal, serta dukungan layanan dapat memengaruhi penggunaan data pemerintah terbuka, kepuasan pengguna, hingga nilai publik yang tercipta.
Kualitas Data Terbuka (Open Data Quality / ODQ)
Kualitas data terbuka adalah sejauh mana data yang dipublikasikan pemerintah memenuhi standar akurasi, kelengkapan, konsistensi, dan keandalan. Data yang berkualitas memungkinkan pengguna untuk mengambil keputusan yang tepat dan berbasis bukti. Menurut Wang & Strong (1996), kualitas data terdiri dari dimensi akurasi, kelengkapan, konsistensi, dan keandalan, yang kemudian banyak digunakan dalam penelitian tentang data terbuka. Indikatornya mencakup data akurat, lengkap, konsisten, dan dapat diandalkan.
Kualitas Portal Data Pemerintah Terbuka (Open Government Data Portal Quality / OGDPQ)
Kualitas portal data pemerintah terbuka merujuk pada sejauh mana portal menyediakan akses yang mudah, navigasi yang jelas, serta fitur yang memadai bagi penggunanya. Teori DeLone & McLean (2003) dalam model kesuksesan sistem informasi menyebutkan bahwa kualitas sistem (system quality) adalah faktor penting dalam menentukan kepuasan pengguna dan keberhasilan implementasi sistem. Dengan demikian, portal yang mudah diakses, cepat, dan ramah pengguna menjadi kunci utama. Indikatornya adalah kemudahan penggunaan, kecepatan akses, kejelasan informasi, fitur pencarian/unduh, dan desain ramah pengguna.
Dukungan Layanan (Service Support / SS)
Dukungan layanan mencakup dukungan teknis, pelatihan, pendampingan, serta dukungan dari manajemen puncak untuk mendorong pemanfaatan data terbuka. Parasuraman, Zeithaml, & Berry (1988) dalam model SERVQUAL menekankan pentingnya dimensi dukungan layanan sebagai faktor yang meningkatkan pengalaman pengguna. Dalam konteks data terbuka, dukungan juga terkait dengan kebijakan perlindungan privasi dan dorongan dari pimpinan organisasi (top management support). Indikatornya adalah adanya dukungan teknis, pelatihan, dukungan manajemen, dan kebijakan privasi.
Penggunaan Data Pemerintah Terbuka (Use of OGD)
Penggunaan data pemerintah terbuka menggambarkan sejauh mana individu atau organisasi mengakses, mengolah, dan memanfaatkan data tersebut dalam aktivitas sehari-hari. Menurut Davis (1989) dalam Technology Acceptance Model (TAM), penggunaan teknologi dipengaruhi oleh persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Dalam hal ini, semakin bermanfaat dan mudah digunakan, semakin tinggi tingkat penggunaan data terbuka. Indikatornya mencakup frekuensi penggunaan, intensitas dalam pengambilan keputusan, dan keberagaman data yang dimanfaatkan.
Kepuasan Pengguna Data Pemerintah Terbuka (OGD User Satisfaction / OGDUS)
Kepuasan pengguna merujuk pada sejauh mana pengalaman individu dalam menggunakan data terbuka sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. Oliver (1980) dengan teori expectation-confirmation model (ECM) menjelaskan bahwa kepuasan muncul ketika kinerja sesuai atau melebihi ekspektasi pengguna. Dalam konteks data terbuka, kepuasan diukur melalui kesesuaian data dengan kebutuhan, pengalaman positif dalam penggunaan, dan manfaat yang dirasakan.
Nilai Publik Data Pemerintah Terbuka (OGD Public Value / OGDPV)
Nilai publik adalah manfaat yang dihasilkan dari penggunaan data terbuka bagi masyarakat, baik berupa transparansi, partisipasi, maupun peningkatan layanan publik. Moore (1995) dalam Creating Public Value menekankan bahwa sektor publik harus berfokus pada penciptaan nilai yang dirasakan langsung oleh masyarakat, bukan hanya pada efisiensi birokrasi. Dalam konteks data terbuka, nilai publik mencakup peningkatan transparansi pemerintah, partisipasi masyarakat dalam kebijakan, terciptanya nilai sosial-ekonomi, dan meningkatnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Model Penelitian

Pengaruh Penggunaan Data Pemerintah Terbuka terhadap Penciptaan Nilai Publik dari Perspektif Karyawan Sektor Publik
Metode Penelitian
Sampel Penelitian
Sampel penelitian yaitu egawai sektor publik yang menggunakan data pemerintah terbuka.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner terstruktur dengan skala Likert tujuh poin, mulai dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini diadopsi dan dimodifikasi dari penelitian terdahulu agar sesuai dengan konteks penelitian di sektor publik. Instrumen tersebut mencakup beberapa aspek penting, yaitu kualitas data terbuka, kualitas portal data pemerintah terbuka, dukungan layanan dari instansi, tingkat kepuasan pengguna, serta persepsi terhadap nilai publik yang dihasilkan dari penggunaan data terbuka. Dengan menggunakan instrumen ini, peneliti dapat mengukur variabel penelitian secara sistematis dan memperoleh data kuantitatif yang dapat dianalisis lebih lanjut.
Teknik Analisis
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan utama. Pertama, analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS untuk menggambarkan karakteristik responden, distribusi jawaban, serta kecenderungan umum dari data yang terkumpul. Kedua, analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan SmartPLS untuk menguji hubungan antarvariabel dalam model penelitian. Teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dipilih karena mampu menangani model penelitian yang kompleks, baik dengan jumlah sampel yang relatif besar maupun kecil, serta tidak menuntut distribusi data yang normal. Analisis ini mencakup pengujian model pengukuran (validitas dan reliabilitas konstruk) serta model struktural (pengujian hipotesis). Dengan demikian, hasil penelitian dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penciptaan nilai publik melalui penggunaan data pemerintah terbuka.










![Pengaruh Teknologi (X1), Organisasi (X2) dan Lingkungan terhadap Kinerja Organisasi Berkelanjutan dengan Digital Transformation dan Sustainable Innovation Capability sebagai Mediasi [1]](https://idtesis.com/wp-content/uploads/Pengaruh-Teknologi-X1-Organisasi-X2-dan-Lingkungan-terhadap-Kinerja-Organisasi-Berkelanjutan-dengan-Digital-Transformation-dan-Sustainable-Innovation-Capability-sebagai-Mediasi-1-60x60_c.jpg)



Leave a Reply