HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Contoh Tesis Tema Meningkatkan Gaya Kognitif Siswa

 

1.Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materivolume Prisma dengan Fong’ S Shcematic Model For Error Analysis Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas VIII Semester II SMP IT Ibnu Abbas Klaten Tahun Ajaran 2013/2014

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  • kesalahan-kesalahan yang dialami siswa tipe field dependent (FD) dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis,
  • kesalahan-kesalahan yang dialami siswa tipe field independent (FI) dalamm enyelesaikan soa lcerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis,
  • faktor-faktor yang menyebabkan siswa tipe field dependent (FD) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soalcerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis,
  • faktor-faktor yang menyebabkan sisw atipe field independent (FI) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis.

 

Penelitian ini dilakukan di SMP IT Ibnu Abbas Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Teknik pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sample atau sampel bertujuan. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang siswa yang diambil dari kelas VIII.Subjek tersebut sebanyak 3 siswa dengan gaya kognitif field independent (FI)  yang memiliki kategori skema lengkap dengan kesalahan (E1), Skema tidak lengkap dengan kesalahan (E3), dan menggunakan prosedur yang tida krelevan (E4) dan 3 siswa dengan gaya kognitif field dependent (FD) yang memiliki kategori skema lengkap dengan kesalahan (E1), Skema tidak lengkap dengan kesalahan (E3), dan menggunakan prosedur yang tidak relevan (E4). Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan triangulasi waktu

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

  • kesalahan-kesalahan yang dialami siswa tipe field dependent (FD )dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis yaitu kesalahan bahasa, kesalahan opersional dan kesalahan tema matematika, namun kesalahan siswa tipe field dependent (FD) lebi dominan pada kesalahan operasional dan tema matematika,
  • kesalahan-kesalahan yang dialami siswa tipe field independent (FI) dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis yaitu kesalahan bahasa, kesalahan opersional dan kesalahan tema matematika, namun, kesalah ansiswa tipe field independent (FI) lebih dominan pada kesalahan bahasa,
  • faktor-faktor yang menyebabkan siswa tipe field dependent (FD) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis yaitu:
    • kurang teliti dalam membaca soal sehingga mengakibatkan salah dalam menuliskan apa yang diketahui,
    • beranggapan bahwa menulis apa yang diketahui dan ditanya tidak terlalu penting karena sudah ada dalam soal,
    • menganggap bahwa menulis apa yang diketahui dan ditanyakan akan membuang waktu dan lebih ringkas apabila tidak ditulis
    • lupa untuk menuliskan rumus secara lengkap,
    • sengaja tidak menuliskan rumus dengan lengkap,
    • terburu-buru dalam mengerjakan soal agar cepat selesai.
    • kurang teliti dalam operasi perkalian,
    • sengaja tidak menuliskan satuan dengan lengkap,
    • beranggapan bahwa dirinya sudah cukup mengerti satuan yang dituliskan walaupun bisa jadi itu belum bisa dimengerti oleh orang lain,
    • akibat kesalahan sebelumnya,
    • belum memahami materi tentang satuan volume dan siswa mengira bahwa satuan volume seharusnya semua dalam liter,
    • belum memahami materi tentang satuan luas,
    • siswa tidak terbiasa dalam menuliskan kesimpulan di akhir jawabannya, (n)menurut siswa, guru tidak begitu menekankan untuk menuliskan kesimpulan dalam mengerjakan soal cerita,
    • kurang begitu menguasai materi tentang mengubah satuan panjang,
    • belum memahami urutan-urutan yang harus dilakukan dalam mengerjakan soal,
    • belum memahami rumus volume kubus,
  • faktor-faktor yang menyebabkan siswa tipe field independent (FI) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal materi volume prisma berdasarkanFong’s Shcematic Model For Error Analysisyaitu:
    • merasa benar bahwa tanda (=) boleh diganti dengan tanda (:),
    • malas dalam menuliskan keterangan dalam mencari luas segitiga,
    • ingin menyelesaikan soal dengan cepat,
    • tergesa-gesa dalam mengerjakan soal,
    • terbiasa tidak lengkap dalam menuliskan apa yang ditanyakan,
    • siswa beranggapan bahwa dengan menggabung antara apa yang ditanya dengan kesimpulan dapat meringkas jawaban dan mempercepat proses pengerjaan soal,
    • siswa terbiasa mengerjakan soal pilihan ganda dari pada soal uraian berbentuk cerita,
    • kurang teliti dalam operasi perkalian,
    • akibat dari kesalahan sebelumnya,
    • merasa sudah tahu jawabannya tanpa berpikir bahwa jawabannya belum tentu dimengerti oleh orang lain,
    • belum memahami materi tentang mengubah satuan panjang,
    • kurang teliti dalam mengerjakan soal,
    • tidak bisa membedakan antara sisi dan rusuk pada bangun ruang,
    • belum menguasai langkah-langkah dalam menjawab soal yang diberikan.

 

Kata Kunci: Analisis kesalahan, Volume Prisma, Fong’ S Shcematic Model For Error Analysis, Gaya kognitif.

 

2. Representasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Materi Aritmatika Sosial dan Perbandingan Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan representasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 15 Surakarta dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah Krulik dan Rudnick pada materi aritmatika sosial dan perbandingan ditinjau dari gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Prosedur pemilihan subjek dengan menggunakan snowball sampling. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 6 subjek yaitu tiga subjek untuk masing-masing gaya kognitif. Teknik pengumpulan data menggunakan think aloud method. Validitas data dilakukan menggunakan triangulasi waktu.

 

Hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Representasi yang digunakan siswa Field Independent (FI) dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Krulik dan Rudnick, sebagai berikut:

  • Pada langkah Read and Think serta Explore and Plan, siswa menggunakan representasi verbal dalam memaparkan hal yang diketahui dan ditanyakan setelah menuliskan terlebih dahulu dan cara penyampaiannya terlalu cepat sehingga kurang jelas, hanya menuliskan hal yang diketahui.
  • Pada langkah Select a Strategy serta Find an Answer, siswa menggunakan representasi simbolik dengan memisalkan informasi yang diketahui dengan menggunakan simbol x dan y lalu menuliskan informasi kedalam bentuk persamaan-persamaan aljabar dengan benar, rumus perbandingan, menuliskan rumus menentukan bunga tiap bulan., kemudian siswa rumus tersebut digunakan untuk menemukan jawaban atau hasil akhir dengan cara mengoprasikan persamaan aljabar yaitu mensubtitusikan persamaan yang satu ke dalam persamaan yang lain.
  • Pada langkah Reflect and Extend, siswa menggunakan bentuk representasi visual dan simbolik pada saat siswa ditanyakan serta apabila masalah yang diberikan diminta untuk menggunakan grafik dan pergantian angka.

Representasi yang digunakan siswa Field Dependent (FD) dalam menyelesaikan masalah matematika brdasarkan langkah-langkah Krulik dan Rudnik, sebagai berikut :

  • Pada langkah Read and Think serta Explore and Plan, siswa menyampaikan hal yang diketahui dan ditanyakan menggunakan representasi verbal dan visual jelas serta benar, menuliskannya dengan lengkap kemudian menyampaikannya dengan membuat tabel terlebih dahulu untuk mempermudah pengerjaaanya, namun dalam memahaminya siswa terlihat kurang fokus.
  • Pada langkah Select a Strategy dan Find an Answer, siswa menggunakan bentuk representasi simbolik dengan memisalkan hal yang diketahui dan ditanyakan menuliskannya menggunakan simbol x dan y dan menuliskan informasi yang dketahui ke dalam bentuk persamaan aljabar yang kurang tepat, menuliskan rumus penentuan bunga, rumus perbandingan menggunakan simbolik dengan mensubtitusikan persamaan yang satu dengan yang lain kurang lengkap namun jawaban akhir benar, seperti menentukan lamanya menabung tidak dituliskan cara mencari bunga tiap bulan, menentukan umur anak dengan mensubtitusikan perbandingan yang diketahui kedalam persamaan aljabar.
  • Pada langkah Reflect and Extend, siswa menggunakan bentuk representasi verbal dan visual yaitu dengan membaca secara lengkap hasil penyelesaian serta menyimpulkan masalah aritmatika sosial dan perbandingan dengan menggunakan grafik dengan benar.

Kata Kunci: Representasi Matematis, Pemecahan Masalah, Gaya Kognitif

 

3. Analisis Miskonsepsi Siswa pada Materi Pecahan dalam Bentuk Aljabar ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2013/2014

 

Abstrak

Miskonsepsi merupakan gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang berlaku atau berupa pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Diyakini bahwa miskonsepsi mungkin berasal dari kebingungan atau kurangnya pengetahuan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penguasaan dan pemahaman konsep siswa yaitu gaya kognitif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan terjadinya miskonsepsi pada materi pecahan dalam bentuk aljabar, ditinjau dari gaya kognitif siswa.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas delapan SMP Negeri 2 Adimulyo tahun ajaran 2013/2014. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah snowball sampling. Identifikasi terjadinya miskonsepsi dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik miskonsepsi. Sedangkan identifikasi gaya kognitif siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen angket gaya kognitif siswa. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi metode. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles and Huberman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :

  • miskonsepsi yang terjadi pada siswa FD lebih banyak mengalami miskonsepsi pada konsep memahami unsur-unsur bentuk aljabar dan syarat suatu pecahan disebut sebagai pecahan bentuk aljabar, konsep penghapusan (cancelling), konsep operasi perpangkatan, dan konsep memahami sifat distributif,
  • miskonsepsi tertinggi yang dialami oleh siswa FI yaitu pada konsep memahami sifat distributif, serta memahami unsur-unsur bentuk aljabar dan syarat suatu pecahan disebut sebagai pecahan bentuk aljabar,
  • faktor penyebab terjadinya miskonsepsi siswa FD didominasi oleh penalaran (reasoning) siswa yang tidak lengkap dan kemampuan siswa yang kurang dalam memahami dan mengingat materi yang pernah diterima,
  • faktor penyebab terjadinya miskonsepsi siswa FI didominasi oleh penalaran (reasoning) yang tidak lengkap.

Kata Kunci : Miskonsepsi, pecahan dalam bentuk aljabar, gaya kognitif.

 

 

4. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) yang Dilengkapi Assesment for Learning (AFL) pada Pokok Bahasan Bangun Datar yang Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Surakarta Tahun Pelajaran

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

(1) di antara model pembelajaran kooperatif tipe tai yang dilengkapi AFL, TAI atau pembelajaran langsung dilengkapi AFL yang memberikan prestasi belajar lebih baik.

(2) di antara siswa yang memiliki tipe gaya kognitif field dependent atau field independent yang mempunyai prestasi belajar lebih baik.

(3) pada masing-masing kelompok siswa yang memiliki tipe gaya kognitif (field dependent atau field independent), manakah model pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik.

(4) pada masing-masing model pembelajaran (model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dilengkapi afl, tai atau pembelajaran langsung dilengkapi AFL), manakah gaya kognitif yang memberikan prestasi belajar lebih baik.

 

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasinya adalah seluruh siswa kelas vii smp negeri di surakarta tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian beranggotakan 302 siswa yang diambil menggunakan teknik stratiified cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar dan tes gaya kognitif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi (anava) dua jalan sel tak sama.

 

Simpulan penelitian ini sebagai berikut:

(1) model pembelajaran tai dilengkapi AFL memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran TAI dan pembelajaran langsung dilengkapi afl, sementara model pembelajaran tai memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung dilengkapi AFL.

(2) siswa dengan gaya kognitif field independent memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa field dependent.

(3) pada gaya kognitif field dependent dan field independent, model pembelajaran TAI dilengkapi AFL memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran tai dan pembelajaran langsung dilengkapi afl, sementara model pembelajaran TAI memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung dilengkapi AFL.

(4) pada model pembelajaran tai dilengkapi AFL, TAI dan pembelajaran langsung dilengkapi AFL, kelompok siswa dengan gaya kognitif field independent memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa field dependent.

 

5. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbasis Assesment For Learning (AFL) pada Pokok Bahasan Bangun Datar Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  • di antara model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbasis AFL, TGT atau konvensional manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik;
  • di antara tipe gaya kognitif field dependent atau field independent manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik;
  • pada masing-masing model pembelajaran (TGT berbasis AFL, TGT dan konvensional), manakah gaya kognitif yang memberikan prestasi belajar lebih baik; dan
  • pada masing-masing tipe gaya kognitif (field dependent dan field independent), manakah model pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik.

 

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian beranggotakan 302 siswa yang diambil menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar dan tes gaya kognitif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi (anava) dua jalan sel tak sama.

 

Simpulan penelitian ini sebagai berikut.

  • Model pembelajaran TGT berbasis AfL memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran TGT dan konvensional, sementara model pembelajaran TGT memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional.
  • Siswa dengan gaya kognitif field independent memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa field dependent.
  • Pada model pembelajaran TGT berbasis AFL, TGT dan konvensional, siswa dengan gaya kognitif field independent memberikan prestasi belajar lebih baik daripada siswa field dependent.
  • Pada gaya kognitif field dependent dan field independent, model pembelajaran TGT berbasis AFL memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran TGT dan konvensional, sementara model pembelajaran TGT memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional.

Kata Kunci : TGT, AfL, Gaya Kognitif, dan Prestasi Belajar

 

 

6. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), Tipe Make A Match (MAM) dan Tipe Guide Note Taking (GNT) Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa (Studi Kasus Pada Materi Logaritma Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Surakarta

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

  • manakah model pembelajaran yang memberikan hasil belajar matematika lebih baik, model pembelajaran TPS, model pembelajaran MAM atau model pembelajaran GNT pada materi logaritma.
  • manakah yang memberi prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan gaya kognitif FD atau siswa dengan gaya kognitif FI.
  • pada masing-masing model pembelajaran (TPS, MAM, GNT), manakah gaya kognitif siswa yang memberikan hasil belajar matematika lebih baik, gaya kognitif FD atau gaya kognitif FI.
  • pada masing-masing gaya kognitif (Field dependent (FD) dan field independent (FI)) manakah model pembelajaran yang memberikan hasil belajar matematika lebih baik, model pembelajran TPS, MAM atau model pembelajaran GNT.

 

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3 x 2. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X di Kota Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3, Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes gaya kognitif dan tes prestasi belajar matematika pada materi logaritma. Uji tes prestasi belajar meliputi validitas isi, daya beda, tingkat kesulitan dan reliabilitas. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi dengan menggunakan metode Bartlett. Uji keseimbangan terhadap data kemampuan awal matematika menggunakan anava satu jalan dengan sel tak sama. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikansi ? = 0,05.

 

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa

  • model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan model pembelajaran MAM dan model pembelajaran GNT.
  • pada siswa dengan gaya kognitif FI mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan gaya kognitif FD.
  • pada masing-masing model pembelajaran (TPS, MAM, GNT) gaya kognitif FI memberikan prestasi belajar lebih baik daripada gaya kognitif FD.
  • pada gaya kognitif FD model pembelajaran TPS, model pembelajaran MAM, model pembelajaran GNT memberikan prestasi belajar matematika yang sama baiknya sedangkan pada gaya kognitif FI model pembelajaran GNT memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran MAM dan model pembelajaran TPS.

Kata kunci : TPS, MAM, GNT, gaya kognitif siswa, prestasi belajar matematika.

 

 

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?