ABSTRAK
Ekstrak daun teh mempunyai kandungan quertin, epigallocatechin gallate, dan poliphenol yang diduga mempunyai efek antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat ekstrak daun teh terhadap pertumbuhan Streptococcus sp. secara invitro. Penelitian ini bersifat analitik eksperimental dengan teknik non random (konsekutif) sampling, sebanyak enam belas sampel, yang diperoleh dari identifikasi usap plak gigi pasien SMF. Gilut RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Subjek penelitian ini adalah Streptococcus sp. berumur 24 jam pada media agar darah dan distandarkan dengan Mc Farland 0,5, kemudian dioleskan menggunakan kapas lidi steril pada agar darah. aquades sebagai kontrol negatif, antibiotik Penicillin 10mg sebagai kontrol positif, dan sumuran ekstrak daun teh konsentrasi 75%, 100%, dan 125% diteteskan diatas sumuran yang dibuat pada media agar darah. Diinkubasi selama 24 jam, kemudian zona hambatan pertumbuhan yang terbentuk diukur. Data dianalisis dengan menggunakan uji Oneway Anova dan Dunnett T3.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara kontrol negatif (0,00 mm) terhadap ekstrak daun teh 75% (9,69 mm), 100% (11,38 mm), 125% (8,75 mm), dan kontrol positif (30,81 mm). Terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) antara ekstrak daun teh 100% terhadap aquades (0,00mm), ekstrak daun teh 75%, 125% (11,38mm) dan antibiotik Penicillin 10?g (30,81mm). Juga terdapat perbedaan bermakna (p 0,05) antara ekstrak daun teh konsentrasi 75% (9,69mm) dengan 125% (8,75mm). Kesimpulan penelitian ini membuktikan ekstrak daun teh dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus sp. secara invitro, namun pengaruh ekstrak daun teh 75%, 100%, dan 125% lebih lemah dibandingkan kontrol positif Penicillin 10?g (p 0,05) antara daya antibakteri ekstrak daun teh konsentrasi 75% dengan 125% terhadap pertumbuhan Streptococcus sp. secara invitro.
Kata kunci : ekstrak daun teh (Camellia sinensis) – Antibakteri – Streptococcus sp.
Contoh Tesis
- Daftar Contoh Tesis Administrasi Rumah Sakit
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan Masyarakat
- Daftar Contoh Tesis Keperawatan
- Daftar Contoh Tesis Kedokteran
- Daftar Contoh Tesis Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Contoh Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karies gigi sudah dikenali sepanjang sejarah dan ada di seluruh dunia, meskipun prevalensi dan tingkat keseriusannya bervariasi di berbagai populasi (Soames et al, 1998). Di Indonesia penderita karies gigi sangat tinggi (60-80%) dan cenderung naik setiap tahunnya (Syah, 2006). Dasar-dasar pencegahan karies adalah modifikasi satu atau lebih dari tiga faktor utama penyebab karies yaitu: plak, subtrat karbohidrat yang sesuai, dan kerentanan gigi, sehingga secara teori ada tiga cara dalam mencegah karies yaitu: hilangkan substrat karbohidrat, tingkatkan ketahanan gigi, hilangkan plak bakteri. Oleh karena karies disebabkan oleh adanya interaksi plak kuman dengan diet dan gigi maka tidak diragukan lagi bahwa tanpa adanya plak maka tidak akan timbul karies. Salah satu langkah menghambat atau menekan penumpukan plak adalah dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Ada empat kelompok utama bahan-bahan kimia yang telah diteliti yaitu enzim, bahan pengaktif permukaan, antibiotika dan bahan antibakteri (Kidd et al, 1991).
Sebenarnya penggunaan antibiotika secara benar dan sesuai indikasi memang harus diberikan. Meskipun terdapat pertimbangan bahaya efek samping dan mahalnya biaya. Tetapi menjadi masalah yang mengkhawatirkan, bila penggunaannnya berlebihan (Hoctro, 2006). Pemakaian antibiotik yang berlebihan juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas. Pemakaian irrasional dapat membunuh kuman yang sebenarnya baik dan berguna di dalam tubuh. Akibatnya, tempat yang semula ditempati bakteri baik akan diisi bakteri jahat (Sanjaya, 2007).
Berbagai tanaman mempunyai aktivitas antimikroba (Ardiansyah, 2007). Salah satunya adalah teh yang dapat membunuh bakteri (Triarsari, 2008). Teh sudah dikenal sebagai minuman dengan seribu khasiat yang menakjubkan (Soraya, 2007). Bahkan catatan tentang manfaat sehat teh pertama kali ditulis oleh Shen-Chen Li pada tahun 1578 (Triarsari, 2008). Selama ini orang mengenal empat jenis teh, yakni teh putih, hijau, oolong, dan teh hitam. Perbedaan keempatnya terletak pada metoda pemrosesan daun teh setelah dipetik (Yudana dan Luize, 1998). Semua teh berasal dari satu jenis pohon, yaitu Camellia sinensis (Syah, 2006).
Dari hasil penelitian ilmiah, teh memiliki kemampuan menghambat pembentukan kanker. Teh juga mampu mencegah penyakit jantung dan stroke. Minuman alami ini terbukti pula mampu menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, dan menurunkan kolesterol dalam darah. Teh pun bisa membantu meningkatkan jumlah sel darah putih yang bertanggung jawab melawan infeksi. Terutama teh hijau, bisa mencegah serangan influenza. Bahkan, bahan minuman dari pucuk daun Camellia sinensis ini bisa memperkuat gigi, melawan bakteri dalam mulut, mencegah terbentuknya plak gigi, serta mencegah osteoporosis. Dengan kemampuan antibakterinya, teh membantu menghambat infeksi tenggorokan (Yudana dan Luize, 1998). Menurut laporan penelitian dari Universitas Diponegoro, terdapat perbedaan bermakna terhadap selisih indeks plak gigi antara kelompok yang berkumur dengan teh hijau dengan kelompok yang tidak berkumur dengan teh hijau (Kusuma, 2005). Sebagai antimikroba teh hijau mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, seperti Staphylococcus aureus, Aeromonas sabria, Clostridium perfingens, C. Botulinum, Vibrio parahaemolyticus dan Streptococcus mutans (Syah, 2006).
Zat bioaktif yang ada dalam teh, terutama merupakan flavonoid. Adapun flavonoid yang ditemukan pada teh terutama flavanol dan flavonol (Hartoyo, 2003). Katekin merupakan flavonoid kelas flavanol, katekin utama dalam daun teh segar atau teh hijau adalah epigalokatekin galat (EGCG), epigalokatekin (EGC), epikatekin galat (ECG), epikatekin (EC) (Hartoyo, 2003). Flavonol utama di dalam daun teh adalah quercetin, kaemferol, dan myricetin (Syah, 2006). Plak supra dan subginggival untuk hampir tiga perempat bagian terdiri dari bakteri. Di samping bakteri plak mengandung glikoprotein dan polisakarida ekstraseluler yang bersama-sama membentuk matriks plak. Kebanyakan bakteri dari plak gigi adalah streptococcus dan aktinomisetes (Houwink et al, 1993). Aktivitas antimikroba quercetin telah berhubungkan dengan hambatan pada DNA gyrase, sedangkan aktivitas antimikroba epigallocatechin gallate menghambat fungsi selaput sitoplasma (Cushnie T. P. dan Lamb Andrew J., 2007). Poliphenol mempunyai daya antibakteri dengan cara menghambat aktivitas glucosyltransferase (Miller Hamilton, 1995). Selain itu teh hijau juga mengandung tanin yang mempunyai aktivitas antimikroba (Ariningsih, 2005). Tanin merupakan asam hidroksi benzoat yang mempunyai gugus hidroksi fenolik yang mengambat enzim yang kuat bila terikat pada protein sel bakteri, sehingga tanin bersifat bakterisid (Suryani, 2002). Sehubungan dengan adanya indikasi teh mempunyai data antimikroba, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak daun teh terhadap pertumbuhan kuman Streptococcus sp. pada plak gigi in vitro.
assalamu’alaikum….
boleh nanya gg pak..refersensi tentang pengaruh pembentukan plak pada gigi karena bakteri streptococcus aureus ada gag ???