HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dan Pertumbuhan Pseudomonas Aeruginosa

Judul : Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Pada Pasien Osteomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro

ABSTRAK

Lidah buaya (Aloe vera) mengandung antrakuinon terutama aloin (5-9%) dan saponin yang diduga mempunyai efek antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa penyebab osteomielitis rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta invitro.

Penelitian ini bersifat analitik eksperimental dengan teknik kuota sampling yang terdiri dari sepuluh sampel yang berasal dari isolat pus pasien osteomielitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Subyek penelitian Pseudomonas aeruginosa berumur 24 jam pada media PSA dan distandarisasi dengan Mc Farland 0,5, kemudian dioleskan pada agar Muller Hinton menggunakan kapas lidi steril. Penelitian ini menggunakan metode difusi. Aquades sebagai kontrol negatif, disk antibiotik imipenem 10 mg sebagai kontrol positif, beserta ekstrak lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 50%, 75%, dan 100% diteteskan diatas sumuran yang dibuat pada agar Muller Hinton. Di inkubasi selama 18-24 jam, kemudian zona hambatan pertumbuhan yang terbentuk diukur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji oneway Anova.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata hitung zona hambatan yang bermakna ( p 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terbukti mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara invitro (p< 0,05). Terjadi peningkatan efek antibakteri pada peningkatan konsentrasi ekstrak lidah buaya 50% menjadi 100%, namun efek antibakteri.ekstrak lidah buaya konsentrasi 50%, 75%, dan 100% lebih lemah dibanding imipenem.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Osteomielitis atau inflamasi pada tulang, umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri (Kalyoussef, 2006). Organisme atau mikroba yang sering ditemukan pada osteomielitis (biasanya campuran berbagai jenis bakteri) antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Streptococcus pyogens, Proteus sp., dan Pseudomonas sp. (Apley, 1993). Saat ini penanganan osteomielitis masih merupakan masalah dalam bidang ortopedi, karena seringkali antibiotika yang diberikan secara oral maupun parenteral tidak dapat mencapai lokasi infeksi dengan baik (Lubis, 2005). Berdasarkan hasil pemeriksaan pus / jaringan nekrotik dari pasien osteomielitis di laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada periode April-Juli 2008 didapatkan sedikitnya sepuluh dari enam belas spesimen pus / jaringan nekrotik dari pasien osteomielitis yang diperiksa positif mengandung Pseudomonas aeruginosa.

Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab infeksi nosokomial, (Qarah, 2005). Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu organisme penyebab osteomielitis (Apley, 1993). Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi, termasuk pada penisilin dan sefalosporin generasi pertama dan kedua, tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolid (Rosana, 2007). Infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten dikaitkan dengan angka perawatan rumah sakit yang lebih tinggi, masa perawatan rumah sakit yang lebih lama, serta tingkat kesakitan dan kematian yang lebih tinggi (Sastroasmoro, 2005).

Sehingga akhir-akhir ini, penggunaan dan pencarian obat dari sumber tanaman sebagai sumber obat alternatif meningkat tajam (Cowan, 1999). Lidah buaya telah lama dijuluki sebagai medical plant (tanaman obat) atau master healing plant (tanaman penyembuh utama) (Astawan, 2006).Penelitian dr. Bill Wolfe pada tahun 1969 membuktikan bahwa lidah buaya sangat efektif membunuh bakteri penyebab infeksi. Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) mempunyai berbagai aktifitas antibakteri antara lain terhadap Staphylococcus aureus, Klebsilla pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis (Furnawanthi, 2007).Lidah buaya mengandung komplek antrakuinon antara lain aloe emodin, aloin, barbaloin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Selain itu terkandung juga zat saponin yang bersifat antiseptik (Furnawanthi, 2007). Senyawa kuinon dapat menyebabkan protein bakteri menjadi inaktif dan kehilangan fungsinya. (Cowan, 1999). Sedang saponin dapat melarutkan lipid pada membran sel bakteri (lipoprotein), akibatnya dapat menurunkan tegangan permukaan lipid, permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel bakteri lisis dan mati (Voight, 1994, Brooks, 2007). Sehubungan dengan adanya indikasi ekstrak lidah buaya mempunyai daya antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh antibakteri lidah buaya tersebut terhadap pertumbuhan kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab osteomielitis secara invitro.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?