Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Bailey dalam juga menyatakan “We can define a sample as a sub set or portion of the total population”, maksudnya bahwa sampel penelitian ini merupakan sebagian dari seluruh populasi.
Dengan demikian sampel adalah suatu bagian (subset) dari populasi yang dianggap mampu mewakili populasi yang akan diteliti.
Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (1998) memaparkan cara-cara pengambilan sampel (sampling), antara lain:
a. Sampel random, atau sampel acak, atau sampel campur
Peneliti mencampur subyek-subyek dalam populasi yang dianggap sama, dengan demikian peneliti memiliki hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih sebagai sampel.
b. Sampel berstrata (stratified sample)
Sampel yang diambil dari populasi dianggap memiliki strata atau tingkat-tingkat, sehingga tidak dapat menggunakan teknik random.
c. Sampel wilayah, atau (area probability sample)
Sampel yang tidak berstrata tapi memiliki perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan yang lain, yaitu dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.
d. Sampel proporsi atau sampel imbangan (propotional sample)
Pengambilan sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata dan atau wilayah, dimana banyaknya subyek yang belum tentu berstrata dan atau perbedaan ciri wilayah yang tidak sama, sehingga ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata dan atau wilayah.
e. Sampel bertujuan (purposive sample)
Yaitu teknik pengumpulan sumber informasi yang tersedia secara tepat dimaksudkan untuk mengoptimalkan informasi dari target yang lebih spesifik, atau sesuai dengan criteria yang diinginkan oleh peneliti.
Pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu dengan perimbangan seperti : fokus penelitian, pertimbangan ilmiah, alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
f. Sampel kuota (quota sample)
Pengambilan sampel ini mendasarkan pada jumlah subyek yang sudah ditentukan, yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subyek tersebut.
g. Sampel kelompok (cluster sample)
Pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok subyek, seperti kelompok pedagang, petani, maupun nelayan.
h. Sampel kembar (double sample)
Pengambilan sampel menggunakan dua sampel sekaligus.
Mengenai penentuan besarnya sampel Suharsimi Arikunto mengemukakan di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih.
Leave a Reply