Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Probiotik terhadap Hitung Eosinofil Total pada Anak dengan Risiko Tinggi Alergi
A. Latar Belakang
Kondisi kesehatan yang meningkat dan standar hidup yang tinggi, terutama di negara maju, meningkatkan risiko terjadinya penyakit alergi. Strachan pada tahun 1989 menyatakan bahwa seiring dengan kondisi lingkungan yang makin sehat dan sedikit paparan terhadap bakteri, virus, dan jamur membawa dampak terjadinya ketidakseimbangan dari sistem imun sehingga menyebabkan meningkatnya risiko seseorang terkena penyakit alergi. Teori ini selanjutnya dikenal dengan hygiene hypothesis (Garn H, 2007; Mutius EV, 2007; Sironi M, 2010; Vercelli D, 2006).
Pengobatan dan pencegahan alergi adalah manfaat potensial yang dimiliki oleh probiotik. Kolonisasi yang berkurang dari Bifido bacterium dan Lactobacillus pada saluran pencernaan anak merupakan salah satu penyebab timbulnya reaksi alergi. Pemberian probitik akan mengembalikan komposisi dan peran bakteri yang bermanfaat dan menghambat perkembangan respon alergi sel Th2 yang juga menurunkan kadar IL-4, IL-5, IL-13 sehingga mengurangi produksi Ig E dan eosinofil(Vasiljevic, 2008; Damayanti, 2007; Munasir, 2007; Santosa, 2007).
B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian probiotik efektif dalam menurunkan hitung eosinofil total pada bayi dan anak-anak dengan risiko tinggi alergi?
C. Tinjauan Pustaka
Definisi Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa Yunani “pro bios” yang berarti untuk kehidupan. Menurut WHO dan FAO (2002) pengertian probiotik adalah mikroorganisme yang bila dikonsumsi per oral dalam jumlah tertentu (107 – 109 cfu/ mL) akan memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia. Dampak positif tersebut berupa pencegahan infeksi oleh strainstrain patogen. Probiotik merupakan strain flora usus normal yang telah diisolasi dari tinja manusia sehat dan karena dikonsumsi secara per oral maka probiotik harus dapat melewati asam lambung dalam keadaan hidup (Pham, 2008; Vasiljevic, 2008; Firmansyah, 2006; Sudarmo, 2000).
Pengertian Alergi
Alergi adalah salah satu respon imun yang tidak diharapkan, berupa reaksi abnormal sistem kekebalan yang terjadi sebagai respon terhadap bahanbahan di alam yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan masalah. Bahan-bahan yang menyebabkan alergi ini disebut alergen. Pada seorang penderita alergi, sistem imun akan mengenal alergen sebagai suatu ancaman/ serangan dan berusaha menyerangnya. Karena sel darah putih pada sistem imun yang berfungsi sebagai penyerang lebih banyak merusak tubuh dibanding melindunginya maka respon alergi ini justru menjadi suatu bentuk penyakit tersendiri. Alergi dikenal juga dengan istilah reaksi hipersensitivitas.
Definisi Eosinofil
Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi dua lobus dan sitoplasmanya bergranula kasar, refraktil, berwarna merah tua oleh zat warna yang bereaksi asam yaitu eosin. Eosinofil merupakan 1-3% dari seluruh jumlah lekosit. Eosinofil memiliki banyak persamaan dengan netrofil dan berasal dari sel progenitor yang sama dan menunjukkan monogenesis yang sama. Perbedaannya dengan netrofil adalah eosinofil matang di sumsum tulang dalam waktu 3-6 hari dan kemudian berada di sirkulasi dengan masa paruh 6-12 jam, sedangkan di jaringan memiliki masa paruh beberapa hari. Eosinofil melakukan fungsinya di jaringan dan tidak akan kembali ke sirkulasi, serta akan dieliminasi melalui mukosa saluran nafas dan saluran cerna. Diperkirakan untuk tiap satu sel eosinofil di sirkulasi terdapat 200 eosinofil matang di sumsum tulang dan 500 eosinofil di jaringan pengikat (Munasir, 2007b; Widmann, 1995).
Risiko Tinggi Alergi
Tingkat risiko alergi dalam Kartu Deteksi Dini Risiko Alergi yang diterbitkan oleh UKK Alergi – Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia ditunjukkan dengan jumlah nilai kondisi keluarga yang diperoleh. Nilai 2 diberikan bila terdapat kondisi alergi pada ayah, ibu, dan atau saudara kandung yang dinyatakan oleh dokter atau secara medis terkena alergi, nilai 1 diberikan bila diduga terkena alergi pada ayah, ibu, dan atau saudara kandung, dan nilai 0 diberikan bila tidak didapatkan riwayat alergi pada ayah, ibu, dan atau saudara kandung (Yadau, 2005).
D. Metodelogi Penelitian
Penelitian randomised contolled trial ini untuk meneliti adanya efek probiotik terhadap hitung eosinofil total pada anak dengan risiko tinggi alergi yang berobat jalan di Poliklinik Anak Rumah Sakit dr. Moewardi periode bulan Agustus 2010 – November 2011.
Data diolah dengan SPSS 17.0. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji X2 , uji t, dan analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh probiotik dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian penurunan hitung eosinofil total. Nilai OR ditentukan dan CI 95 %.
E. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini probiotik tidak berpengaruh terhadap hitung eosinofil total pada anak dengan risiko tinggi alergi. Anak dengan tinggi alergi yang diberi probiotik memiliki risiko kejadian penurunan hitung eosinofil total 1,455 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak diberi probiotik, akan tetapi peningkatan risiko tersebut secara statistik tidak bermakna.
Leave a Reply