Judul Skripsi : Pengaruh Konseling Terhadap Kecemasan dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus di Kecamatan Kebakkramat
A. Latar Belakang
Penanganan pasien yang menerapkan prinsip kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi tersebut mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat, terlepas apakah klinisi adalah seorang dokter psikiatri, seorang dokter keluarga, atau profesional kesehatan lainnya; diharapkan akan menurunkan kecemasan pada pasien DM yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup pasiennya. Kecemasan akan mempengaruhi kemampuan kontrol metabolik pasien DM (Mitsonis, et all, 2009; Petrak, F.,et all, 2005).
Di Kebakkramat belum pernah dilakukan penelitian tentang apakah ada pengaruh pemberian konseling terhadap tingkat kecemasan dan kualitas hidup pasien DM.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien DM di Kebakkramat?
C. Tinjauan Pustaka
Pengertian Konseling
Konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang digunakan untuk membantu seorang pasien mengatasi masalah psikologis yang dihadapinya. Kegiatan konseling merupakan kegiatan profesional yang mencakup kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental. Menurut Rogers (1942), konseling adalah suatu hubungan yang bebas dan terstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri yang membimbingnya untuk menentukan langkahlangkah positif kearah orientasi baru. Menurut Blocher (1966), konseling adalah upaya untuk membantu seseorang agar menyadari reaksi-reaksi pribadi terhadap pengaruh perilaku dari lingkungan dan membantu seseorang membentuk makna dari perilakunya.
Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan yang merujuk pada rasa khawatir, takut, was-was, yang ditimbulkan oleh pengaruh ancaman atau gangguan terhadap sesuatu yang belum terjadi dan sangat, mengganggu aktivitas. Kecemasan merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonom (SSA). Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan dan sering disertai gejala fisiologis. Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Kecemasan adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya.
Manajemen Kecemasan pada Pasien DM
Penatalaksanaan cemas diakukan dengan berbagai pendekatan yang holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologis (psikiatris), psikososial, dan psikoreligius. Untuk mencegah seseorang jatuh kedalam kecemasan maka kekebalannya perlu ditingkatkan sehingga mampu menghadapi stressor psikososial yang muncul dengan cara hidup teratur, serasi, selaras, dan seimbang dalam hubungannnya dengan Tuhan ataupun dengan sesama dan lingkungannnya.
Konseling sebagai terapi kecemasan Pasien Diabetes Mellitus
Konseling bertujuan untuk memperkuat struktur kepribadian (percaya diri), ketahanan dan kekebalan fisik maupun mental serta kemampuan beradaptasi dan menyelesaikan stresor psikososial. Konseling yang dilakukan terhadap pasien DM yaitu konseling yang sifatnya suportif. Sesudah dilakukan konseling jangka pendek diharapkan pasien akan mampu memahami penyakitnya dengan benar, menyesuaikan diri dengan penyakitnya, dan akan mengikuti perawatan penyakitnya dengan baik. Kemampuan tersebut maka akan memberikan hasil yang lebih bagus dalam pengelolaan penyakitnya, termasuk didalamnya masalah psikologis yang dihadapi yaitu kecemasan (Hawari, 2002).
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus
Pada pasien dengan DM terjadi penurunan kualitas hidup, hal tersebut disebabkan oleh karena akibat penyakitnya secara fisik, proses pengobatan, dan komplikasi yang ditimbulkannya. Diabetes dapat menurunkan fungsi fisik oleh karena adanya komplikasi jangka panjang yang timbul, karena penyakitnya sendiri, dan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan DM. Gangguan ketajaman penglihatan, gangguan ginjal, penyakit jantung, gangguan ereksi, nyeri karena neuropati perifer, risiko amputasi, kerusakan syaraf otonom akan sangat menurunkan kualitas hidup pasien, karena secara langsung ataupun tidak langsung akan membatasi aktifitas fisik pasien.
D. Metode Penelitian
Penelitian Eksperimental dengan rancangan Randomized Control Trial, Cross Over Design. Subjek penelitian yaitu pasien Diabetes Mellitus yang berobat di Puskesmas Kebakkramat I.
Kecemasan pasien diukur dengan menggunakan T-MAS, dan kualitas hidup dengan WHOQOL-BREF.
Intervensi berupa konseling yang dilakukan selama 1 bulan, dibagi menjadi 4-5 sesi pertemuan. Kecemasan dan kualitas hidup diukur sebelum dan sesudah konseling.
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan uji t tidak berpasangan, menggunakan SPSS-15.
E. Kesimpulan Skripsi
1. Terdapat perbedaan secara bermakna penurunan kecemasan kelompok yang mendapatkan konseling dan kelompok yang tidak mendapatkan konseling.
2. Terdapat perbedaan secara bermakna peningkatan kualitas hidup antara kelompok yang mendapatkan konseling dan kelompok yang tidak mendapatkan konseling.
3. Kecemasan pada kelompok yang mendapat konseling tidak berubah setelah diukur selang satu bulan sejak konseling dihentikan.
4. Kualitas hidup pada kelompok yang mendapat konseling tidak berubah setelah diukur selang satu bulan sejak konseling dihentikan.
5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konseling berpengaruh terhadap penurunan kecemasan dan peningkatan kualitas hidup pada kelompok yang mendapatkan konseling, dan pengaruh konseling masih tetap ada walaupun konseling telah diakhiri.
Leave a Reply