1.Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
- mengidentifikasi faktor internal dan ekstemal dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara,
- mengidentifikasi faktor kunci keberhasilan pengembangan pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara, dan
- merumuskan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dengan maksud hasil penelitian ini akan memberikan gambaran atau mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap objek yang akan diteliti dan mengajukan sebuah strategi pengembangan sebagai bahan rekomendasi bagi Pemerintah Daerah.
Responden penelitian ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kepala Bidang dan Kepala Seksi pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maluku Tenggara, pelaku usaha pariwisata, pengelola objek wisata, masyarakat di sekitar objek vvisata, budayawan dan komponen masyarakat yang ditemukan di lokasi penelitian yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Maluku Tenggara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
Strategi pengembangan wisata yang diperoleh dari hasil analisis SWOT terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu strategi fokus yang pada dasarnya dapat dinamai sebagai strategi stabilitas atau rasionalisasi dan strategi pendukung yang pada dasarnya dapat dinamai sebagai strategi ekspansi, strategi diversifikasi, dan strategi defensif atau survival. Pada strategi fokus diperoleh beberapa strategi pengembangan yaitu: fasilitasi pembentukan Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara oleh Pemerintah Daerah dan menetapkan dalam sebuah Keputusan Kepala Daerah guna mendukung pencitraan wisata bahari dan budaya Kabupaten Maluku Tenggara di tingkat nasional maupun mancanegara dan fasilitasi Pemerintah Daerah mclalui pcnycdiaan rcgulasi yang mcndukung terciptanya iklim investasi yang kondusif di bidang pariwisata. Pada strategi pendukung diperoleh beberapa strategi pengembangan antara lain: mengoptimalkan potensi bahari dan seni budaya guna meningkatkan kunjungan wisatawan, penataan obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki guna mewujudkan investasi di sejumlah obyek wisata dan membuka jaringan (networking) dengan destinasi utama di Indonesia (Jakarta, Bali, Jogja, Manado) agar dapat memperkenalkan potensi seni budaya dan sosial masyarakat Kei yang unik dan terjaga.
2. Strategi Industri Pengolahan Hasil Perikanan Laut di Provinsi Maluku Utara
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan industri hasil perikanan laut di propinsi Maluku Utara dan merumuskan strategi pengembangannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah atau investor dalam memanfaatkan potensi tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal dan eksternal. Analisis internal untuk mendapatkan informasi tentang kekuatanlkelemahan dan analisis eksternal untuk mendapatkan informasi tentang peluang dan ancaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan pada industri hasil perikanan laut di propinsi Maluku Utara adalah teknologi yang belum memadai dan keterbatasan modal. Guna memenuhi kebutuhan pasar international, hams ada upaya meningkatkan nilai tambah melalui upaya diversifikasi, peningkatan keterampilan sumberdaya manusia dan peningkatan kemandirian sumberdaya manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Pengawasan Sumberdaya Perikanan dalam Penanganan Illegal Fishing di Perairan Provinsi Maluku Utara (Studi Kasus pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara)
Abstrak
Sektor perikanan merupakan salah satu leading sector dalam pembangunan ekonomi provinsi Maluku Utara, namun kontribusi sektor ini dirasakan belum optimal dikarenakan masih ada praktek penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan dengan perundang-undangan, karena terjadi kehilangan sumberdaya yang cukup besar akibat Illegal Fishing. Pengawasan sumberdaya perikanan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara dilakukan melalui kegiatan
- Pengadaan sarana dan prasarana pengawasan
- Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan
- Pengembangan SISWASMAS
- Penataan dan penegakan hukum.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas pengawasan sumberdaya perikanan dalam penanganan Illegal Fishing di Perairan Provinsi Maluku Utara yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara, partisipasi masyarakat khususnya nelayan dan sikap aparat penegak hukum dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum dalam rangka pencegahan dan penanganan Illegal Fishing. Metode deskriptif dengan studi kasus digunakan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang pengawasan sumberdaya perikanan dalam penanganan Illegal Fishing di perairan Maluku Utara oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Metode analisa data adalah qualitative-descriptive analysis dengan tabulasi distribusi frekuensi. Hasil analisis menunjukan bahwa sarana dan prasarana pengawasan masih sangat terbatas dan tidak efektif digunakan untuk melakukan pengawasan sumberdaya ikan di daerah yang menjadi kewenangan pengelolaan perikanan pemerintah provinsi Maluku Utara, 66,6% responden mengatakan sarana dan prasarana kurang efektif untuk digunakan dalam membantu penanganan illegal fishing di perairan Provinsi Maluku Utara, Pembangunan Pos Pengawasan di setiap Kabupaten/Kota belum berfungsi sebagaimana yang direncanakan, jumlah lokasi dan intensitas patroli di laut sangat terbatas dan sangat dipengaruhi oleh cuaca di Laut. Kegiatan siswasmas masih lrurang disosialisasikan, partisipasi masyarakat nelayan 54% pernah melaporkan illegal fishing di daerahnya, 85,57%, mengatakan bahwa mereka bersedia kalau dilibatkan dalam rapat yang membahas mengenai illegal fishing.
Upaya pengawasan dan penegakan hukun oleh aparat pengawas masih lemah, masih terdapat perbedaan persepsi dan pemahaman antar aparat pengawas bidang perikanan tentang produk peraturan perundang-undangan bidang perikanan. Sebagai kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa Pengawasan sumberdaya perikanan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara belum optimal dan sangat lemah dalam pencegahan dan penanganan illegal fishing, kesadaran dan partisipasi nelayan dalam pengawasan sumberdaya perikanan sudah cukup tinggi namun hanya terbatas pada daerah pesisir pantai, penegakan hukum masing sangat lemah, tuntutan dan sanksi yang diberikan kurang membuat efek jera bagi pelaku illegal fishing.
4. Strategi Pengembangan Industri Pengelolaan Rumput Laut di Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, merumuskan altematif strategi pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara dan menentukan strategi prioritas untuk pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Maluku Tenggara. fokus pada 3 desa penghasil rumput laut, yaitu Desa Sathean, Letwuan, dan Dian Darat. Pelaksananan Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober-November 2012. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Analisis data menggunakan SWOT dan dilanjutkan dengan menggunakan analisis AHP. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 alternatif strategi dalam pengembangan industri pengolahan rurnput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, yakni
- mendirikan industri baru pengolahan rumput laut berskala kecil,
- menciptakan daya tarik promosi investasi.
- mengembangkan jenis-jenis produk olahan baru,
- mengembangkan unit riset terhadap bahan baku dan produk olahan guna penetapan standar mutu,
- meningkatkan kerjasama dengan pengusaha swasta, lembaga perbankan/pemberi kredit,
- meningkatkan keterampilan SDM wiraswasta yang berminat sebagai pengolah rurnput Iaut,
- kualitas produk olahan rumput laut kering,
- meningkatkan kemandirian berusaha melalui suatu proses pembinaan usaha yang kontinu, dan
- melakukan publikasi promosi dan proses pemasaran produk olahan rumput iaut kering secara efisien.
Sementara prioritas pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara diarahkan pada ketersediaan bahan baku (rumput laut kering) yang berkualitas dari pembudidaya di Kabupaten Maluku Tenggara, keterlibatan pihak pengusaha swasta agar tujuan peningkatan pendapatan pengolah dapat tercapai melalui penciptaan daya tariklpromosi investasi, sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya dalam industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
5. Strategi Pengembangan Usaha Mini Purse Seine (Jaring Bobo) di Perairan Maluku Tenggara
Abstrak
Kabupaten Maluku Tenggara merupakan daerah pesisir yang perairannya berhubungan langsung dengan Laut Banda dan Laut Arafura. Daerah ini memiliki potensi sumber daya perikanan yang beragam sehingga memberikan peluang dapat dimanfaatkan nelayan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal sehingga belum menyebabkan peningkatan pendapatan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi faktor-faktor produksi yang berperan dalam perikanan mini purse seine, mengetahui tingkat kelayakan llSaha dan finansiai perikanan mini purse seine. dan memformulasikan strategi pengembangan perikanan tangkap di kabupaten Maluku Tenggara. Metode dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mengumpulkan data melalui observasi langsung, wawancara dan studi pllStaka. Hasil analisis memperlihatkan bahwa secara parsial faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah jumlah hari penangkapan (HP) dan ukuran tinggi jaring. Sedangkan faktor-faktor produksi Anak Buah Kapal (ABK), Bahan Bakar Minyak (BBM), Panjang Jaring (PJ), Tinggi Jaring (TJ), Hari Penangkapan (HP) dan ukuran kapal (GT) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi.
Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa kegiatan perikanan jaring bobo (mini purse seine) layak dikembangkan dengan nilai PP (Payback periode) = 2 Tahun, RiC Ratio = 1,88 dan NPV (Net Present Value) Rp 21.792.408,-. Strategi pengembangan usahajaring bobo (mini purse seine) di kabupaten Malcku Tenggara meliputi:
- pengembangan sarana penangkapan jaring bobo,
- pengembangan industri pengolahan hasil perikanan,
- penyediaan prasarana perikanan tangkap (TPI),
- pembenahan sistem permodalan,
- penyediaan sarana rantai dingin pemasaran hasil perikanan (pabrik es, cold storage;),
- penyediaan pasar guna penstabilan harga produksi, dan
- pendirian SPDN (solar packet dealer for nelayan).
6. Kajian Persepsi Masyarakat tentang Penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kepulauan Guraici Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan dan persepsi masyarakat tentang rencana penetapan kawasan konservasi yang sesuai dengan karakteristik perairan Kepulauan Guraici.
Lokasi penelitian ini berada di perairan Kepulauan Guraici yang akan ditetapkan menjadi kawasan konservasi laut. dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan analisis tingkat persepsi masayarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mendukung penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kepulauan Guraici sebanyak 80%, sedangkan 20% mendukung namun masih melihat tingkat perkembangan selanjutnya. Sedangkan tingkat persepsi masyarakat terhadap adanya kawasan konservasi laut daerah di Kepulauan Guraici adalah sangat setuju dengan skor sebesar 2,5. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa Kawasan Konservasi Laut Kepulauan Guraici diarahkan dalam bentuk Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM) dengan sistem pengelolaan kawasan berbentuk zonasi yang terdiri dari zona inti, zona penyangga dan zona pemanfaatan. Diperlukan keterlibatan langsung semua stakeholder dalam mengelola kawasan tersebut, dimana masyarakat bersama dengan pemerintah, swasta dan perguruan tinggi berperan dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan memonitoring program dan kegiatan yang dilakukan pada kawasan tersebut (co-management).
7. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati kepada Camat di Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah pada Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
Dengan demikian diharapkan beban tugas dan kewenangan dari kepala daerah untuk menangani urusan otonomi daerah serta penyerapan anggaran daerah dapat lebih efektif dan efisien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Narasumber penelitian ini adalah Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dan para Camat lingkup Pemerintah Kabllpaten Maluku Tenggara antara lain Camat Kei Kecil, Carnat Kei Kecil Timur, Camat Kei Kecil Baral. Camat Kei Besar, Camat Kei Besar Utara Timur dan Camat Kei Besar Selatan. Pengambilan data dilakukan melalui survey menggunakan teknik wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat di Kabupaten Maluku Tenggara antara lain:
- faktor politik, komitmen Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabllpaten Maluku Tenggara direalisasikan melalui penetapan peraturan daerah dan keinginan politik bupati ditunjukkan melalui respon positif deng”Il mcmberikan instruksi tugas kepada Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten rvlaluku Tenggara untuk menindaklanjuti, mengkaji dan menyiapkan naskah akademik beserta draft rancangan Peraturan Supati tentang Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Carnat di Kabupaten Maluku Tenggara;
- faktor sumber daya yang meliputi sumber daya manllsia, sumber daya keuangan dan fasilitas aset inventaris kantor;
- kelembagaan : struktur kelembagaan organisasi kecarnatan terdiri dari pejabat struktural antara lain camat, sekretaris kecamatan, kepala sub bagian urnum dan kepegawaian, kepala sub bagian perencanaan dan keuangan, kepala seksi pernerintahan, kepala seksi pemberdayaan rnasyarakat desa, dan kepala seksi ketertiban dan ketenterarnan umurn, serta pejabat fungsional; dan
- kondisi wilayah kerja, bahwa 2 kecamatan relatif memadai sedangkan 4 kecamatan kondisinya belum rnernadai. Dapat disimplilkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kcwenangan bllpati kepada carnat di Kabupaten Malukll Tenggara antara lain faktor politik, faktor sumber daya, faktor kelernbagaan dan faktor kondisi wilayah kerja.
8. Strategi Pemasaran Rumput Laut di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Produksi rumput laut petani dan nelayan di Maluku melimpah, tetapi pemasarannya belum optimal dan terpengaruh fluktuasi harga. Permasalahan ini juga terjadi pada usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya Kecamatan Kei Kecil. Untuk itu analisis dan kajian tentang saluran, fungsi, margin, keuntungan, dan efisiensi pemasaran serta transmisi dan integrasi harga, hingga perumusan strategi-strategi pemasaran.Penelitian ini menggunakan metode survei. Terdiri atas survey descriptive (deskripti fsurvei) dan survey explanatory (eksplanasisurvei). Sampel nelayan pembudidaya rumput laut pada empat desa di Keeamatan Kei Kecil sebagai responden melalui teknik purposive sampling berjumlah 59 responden. Berdasarkan informasi dari nelayan pembudidaya diperoleh sampel pedagang perantara dalam pemasaran rumput laut sebanyak 8 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, saluran pemasaran rumput laut pada empat desa di Kecamatan Kei Kecil terdiri atas saluran pemasaran tingkat satu dan saluran pemasaran tingkat dua; Fungsi pemasaran yang sulit dijalankan oleh seluruh produsen adalah pemodalan atau pembiayaan, penangung resiko, dan informasi pasar. Kemudian pedagang pengumpul sulit menjalankan fungsi pengangkutan, penanggung resiko, sertastandariasi dan grading; Rata-rata margin pemasaran rumput laut pada empat desa di Kecamatan Kei Kecil adalahRp 1.700,-lkg. Rata-rata keuntungan pemasaran yang diterima oleh produsen adalahRp 5.939,-lkg, sedangkan rata-rata keuntungan pedagang pengumpul yang melakukan aktivitas pembelian rumput laut dari keempat desa tersebut adalahRp 1.074,-lkg; Terjadi efisieni pemasaran rumput laut pada empat desa di Keeamatan Kei Kecil; Perubahan harga di tingkat produsen lebih Kecil dari perubahan harga di tingkat konsumen industri atau eksportir, sedangkan struktur pemasaran rumput laut di Kecamatan Kei Kecil adalah tidak terintegrasi sempuma; Strategistrategi pemasaran yang dapat ditempuh adalah peningkatan produksi untuk dapat memenuhi permintaan pasar, peningkatan intensitas program penyuluhan dan pelatihan yang fokus pada aspek pemasaran, peningkatan upaya untuk menambah modal usaha, peningkatan perbaikan proses standarisasi dan grading, penghematan penggunaan biaya usaha, dana dan peningkatan hubungan kerjasama dengan pedagang pengumpul adalah hal yang mutlak dilakukan oleh produsen pembudidaya rumput laut di Kecamatan Kei Kecil.
9. Strategi Pengembangan Industri Pengelolaan Rumput Laut di Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, merumuskan altematif strategi pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara dan menentukan strategi prioritas untuk pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian dilakukan di Kabupaten Maluku Tenggara. fokus pada 3 desa penghasil rumput laut, yaitu Desa Sathean, Letwuan, dan Dian Darat. Pelaksananan Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober-November 2012. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Analisis data menggunakan SWOT dan dilanjutkan dengan menggunakan analisis AHP.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 alternatif strategi dalam pengembangan industri pengolahan rurnput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, yakni
- mendirikan industri baru pengolahan rumput laut berskala kecil
- menciptakan daya tarik promosi investasi.
- mengembangkan jenis-jenis produk olahan baru,
- mengembangkan unit riset terhadap bahan baku dan produk olahan guna penetapan standar mutu,
- meningkatkan kerjasama dengan pengusaha swasta, lembaga perbankan/pemberi kredit,
- meningkatkan keterampilan SDM wiraswasta yang berminat sebagai pengolah rurnput Iaut,
- kualitas produk olahan rumput laut kering,
- meningkatkan kemandirian berusaha melalui suatu proses pembinaan usaha yang kontinu, dan
- melakukan publikasi promosi dan proses pemasaran produk olahan rumput iaut kering secara efisien.
Sementara prioritas pengembangan industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara diarahkan pada ketersediaan bahan baku (rumput laut kering) yang berkualitas dari pembudidaya di Kabupaten Maluku Tenggara, keterlibatan pihak pengusaha swasta agar tujuan peningkatan pendapatan pengolah dapat tercapai melalui penciptaan daya tariklpromosi investasi, sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya dalam industri pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
10. Kebijakan Strategis Pengembangan Perikanan Pesisir pada Masyarakat di Teluk Kaiely, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan potensi sumber daya perikanan di Teluk Kaiely, Kabupaten Buru yang sejak ada kegiatan penambangan emas di akhir tahun 2011, produksi perikanan tangkap menjadi turun.
Tujuan penelitian ini, adalah :
- mengkaji perubahan angka produksi
- perikanan tangkap sejak ada kegiatan penambangan emas di Teluk Kaiely;
- mengkaji jenis pekeljaan sampingan yang dijalankan oleh nelayan Teluk Kaiely;
- merumuskan kebijakan strategis untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan yang ada.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan antara metode analisis kualitatif dan metode analisis k:uantitatif. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dari bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Beberapa analisis yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain, analisis kondisi sosial dan ekonomi, yaitu dengan melihat tingkat pendapatan nelayan atau Nilai Tukar Nelayan (NTN), dan juga analisis SWOT.
Berdasarkan basil penelitian didapatkan bahwa penurunan produksi perikanan di Teluk Kaiely disebabkan frekuensi melaut yang berkurang dari nelayan diakibatkan nelayan memiliki pekerjaan sampingan selain melaut. Pekerjaan sampingan yang mendominasi terutama yang berhubungan dengan kegiatan penambangan emas, dengan komposisi 70,27%. Rata-rata tingkat pendapatan nelayan responden sebesar Rp.236.796,-.
Hasil analisis terhadap Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengindikasikan bawa nelayan di Teluk Kaiely memiliki tingkat kesejahteraan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan subsistennya karena memiliki nilai NTN di atas satu. Hasil analisis SWOT menghasilkan sebelas altematif strategi, yaitu: optimalisasi terhadap pengelolaan potensi perikanan, peningkatan kapasitas tenaga penyuluh, pelibatan peran masyarakat dalam setiap perencanaan kegiatan perikanan, sosialisasi terhadap aturan perundang-undangan tentang tata kelola perikanan dan wilayah pesisir, sosialisasi terhadap bahaya limbah olahan emas, memperketat pemberian izin terhadap produk perikanan dari luar daerah, peningkatan kapasitas SDM nelayan, bantuan penguatan modal, optimalisasi prasarana perikanan, peningkatan kapasitas petugas pengawasan, menghidupkan kembali kegiatan Pokmaswas.
11. Strategi Pengembangan Sektor Perikanan dalam Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Maluku Tengah
Abstrak
Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Namun tingkat pemanfaatannya belum optimal. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknik perencanaan pembangunan wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sektor perikanan terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Maluku Tengah, mengetahui tingkat basis, menganalisis tipologi ekonomi sektor perikanan, tingkat aglomerasi, tingkat spesialisasi, dan merumuskan alternatif strategi pengembangan sektor perikanan dalam rangka otonomi daerah di Kabupaten Maluku Tengah.
Metodologi yang digunakan adalah analisis data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis Shift Share, analisis Location Quotient (LQ), Analisis Tipologi Klassen, Analisis Aglomerasi, Analisis Spesialisasi dan Analisis SWOT. Perhitungan nilai kontribusi, nilai LQ, tipologi ekonomi, nilai aglomerasi, nilai spesialisasi sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah diperoleh hasil bahwa kontribusi sektor perikanan atas dasar harga berlaku dan harga konstan menempatkan sektor perikanan pada urutan/peringkat kelima dan keenam dalam pembentukan PDRB, sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tengah bukan merupakan sektor basis dengan pola dan struktur ekonomi yang sedang bertumbuh namun berada pada kondisi relatif tertinggal dengan tingkat lokalisasinya yang umumnya menyebar. Namun ada lima kecamatan yang menjadi prioritas dan perlu dikembangkan/ditingkatkan antara lain: Banda, Tehoru, Salahutu, Leihitu, Seram Utara.
Alternatif strategi pengembangan sektor perikanan yang diperoleh adalah: pemanfaatan sumberdaya perikanan melalui konsentrasi dan spesialisasi kegiatan pembangunan perikanan, serta mengefektifkan kegiatan promosi investasi untuk meningkatkan kontribusi, pendapatan perkapita, dan mempercepat pertumbuhan sektor perikanan.
12. Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala SMA Negeri 1 Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara
Abstrak
Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk satu tujuan yang memang diinginkan bersama. Kepemimpinan juga merupakan suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi atau tidak memaksa untuk memotivasi individu dan mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari sasaran-sasaran bagi kelompok atau birokrasi. Sasaran tersebut merupakan motivasi dari para pengikut untuk meneapai sasaran, pemeliharaan, hubungan kerjasama dan team work serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada diluar kelompok atau birokrasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus yang dilakukan untuk mengkaji suatu fenomena seeara mendalam. Dalam hal ini, penelitian dilakukan oleh alasan bahwa didasari adanya ketertarikan terhadap fenomena yang memiliki dri-eiri khusus yang tidak dimiliki fenomena lain. Penelitian ini menggunakan metode wawaneara yaitu teknik wawaneara terstruktur dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala Sekolah pada sekolah SMA Negeri 1 Kei kecil cenderung menerapkan gaya kepemimpinannya berdasarkan tiga indikator dan variabel. yaitu gaya partisipatif, gaya instruktif dan gaya situasional. Masing-masing penerapan gaya tersebut menunjukkan bahwa, setiap hari kepemimpinan Kepala Sekolah tidaklah dominan atau eenderung hanya pada satu tipe dan gaya tertentu, melainkan dipraktekkan dan digabungkan pada beberapa gaya yang kepemimpinan yang ada.
13. Kebijakan Pengembangan Wilayah pada Daerah Otonomi Baru (Studi Kasus Kota Tual Provinsi Maluku)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengembangan wilayah Kota Tual setelah pemekaran dan intervensi kebijakan pengembangan wilayah Pemerintah Daerah Kota Tual selama kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan maksud mendeskripsikan atau menguraikan secara detail pengembangan wilayah Kota Tual sebagai kasus tunggal. Informan penelitian ini adalah para pelaku pengembangan wilayah yang terdiri dari unsur Pemerintahan Daerah Kota Tual yakni Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), DPRD, unsur masyarakat, dan unsur pelaku usaha/pemilik modal. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi.
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan analisis data menurut model interaktif Miles dan Huberman, yang mencerminkan adanya tiga sub proses yang berlangsung secara interaktif, seperti reduksi data, penampilan data, dan kesirnpulan atau verifikasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
- Pengembangan wilayah Kota Tual selama kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan bahwa perekonomian Kota Tual berkembang cukup pesat. Kondisi ini ditunjukkan oleh besaran nilai PDRB atas dasar harga konstan yang terus meningkat sejak tahun 2009 hingga 2012, tingkat kemakmuran penduduk di Kota Tual terus mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh peningkatan Pendapatan Regional Perkapita Penduduk Kota Tual sejak tahun 2009 hingga tahun 2012, dukungan peran masyarakat selaku objek dan subjek pembangunan serta peran pelaku usaha selaku pemilik modal dalam bentuk kemitraan dengan pemerintah daerah Kota Tual juga turut berkontribusi besar bagi pengembangan wilayah Kota Tual,
- Intervensi kebijakan pengembangan wilayah Pemerintah Daerah Kota Tual terdiri dari kebijakan pengelolaan anggaran, kebijakan pengembangan sumber daya manusia, dan kebijakan pengembangan data dan informasi yang merupakan serangkaian tindakan Pemerintah Daerah Kota Tual dalam mengatasi kendala keterbatasan anggaran, keterbatasan sumber daya manusia, dan keterbatasan data dan informasi kaitannya dengan pengembangan wilayah di Kota Tual.
14. Strategi Pengembangan Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih lkan Pantai Masika Jaya Provinsi Maluku
Abstrak
Tingkat permintaan ikan konsumsi dunia mengalami peningkatan setiap saat. Di lain pihak, produksi dari kegiatan perikanan tangkap semakin menurun akibat degradasi lingkungan. Guna memenuhi permintaan pasar, sektor perikanan budidaya memiliki peluang besar untuk dikembangkan termasuk dalam hal penyediaan benih dan induk unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi elcsisting dan peluang pengembangan UPTD Balai Benih lkan Pantai (BBIP) Masika Jaya, menganalisis komoditi dan jenis produk yang sesuai untuk dikembangkan serta merumuskan strategi pengembangan UPTD BBIP Masika Jaya ke depan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknis pemilihan responden bersifat purposive sampling dan menggunakan 3 alat analisis yaitu analisis EXT AND, analisis kesesuaian jenis produk pilihan dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kondisi sarana dan prasarana serta sumberdaya aparatur di UPTD BBIP Masika Jaya berada pada level yang sangat tidak maksimal untuk menunjang optimalisasi kinerja balai terutama dalam hal penyediaan produk benih dan induk unggul secara kontinyu. Terkait kondisi tersebut, UPTD BBIP Masika Jaya saat ini perlu pula memprioritaskan arah kebijakannya untuk memproduksi dan melaksanakan distribusi dan perdagangan telur ikan.
Dalam rangka optimalisasi kinerjanya, UPTD BBIP Masika Jaya perlu menerapkan 1 0 strategi pengembangan berdasarkan 4 kriteria pengembangan dengan urutan skala prioritas yaitu
- revitalisasi balai benih,
- optimalisasi pengembangan sarana dan prasarana,
- optimalisasi dan sertifikasi perbenihan,
- pengembangan teknologi dan optimalisasi pengawasan (produk dan lingkungan),
- efisiensi alokasi pendanaan,
- peningkatan kerjasama antar lembaga terkait/swasta,
- penguatan kapasitas kelembagaan pada balai,
- optimalisasi pengembangan lahan,
- pengembangan sistem informasi perbenihan, dan
- optimalisasi pemasaran benih.
15. Analisis Dampak Pertambangan Emas terhadap Pendapatan Nelayan di Sekitar Teluk Kaiely,Kabupaten Buru,Provinsi Maluku
Abstrak
Kabupaten Buru merupakan salah satu wilayah di Provinsi Maluku yang memiliki aktivitas pertambangan emas. Keberadaan pertambangan emas telah memberi dampak positif maupun dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Dampak positif dapat berupa peningkatan pertumbuhan ekonomi
daerah, sedangkan dampak negatif dapat berupa peluang terjadinya pencemaran terhadap lingkungan perairan di sekitar daerah pertambangan emas. Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Teluk Kaiely, Kabupaten Buru pada bulan Pebruari 2014 sampai dengan Maret 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pertambangan emas terhadap pendapatan nelayan di sekitar Teluk Kaiely, Kabupaten Buru Provinsi Maluku dengan menganalisis jumlah hasil tangkapan nelayan dari masing-masing jenis alat tangkap yang dioperasikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan semua yang diperoleh dari objek yang diteliti yang dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian.
Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan uji t (Paired Sample T-Test), untuk menganalisis perbedaan hasil tangkapan dan pendapatan dari masing-masing jenis alat tangkap sebelum dan sesudah kegiatan pertambangan. Hasil uji statistik terhadap hasil tangkapan menunjukkan telah terjadi penurunan basil tangkapan untuk sebagian besar jenis alat tangkap setelah ada kegiatan pertambangan emas. Di lain pihak, pendapatan nelayan mengalami peningkatan secara signifikan setelah ada kegiatan pertambangan emas.
Leave a Reply