1.Peningkatan Daya Saing Ekonomi Jawa Tengah Menghadapi Era Otonomi Daerah
Abstrak
Diberlakukannya otonomi daerah merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah untuk lebih mandiri, terutama dalam merumuskan kebijakan-kebijakan daerah dalam pengelolaan potensi sumber daya alam dan pengelolaan keuangan daerah. Kebijakan ini diperlukan untuk memantapkan struktur perekonomian daerah dan peningkatan kemandirian daerah dalam melaksanakan pembangunan ekonominya. Agar pembangunan daerah tersebut bisa tercapai secara optimal, maka dipandang perlu untuk membuat perencanaan pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sektor-sektor, menentukan daya saing komoditas unggulan dan memetakan peluang dan kekuatan Propinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan daya saing ekonominya. Metode yang digunakan untuk melihat struktur perekonomian Propinsi Jawa Tengah ada 2 (dua) metode.
Metode pertama adalah metode Location Quotient (LQ) yang digunakan untuk mengetahui potensi sektor, sub sektor dan produk yang terdapat di Propinsi Jawa Tengah. Metode kedua adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis atau lingkungan internal pemerintah daerah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah yang memiliki nilai LQ>1 antara lain sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih dan sektor perdagangan, hotel serta restoran. Kondisi ini mengindikasikan bahwa hampir separuh sektor di Provinsi Jawa Tengah dapat menjadi sektor basis bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
2. Karakteristik dan Oreintasi Pengembangan Manajemen Kepariwisataan di Jawa Tengah
3. Analisis Dampak Pajak Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah)
Abstrak
Judul “Analisis Dampak Pajak Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2013. Pajak memiliki arti dan peran penting bagi Negara karena merupakan sumber penerimaan utama bagi Negara dan digunakan untuk pembiayaan penyelanggaraan Negara. Penerimaan Pajak bersumber dari masyarakat yang merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta langsung masyarakat terhadap penyelenggaraan Negara dan pembangunan nasional. Berkat bantuan penerimaan pajak, pelaksanaan pembangunan nasional maupun pembangunan di daerah telah menghasilkan perkembangan yang pesat di bidang ekonomi yaitu kegiatan ekonomi masyarakat mengalami peningkatan dan kemajuan, dan kesejahateraan masyarakat makin bertambah tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah
- Menganalisis pengaruh penerimaan pajak dalam pembangunan daerah dilihat dari sisi fungsi budgetair, regulered, stabilisasi, dan distribusi pajak serta pengaruh penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Regional Bruto, dan
- Menganalisis dampak peningkatan pajak terhadap fungsi budgetair, regulered, stabilisasi, dan distribusi pajak, dan terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Penelitian direncanakan dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013.
4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Jawa pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda: Perubahan Pemerintahan Daerah Berdasarkan Bestuurshervormingswet 1922
Abstrak
Desentralisasi merupakan bentuk modernisasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintaha Hindia Belanda. Kebijakan desentralisasi dikeluarkan karena adanya tuntutan perlunya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan negara.
Landasan desentralisasi pertama adalah Undang-undang Desentralisasi (Decentralisasiwet) tahun 1903, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-undang Pembaharuan Pemerintah (Bestuurshervormingswet) tahun 1922. Wilayah yang didesentralisasikan menurut Desentralisasi Besluit 1903 tidak dapat dijalankan dengan efektif karena terlalu jauhnya jangkauan wilayah yang didesentralisasikan, terutama masyarakat pribumi. Pembaharuan pemerintahan diperlukan untuk mewadahi kekurangan dari Decentralisasiwet 1903.
Fokus kajian ini adalah Undang-undang Pembaharuan Pemerintah yang menata ulang pembagian pemerintah daerah yang didesentralisasikan di Jawa, yang kemudian membagi Jawa menjadi tiga propinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kajian ini menggunakan pendekatan teori moderniasai. Masalah yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah apakah benar desentralisasi dan otonomi daerah dengan dewan-dewan perwakilan rakyat daerahnya, khususnya setelah pembaharuan pemerintah tahun 1922 telah berhasil mewujudkan kedaulatan rakyat atau pemerintahan yang partisipatif dalam pengelolaan pemerintah daerah? Penelitian dilakukan dengan menganalisa sumber sejarah berupa dokumen-dokumen kolonial (arsip) baik yang diterbitkan maupun yang tidak, serta dokumen-dokumen tercetak lainnya seperti surat kabar, majalah, dan buku-buku tentang desentralisasi yang terutama diterbitkan pada periode akhir abad ke-19 hingga akhir masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda tahun 1942.
Hasil kajian atas dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa desentralisasi dan otonomi daerah belum menunjukkan terwujudnya kedaulatan rakyat. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pemerintahan daerah sebagaimana layaknya dalam negara demokratis belum terwujud. Sebaliknya, desentralisasi justru melahirkan birokrasi pemerintahan kolonial yang semakin kuat, dengan semakin terbentuknya format pemerintahan daerah dalam kerangka Hindia Belanda sebagai satu kesatuan wilayah. Pemerintah Belanda memiliki kepentingan untuk menjadikan Hindia Belanda sebagai kesatuan wilayah yang menguntungkan bagi kerajaan Belanda, sehingga perlu kontrol pusat yang kuat terhadap daerah. Kedudukan kepala daerah otonom yang merupakan pejabat pemerintah pusat menunjukkan kecenderungan pemerintahan yang sentralistik.
5. Analisis Kualitas Air Sumur Desa Bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah
Abstrak
Kualitas air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan. Pencemaran sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji kondisi kualitas air sumur di Desa Bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah. Kualitas air sumur dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih.
6. Pengaruh Teknologi Informasi dan Implementasi Kebijakan Pendidikan terhadap Mutu Pelayanan Sekolah pada SMA Yayasan Pangudi Luhur dan Bosko di Semarang Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menguji dan menganalisis pengaruh teknologi informasi dan implementasi kebijakan pendidikan dan besaran kontribusi teknologi informasi dan implementasi kebijakan pendidikan terhadap mutu pelayanan sekolah pada SMA Yayasan Pangudi Luhur Don Bosko di Semarang,Jawa Tengah. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan cara analisis data penelitian ini dengan pendekatan tipe penelitian deskriptif.
Penelitian dilaksanakan pada SMA Yayasan Pangudi Luhur Don Bosko, di Semarang, Jawa Tengah. Sampel penelitian sebanyak 40 responden tenaga pendidik dan kependidikan pada SMA Yayasan Pangudi Luhur Don Bosko. Data penelitian dikumpulkan dengan alat kuestioner model Skala Likert dengan lima pilihan yang telah terbukti memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang dipersyaratkan. Teknik analisis data menggunakan bantuan program SPSS version 13 For Windows.
Dari hasil pengujian hipotesis:
- ada pengaruh langsung yang signifikan antara teknologi informasi (0,049) probability (0,657) terhadap mutu pelayanan sekolah.
- ada pengaruh langsung yang signifikan antara implementasi kebijakan pendidikan (0,293) probability (0,000) dan kurang dari 0.05 terhadap mutu pelayanan sekolah.
- ada kontribusi besaran pengaruh langsung yang signifikan antara teknologi informasi dan implementasi kebijakan pendidikan terhadap mutu pelayanan sekolah ( 0,574).
Berdasarkan temuan penelitian tersebut dapat disarankan:
- pengelola sekolah dapat menentukan strategi dalam mengelola organisasi sekolah dan diharapkan dengan strategi yang dilaksanakan mampu mewujudkan kebijakan mutu pelayanan sekolah pada publik (peserta didik, orang tua, masyarakat).
- kepada tenaga pendidik dan kependidikan dapat menambah pengetahuan tentang teknologi informasi, implementasi kebijakan pendidikan, mutu pelayanan sekolah dan diharapkan tenaga pendidik dan kependidikan menyadari amat penting aspek tersebut dalam meningkatkan citra sekolah pada publik (peserta didik, orang tua,masyarakat).
- pengelola Yayasan pangudi Luhur, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan yang tepat dalam melakukan koordinasi pembinaan sekolah-sekolah Yayasan Pangudi Luhur,sehingga implementasi program pendidikan dapat berjalan akuntabel, kredibel,kualitas, dan integral dalam upaya meningkatkan kebijakan mutu pelayanan sekolah pada publik (peserta didik, orang tua, masyarakat).
7. Hubungan Antara Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dan Sikap Kerja Guru terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas 3 di Kecamatan Sidomukti Salatiga Jawa Tengah
8. Peluang dan Tantangan Baitul Maal Wat Tamwil Untuk Memberdayakan Industri Mikro, Kecil dan Menengah Di Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Jawa Tengah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan statististik deskriptif yang bersumber dari data-data primer dan sekunder dari BMT dan tokoh kunci yang relevan dengan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, BMT memiliki peluang terkait dengan pertumbuhan makro ekonomi, pasar UMKM yang masih terbuka, kebijakan pemerintah yang mendukung, kerjasama inter dan antar lembaga BMT, dan akuntabilitas publik terhadap BMT. Adapun tantangan yang dihadapi BMT ke depan terdiri dari supra dan infrastruktur yang terbatas, terkait dengan kompetensi sumberdaya manusia dan minimnya pelatihan yang diikuti, keterbatasan sarana modern yang bersifat on line, rendahnya modal untuk membuka cabang baru dan tingkat persaingan dengan lembaga keuangan bank-bank besar yang masuk di sektor keuangan mikro, dan standarisasi keuangan serta jaminan bagi nasabah. Strategi yang dapat dilakukan oleh BMT di antaranya adalah legalitas hukum menuju koperasi modern, tetap konsekuen dengan akad-akad syariah, manajemen yang handal dan profesional melalui berbagai pelatihan, serta membangun citra untuk bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
9. Meningkatkan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil Menengah Melalui Adaptabilitas Lingkungan Bisnis dan Aksesibilitas Dukungan Pemerintah (Studi Empirik UKM Batik di Kota Pekalongan Jawa Tengah Indonesia)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh aksesibilitas dukungan pemerintah dan adaptabilitas lingkungan bisnis terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis UKM batik di Kota Pekalongan Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Tehnik Purposive Sampling. Menurut Ghozali (2011) besarnya ukuran sampel minimal menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan program AMOS 16.0 adalah 100 orang. Jumlah sampel yang digunakan adalah 197 responden. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis pertama terbukti terdapat pengaruh signifikan antara aksesibilitas dukungan pemerintah dan keunggulan bersaing karena CR = 2,716>1,96 pada tingkat signifikansi 0,05. Kemampuan pengusaha dalam mengakses dukungan pemerintah seperti informasi pemasaran, pelatihan, pembiayaan, dan promosi batik akan berdampak terhadap pengembangan usaha termasuk jaringan bisnis yang secara langsung akan berpengaruh terhadap keunggulan bersaing dan kinerja bisnis. Hipotesis dua ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dengan keunggulan bersaing karena CR=2,403>1,96. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal yang sangat cepat di bidang fashion, pemilihan motif, desain, pewarnaan, inovasi dan tehnologi yang digunakan lebih baik dari perusahaan lain merupakan salah satu faktor peningkatan keunggulan bersaing.
Hipotesis ketiga ada pengaruh signifikan antara keunggulan bersaing dan kinerja bisnis UKM dengan nilai CR=5,425>1,96. Penelitian ini melihat lingkungan ekternal dari sisi pengusaha/internal perusahaan sehingga untuk penelitian yang akan datang masih memungkinkan memasukkan variabel lingkungan bisnis sebagai variabel moderating karena dilihat dari sisi eksternal. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada teori kontingensi dimana lingkungan eksternal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis.
10. Analisis Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah dalam Rangka Pelayanan Publik(Studi Kasus di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah)
Abstrak
Sebagai konsumen masyarakat berhak memperoleh pelayanan yang berkualitas dari aparatur pemerintah (UU No. 25 tentang Pelayanan Publik dan KepMenPan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Namun demikian dalam prakteknya masih sering ditemui perilaku aparatur pemerintah yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat, yaitu tidak melayani kepentingan masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Untuk sebagian besar aparatur pemerintah masih menggunakan paradigma lama yaitu merasa sebagai pihak yang harus dilayani oleh masyarakat, bukan sebaliknya yaitu melayani masyarakat. Kondisi ini menyebabkan adanya anggapan bahwa dengan kinerja yang minim saja masyarakat dapat terlayani jadi untuk apa harus meningkatkan kinerja? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu dinas di pemerintah daerah dalam melayani kepentingan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kependudukan dan catatan sipil. Pertanyaan penelitian ini perlu diajukan mengingat informasi mengenai kinerja dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil masih terbatas.
Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan ini maka dilakukan penelitian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil), Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Institusi ini dipilih karena berdasarkan informasi masih ditemui adanya kendala dari sebagian masyarakat dalam berurusan dengan institusi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil), Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dindukcapil), Kabupaten Banyumas dalam kaitannya dengan pelayanan kepada masyarakat.
11. Pengaruh Inpres Desa Tertinggal IDT terhadap Etos Kerja Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Semarang Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh program Inpres Desa Tertinggal (IDTl terhadap etos kerja masyarakat pedesaan di Kabupaten Semarang Jawa Tengah, serta untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan antat•a variabel sil,ap terhaclap bantuan IDT dengan sikap etos kerjanya. Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Populasinya adalah masyarakat pedesaan eli Kabupaten Semarang yang mendapat bantuan atau program IDT melalui kelompok masyarakat (Pokmas). MuRra dari program IDT adalah kegiatan-kegiatan Pokmas. Yang menjadi sampel adalah lima kecamatan terpilih dengan desa-desanya mewakili kriteria desa pegunungan. desa dataran rendah, desa perbukitan, desa pedalaman, desa pinggiran hutan, desa dekat pabrik atau lingkungan industri clan clesa semi perkotaan. Jumlah sampel ada 400 responclen mewakili masing-masing Pokmas clari 74 Pokmas.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh program IDT terhadap etos kerja pacta tingkat signifikansi 95%. Dari penelitian ini juga dapat diketahui 6,34 persen variasi etos kerja masyarakat pedesaan ditentukan oleh program bantuan IDT. Dari hasil pembahasan juga diungkapkan bahwa masih ada sebagian kecil warga anggot.a Po}{mas belum memahami arti bantuan itu, serta relatip menganggap sebagai pemberian. Namun di sisi lain juga ada keberhasilan dan memandang positip akan program bantuan IDT. karena membawa manfaat bagi kesejahteraan hidupnya.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program Inpres Desa Tertinggal (IDT> mem- punyai pengaruh positip terhadap etos let ja masyarakat pedesaan di Kabupaten Semarang Jawa engah. Namun terda pat suatu kasus bahwa responden y sikapnya terhadap bantuan IDT rendah tetapi etoR erjanya tinggi dan re- sponden yang sikapnya terha’4p.p bantu an IDT tinggi namun etos kerjanya rendah.
12. Evaluasi Pelaksanaan TutorialProgram S1 PGSD Pokjar Rembang Angkatan 2003.1 Semester 2003.1/ 2003.2 Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian jni bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan tutorial pada Program S1 PGSD Pokjar Rembang Angkatan 2003.1. Jenis penelitian yang digunakan adalah pe:nelitian evaluasi formatif. Data penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif Sampel penelitian adalah 31 mahasiswa. para tutor.
Pengelola pokjar dan staf administrasi UPBJJ-UT Semarang. Basil penditian menunjuk:kan bahwa:
- Struktur kurikulum sudah tepat bagi para guru SD karena sebagian besar materinya (77 %) merupakan materi pendukung profesi guru SD~
- Para tutor telah memenuhi kua1ifikasi minimal dan telah menyusun dokumen persiapan tutorial yang meliputi AI, MAT, RAT dan RE;
- Meskipun memperoleh penilaian ‘Baik’ pada kineijanya, namun para tutor kadang masih menampilkan kegiatan ‘mengajar’. Hal ini tidak lepas dari sikap mahasiswa yang senantiasa memposisikan dirinya sebagai ‘peserta perkuliahan’ bukannya ‘peserta tutorial’;
- Para tutor dan mahasiswa menilai “Memuaskan’ tefhadap penyeiliaan sarana dan prasarana tutorial meskipun fasilitas ruang transit: dinilai ‘Kurang Memuaskan ‘ oleh para tutor;
- Para tutor dan mahasiswa menilai ‘Sangat Memuaskan’ terhadap kinelja pengelola pokjar meskipun kegiatan supervisi tidak dilaksanakan dan 6. Rata-rata Indeks Prestasi (IP) pada semester adalah 3,0816 dengan tidak ada satupun mahasiswa yang hams mengulang untuk bidang studi yang ditutorialkan
13. Minat Masyarakat Banyumas Menjadi Nasabah Bank Syariah (Studi Kasus pada Nasabah Bank Syariah yang ada di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah)
Abstrak
Eksistensi bank syariah di Banyumas sudah dirasakan sebagai kebutuhan dan dirasakan manfaatnya, sehingga perkembangannya cukup pesat. Ada beberapa bank syariah di Banyumas, namun dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara purposive yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan tiga Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Sampel responden diambil masing-masing 75 orang secara eksidental sampling. Hasil analisis dari ketiga bank syariah baik secara deskriptif maupun statistik menunjukkan faktor pengelolaan secara syariah merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat Banyumas untuk menjadi nasabah bank syariah.
14. Analisis Kesesuaian Program Bantuan Bagi Masyarakat Nelayan di Wilayah Pantai Utara Jawa Tengah (Studi pada masyarakat nelayan Morodemak)
15. Penanaman Konsep Pemeliharaan Lingkungan di Daerah Rawan Banjir Melalui Pembelajaran Kreatif Produktif Berbasis Kearifan Lokal
Abstrak
Kecemasan akan keberlangsungan proses belajar didaerah rawan banjir sering menghantui siswa dan guru pada musim penghujan. Curah hujan yang cukup tinggi, alih fungsi daerah resapan menjadi pemukiman, serta pendangkalan sungai Bengawan Solo menjadi pemicu terjadinya banjir di daerah Sragen, Jawa Tengah. Pada saat banjir tiba, proses pembelajaran di daerah Sragen tidak dapat berlangsung, karena jalan menuju sekolah sulit ditempuh oleh guru dan siswa, ruang kelas digenangi air dan lumpur, dan beberapa fasilitas sekolah lainnya rusak. Makalah ini merupakan bagian dari penelitian Model Pembelajaran Mandiri Kreatif Produktif Berbasis Kearifan Lokal Bagi Siswa SD Kelas V di daerah Rawan Banjir.
Makalah ini akan mendiskusikan hasil penelitian tentang salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan di daerah rawan banjir. Model Pembelajaran ini dapat memotivasi peserta didik untuk bersikap kreatif dan produktif. Kearifan lokal khususnya hal-hal yang tabu dilakukan masyarakat Jawa Tengah digunakan sebagai sumber belajar dalam mengajarkan materi Pemeliharaan Lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran kreatif produktif berbasis kearifan lokal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa. Harapannya ke depan, sikap kreatif dan produktif yang ditanamkan pada model pembelajaran ini dapat menjadi modal bagi para siswa dalam menghadapi kehidupan di masyarakat.
Leave a Reply