HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

Analisis Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Periode 1987-2003

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Periode 1987-2003”. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dependen (investasi asing) dan variabel independen (tingkat suku bunga deposito berjangka Rp bank pemerintah per 12 bulan, inflasi, ekspor, dan nilai tukar). Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank Indonesia (BI). Permasalahannya adalah apakah keempat variabel independen tersebut berpengaruh terhadap investasi, di mana jika berpengaruh seberapa besar pengaruhnya, baik itu berpengaruh positif atau pun negatif terhadap investasi asing.

Metode analisis data yang digunakan adalah kombinasi antara anlisis statistik (uji hipotesis) dan analisis ekonometrika (uji penyimpangan asumsi klasik) dengan menggunakan analisis regresi metode kuadrat terkecil / Least Squared Method (Ordinary Least Square/OLS). Data tersebut diolah dengan menggunakan E-VIEWS, yaitu program software komputer aplikasi statistik. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tingkat suku bunga deposito berjangka Rp bank pemerintah per 12 bulan dan inflasi tidak berpengaruh terhadap investasi asing, sedangkan ekspor berpengaruh positif, dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap investasi asing. Untuk pengujian asumsi klasik ternyata pada model regresi ini tidak terdapat penyimpangan asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas maupun autokorelasi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari keempat variabel independen hanya dua variabel yang sesuai dengan hipotesis, yaitu ekspor dan nilai tukar. Hal ini dikarenakan bahwa banyak faktor di luar penelitian yang mampu mempengaruhi investasi asing.

Untuk mendapatkan daftar lengkap contoh skripsi ekonomi lengkap / tesis ekonomi lengkap, dalam format PDF, Ms Word, dan Hardcopy, silahkan memilih salah satu link yang tersedia berikut :

Contoh Tesis

Contoh Skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan ekonomi adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan negara khususnya. Hollis B. Chennery dan Alan Strout mengidentifikasikan tiga tahap pembangunan yang masing-masing dicirikan oleh faktor kendala pembangunan. Tahap-tahap sekaligus faktor-faktor kendala tesebut adalah keterbatasan skill, gap tabungan, serta gap devisa. Sejarah mencatat bahwa pada tahap awal pembangunannya, negara- negara yang sekarang dianggap maju pun memanfaatkan dana asing. Pada abad 17 dan 18 Inggris meminjam modal dari Belanda, sementara pada abad 19 Amerika Serikat meminjam modal dari daratan Eropa, demikian juga pada bangsa-bangsa barat lainnya.

Hampir semua negara berkembang memiliki karakteristik yang sama yaitu kekurangan modal. Mereka merasa bahwa pembentukan dana di dalam negeri kurang cukup untuk membiayai program pembangunan yang direncanakan dan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi memerlukan modal yang besar sekali. Kekurangan modal dari dalam negeri disebabkan karena pendapatan masyarakat di negara sedang berkembang rendah. Rendahnya tingkat pendapatan akan menyebabkan kelebihan uang yang dipegang masyarakat setelah dikurangi konsumsi yang dapat digunakan untuk menabung sehingga investasi pun rendah. Begitu juga di dalam kemampuannya di dalam membayar berbagai pajak seperti pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan dan pajak-pajak lainnya. Dalam hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan pemerintah karena pendapatan pemerintah terutama berasal dari pemungutan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, bea masuk, pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak atas penjualan barang mewah, pungutan (pajak) ekspor dan lain-lain. Rendahnya tingkat pendapatan pemerintah pada akhirnya akan menyebabkan tabungan yang bisa diciptakan pemerintah pun rendah. Oleh sebab itu diperlukan usaha untuk memperoleh lebih banyak dana dalam melaksanakan pembangunan tersebut melalui pengerahan dana dari pihak asing. Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasan teknologi, manajemen, maupun alasan permodalan. Modal asing diharapkan secara langsung atau tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya masuknya modal asing diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.

Pemerintah dapat memperoleh keuntungan berupa pemungutan pajak atas keuntungan yang diperoleh dan royalitas yang dibayar perusahaan asing dalam pengusahaan kekayaan alam yang dimiliki negara tersebut. Sebagai akibat dari penanaman modal asing, dapat dilihat bahwa pengadaan prasarana negara, pendirian industri baru, pemanfaatan sumber-sumber baru yang kesemuanya cenderung meningkatkan kesempatan kerja dalam perekonomian. Dengan kata lain, impor modal menciptakan lebih banyak pekerjaan. Keadaan semacam ini adalah suatu keuntungan dengan adanya penanaman modal asing.
Photobucket
Tabel di atas menunjukkan fluktuasi penanaman modal asing dari tahun ke tahun seiring dengan situasi ekonomi di tanah air dan dunia internasional. Fluktuasi penanaman modal asing mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan nilai investasi ini mencapai puncaknya pada tahun 1995 sebesar US$ 39944,7 juta. Pada tahun 1997 PMA sebesar US$ 33832,5 juta mengalami penurunan sebesar 59,91% menjadi US$ 13563,1 juta pada tahun 1998. Tahun 1999 nilai investasi PMA hanya US$ 10890,4 juta dan mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2002 sebesar US$ 9795,4 juta. Penurunan investasi tersebut disebabkan oleh krisis ekonomi yang parah dan iklim berusaha yang sangat buruk akibat gejolak-gejolak sosial dan politik selama tahun 1997-2002 yang tidak dapat memberikan keamanan dan ketidakpastian dalam melakukan bisnis bagi pengusaha atau investor asing.

Penanaman modal asing akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh kestabilan perekonomian di dalam negeri. Menyadari hal itu, pemerintah harus melakukan upaya deregulasi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, karena timbul kecenderungan para investor hanya mau menanamkan modalnya di tempat yang paling menguntungkan. Tingkat suku bunga yang relatif stabil akan mendorong masuknya investasi ke dalam negeri. Hal ini akan menciptakan laju inflasi yang wajar. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Tingkat suku bunga pinjaman maupun deposito (dalam nominal maupun riil) di Indonesia selama periode 1990-an hingga krisis cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri maju bahkan tertinggi di dunia. Tingginya tingkat suku bunga ini menciptakan suatu kondisi yang mendorong para pengusaha di Indonesia meminjam dana dari bank-bank di luar negeri yang tingkat suku bunganya jauh lebih rendah dibandingkan di dalam negeri.

Sebagai negara berkembang yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Di samping usaha memobilisasi dana dari dalam negeri, dana investasi dari luar negeri di luar pinjaman pemerintah juga terus diupayakan. Dalam upaya untuk menarik minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi, baik melalui pengiriman utusan ke luar negeri maupun peningkatan kerjasama antara pihak swasta nasional dengan swasta asing. Pemerintah juga harus menjaga kestabilan perekonomian, salah satunya dengan menjaga kestabilan laju inflasi. Infasi terjadi karena banyaknya uang beredar di masyarakat sehingga harga barang-barang menjadi naik. Untuk itu pemerintah perlu mempertahankan laju inflasi yang wajar salah satunya dengan menaikkan tingkat suku bunga deposito, agar masyarakat lebih tertarik untuk mendepositokan uangnya daripada untuk berkonsumsi sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat turun dan terjadi kestabilan inflasi.

Faktor-faktor lain yang dapat mendorong masuknya investor asing adalah kestabilan ekspor dan nilai tukar. Bukan hanya laju inflasi yang harus dijaga kestabilannya, tetapi ekspor dan nilai tukar juga sangat penting untuk diperhatikan. Dengan meningkatnya ekspor dapat meningkatkan pendapatan nasional yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Jika negara kita bisa meningkatkan ekspor berarti produk-produk barang kita bisa bersaing dalam pasar internasional. Hal ini akan menarik perhatian investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus membenahi kinerja, memberikan kemudahan dengan kebijakan-kebijakan yang wajar kepada perusahaan-perusahaan lokal agar produknya mampu bersaing. Faktor terakhir dalam penelitian ini adalah nilai tukar. Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang terkendali. Pemerintah hendaknya menjaga nilai tukar pada batas yang wajar sehingga terjadi kestabilan perekonomian sehingga investor asing mau berinvestasi di Indonesia. Keuntungan Indonesia dengan adanya kegiatan investasi adalah negara tidak melakukan sendiri eksplotasi sumber daya alam yang berguna untuk konsumsi rakyatnya. Hal ini jelas mengurangi biaya pemerintah apabila pemerintah sendiri melakukan hal tersebut, bahkan dapat mengatasi masalah pengangguran dengan dibukanya lapangan kerja baru sehingga pendapatan di dalam negeri meningkat maka terciptalah pertumbuhan ekonomi.

Penanaman modal asing yang disetujui pemerintah diatur dalam Undang-Undang No.1 tahun 1976 tentang PMA. Penanaman modal asing menurut UU no. 1 tahun 1967 hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan atau berdasarkan ketentuan undang-undang tersebut dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Penanaman modal asing memberikan peranan penting dalam pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang. Hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal asing mampu mengurangi kekurangan tabungan melalui pemasukan peralatan, modal dan bahan mentah dengan demikian akan menaikkan laju pembentukan modal. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk 7 menyusun skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Investasi Asing di Indonesia Periode 1987-2003 “.

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?