HP CS Kami 0852.25.88.77.47(WhatApp) email:IDTesis@gmail.com

MENGENAL SITASI I: VANCOUVER STYLE

Mengenal Sitasi I: Vancouver Style

“Daftar pustaka merupakan suatu bentuk kejujuran penulis dan penghargaan intelektual terhadap penulis lainnya”.  

Sebagai awal saya ingin memaparkan bahwa daftar pustaka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah karya tulis ilmiah. Ini berarti mau tidak mau atau suka tidak suka, dalam menulis sebuah karya seorang penulis diwajibkan juga untuk menulis daftar pustaka atau sitasi yang digunakannya. Dalam berbagai kompetisi karya tulis ilmiah pun melampirkan daftar pustaka merupakan sebuah keharusan, bahkan memenuhi 5% – 10% total penilaian. Namun sayangnya kesempatan untuk mendapatkan nilai penuh di 5% – 10% ini belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena penulisannya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak dapat dipungkiri memang, beberapa institusi memiliki ketentuannya sendiri dalam menulis sebuah rujukan. Setidaknya ada dua sistem yang diterima secara internasional dan umum digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sistem Harvard dan sistem Vancouver.

Mungkin bagi yang masih awam dengan istilah sitasi (rujukan) dengan gaya vancouver atau harvard karena memang metode ini baru diperkenalkan dibangku perkuliahan. Orang-orang seringkali membedakan harvard dan vancouver hanya pada aplikasinya di halaman isi,

– Sistem harvard: metode pengobatan penyakit ini saat ini lebih kepada penggunaan antibiotika (Robert & Black, 2007)

– Sistem vancouver: metode pengobatan penyakit ini sebaiknya menggunakan kombinasi bedah dan medikamentosa1-3 

Tetapi lebih dari itu ada perbedaan yang mendasar pula pada penulisannya di daftar pustaka (dan hal ini yang jarang diperhatikan oleh kebanyakan penulis)

Saat ini saya memperkenalkan sistem sitasi dengan gaya vancouver (harvard baru dibahas pada artikel berikutnya). Sistem Vancouver merupakan sistem yang sering digunakan dalam berbagai jurnal ilmiah atau publikasi akademik. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka. Nama Vancouver diambil karena sistem ini merupakan hasil dari pertemuan yang dilaksanakan di Vancouver, British Columbia, Canada pada tahun 1979 yang merupakan cikal bakal berdirinya ICMJE (International Comitee of Medical Journal Editors). Dibandingkan harvard, vancouver lebih populer digunakan di jurnal kedokteran karena tidak terlalu banyak memakan tempat (karena hanya perlu menuliskan angka tanpa nama dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman. Selain itu, vancouver juga memungkinkan penggunanya merujuk lebih dari satu sumber untuk sebuah pernyataan (kalimat) tanpa perlu merusak estetika penulisan.

Berikut ini akan saya jabarkan bagaimana konsep dasar menuliskan daftar pustaka dengan sistem Vancouver ketika menyitasi sebuah jurnal, buku, dan aplikasinya.

Menyitasi Sebuah Jurnal

Secara umum sitasi jurnal dengan sistem Vancouver adalah sebagai berikut:

Banyak ketentuan yang digunakan dengan menggunakan sistem ini. Berikut adalah ketentuan yang cukup penting untuk diperhatikan:

Nama Pengarang (Authors)

1. Urutkan nama pengarang sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.

2. Taruhlah nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family) pengarang dibagian depan untuk setiap pengarang.

3. Ubah nama depan dan nama tengah yang tertera ke dalam inisial, maksimal dua inisial sesuai urutan nama depan dan tengah.

4. Gunakan koma dan spasi untuk membedakan nama pengarang yang satu dengan lainnya.

5. Akhiri informasi nama pengarang dengan menggunakan titik.

6. Jika halaman merupakan suatu pertimbangan dan jumlah pengarang  cukup banyak, maka dapat menggunakan 3 pengarang pertama atau 6 pengarang pertama. Nama pengarang terakhir diikuti dengan koma dan spasi kemudian berikan “et al.” atau “and others.”

7. Hilangkan jabatan, pangkat, titel, atau tanda kehormatan lainnya yang mengikuti nama pengarang

8. Jika organisasi adalah pemilik dari artikel atau jurnal, maka ikuti ketentuan berikut Hilangkan “the” dalam menggunakan nama organisasi

9. Jika dalam publikasi disertakan divisi organisasi yang bersangkutan, masukkan divisi tersebut setelah nama organisasi dan dipisahkan dengan koma. Jika ada lebih dari 2 divisi pisahkan dengan titik koma

10. Jika nama pengarang atau pemilik tidak ditemukan, maka ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut

11. Jika ditemukan nama editor atau translator, mulailah sitasi dengan nama editor atau translator, kemudian akhiri dengan koma dan berikan informasi tentang peranan orang tersebut.

12. Jika tidak ditemukan baik nama pengarang, pemilik, editor, ataupun translator, mulailah dengan judul dari artikel tersebut. Jangan menggunakan anonymous.

Judul Tulisan / Artikel

  1. Masukan judul artikel sesuai dengan yang tertera dalam jurnal/publikasi.
  2. Kapitalkan hanya huruf pertama dari kata pertama dalam judul. Huruf kapital juga digunakan dalam  akronim, dan inisial.
  3. Gunakan titik dua diikuti dengan spasi untuk memisahkan judul dengan subjudul.
  4. Akhiri judul artikel dengan titik walaupun ada tanda tanya atau tanda seru dalam judul artikel tersebut.
  5. Jangan memasukkan header dalam sebuah jurnal (“case report study”, “case control study”) sebagai judul tulisan, kecuali daftar isi menyebutkan bahwa header tersebut termasuk dalam judul tulisan.

Nama Jurnal

  1. Masukan nama jurnal sesuai dengan bahasa aslinya.
  2. Gunakan abreviasi nama jurnal yang telah disepakati secara internasional.
  3. Gunakan huruf capital dalam mengawali setiap huruf dalam nama jurnal termasuk abreviasinya.
  4. Ada beberapa ketentuan dalam menetapkan abreviasi suatu jurnal.
  5. Gunakan abreviasi yang sesuai untuk bahasa Inggris pada umumnya (bisa dilihat di ) dan kapitalkan huruf pertamanya. Hilangkan kata “articles”, kata hubung, dan preposisi. Contoh: “of”, “the”, “at”, dan sebagainya
  6. Bisa melihat daftar susunan yang ditetapkan oleh beberapa publikasi seperti MedLine, PubMed, dan sebagainya.
  7. Akhiri nama jurnal dengan menggunakan titik dan spasi.

Tanggal Publikasi

  1. Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan hari publikasi.
  2. Bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.
  3. Akhiri informasi tanggal publikasi dengan titik dua.
  4. Terkadang beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement), bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ini semua diletakkan setelah tanggal. Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec No
  5. Gunakan hanya nomor arab saja.
  6. Terkadang suplemen diberikan nama daripada diberikan nomor. Jika demikian, gunakan singkatan yang telah disepakati secara internasional.
  7. Akhiri suplemen, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua.

Nomor Volume dan Nomor Isu

  1. Hindari penggunaan kata “volume” atau “vol”. Nomor saja sudah cukup untuk menunjukan volume jurnal tersebut.
  2. Gunakan angka arab untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu diletakkan di dalam kurung.
  3. Jika tidak ditemukan nomor volume jurnal, berikan titik koma setelah tanggal publikasi diikuti oleh nomor isu (yang diletakkan dalam kurung).
  4. Hindari penggunaan “number”, “num”, “no” atau kata-kata lainnya yang ingin menunjukkan nomor isu.
  5. Akhiri nomor isu dengan titik dua.

Lokasi dan Halaman

  1. Jangan mengulang nomor halaman kecuali diikuti oleh huruf.
  2. Akhiri lokasi atau halaman dengan menggunakan titik.
  3. Jika halaman tidak berurutan, gunakan tanda koma dan spasi untuk memisahkan antara halaman satu dengan lainnya.
  4. Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman, maka tulis jumlah halaman yang dikutip. Misalkan mengutip 5 halaman maka tulislah [5 p.]. Letakkan dalam kurung kotak.

Menyitasi Sebuah Buku

Secara umum bentuk sitasi sebuah buku adalah sebagai berikut

Ketentuan sitasi sebuah buku dengan sistem Vancouver hampir mirip dengan ketentuan sitasi sebuah jurnal. Berikut hanya dijelaskan perbedaannya, sedangkan yang tidak dibahas pada bagian ini semuanya persis sama seperti saat mensitasi jurnal.

Edisi Buku

Bagian ini penting untuk dicantumkan, sehingga pembaca tahu edisi berapa yang digunakan oleh penulis (karena setiap edisi pasti ada beberapa perubahan di dalamnya!). Berikut ini adalah ketentuan dalam mencantumkan edisi buku.

  1. Edisi buku diletakkan setelah judul buku.
  2. Gunakan abreviasi untuk kata-kata yang umum digunakan. Misalkan ed. (edition), spec. (special), transl. (translation).
  3. Kapitalkan hanya huruf pertama dalam pernyataan edisi.
  4. Gunakan angka arab. Sebagai contoh second menjadi 2nd dan III menjadi 3rd.
  5. Akhiri edisi dengan titik.
  6. Jika buku tidak mencantumkan nomor edisinya, anggap saja buku itu merupakan edisi pertama.

Editor dan Penulis/Pemilik Kedua (Secondary Author) Dari Keseluruhan Buku

Yang dimaksud dengan secondary author adalah mereka yang memodifikasi pekerjaan dari pemilik utama. Sebagai contoh editor, translator, dan ilustrator. Berikut adalah ketentuan ketika mensitasi sebuah buku yang memiliki secondary author.

  1. Letakkan nama dari secondary author setelah pernyataan edisi buku.
  2. Untuk nama, ikuti format yang umum dalam sistem Vancouver (lihat penamaan saat mensitasi jurnal)
  3. Berikan tanda koma di akhir nama editor diikuti kata ‘editor’, diakhir nama ilustrator dengan koma diikuti kata ‘ilustrator’, dan lain sebagainya.
  4. Akhiri informasi secondary author dengan titik.
  5. Jika tidak ada pemilik utama dari buku tersebut, pindahkan secondary author menjadi pemilik utama.

Penerbit Untuk Keseluruhan Buku

Berikut adalah ketentuan untuk mencantumkan penerbit.

  1. Cantumkan penerbit sesuai yang tertera dalam publikasinya. Gunakan kapitalisasi huruf sesuai dengan yang tertera dalam buku.
  2. Abreviasikan penerbit yang telah diketahui oleh umum jika diperlukan, tetapi tetap harus dipertimbangkan ketika menyingkat nama penerbit untuk menghindari kebingungan pembaca.
  3. Apabila divisi dari penerbit tersebut dicantumkan dalam buku, maka nama penerbit ditaruh di awal kemudian diikuti oleh nama divisi tersebut.
  4. Jika ditemukan lebih dari satu penerbit, pilihlah penerbit yang ada diurutan paling atas atau satu penerbit yang dicetak dengan huruf besar atau ditebalkan.
  5. Jika tidak ditemukan nama penerbit, maka tulislah “publisher unknown” dalam kolom kotak. Akhiri informasi penerbit dengan titik koma.

Lokasi / Halaman

Untuk mencantumkan lokasi halaman dalam sebuah buku sedikit berbeda dengan cara mencantumkan halaman dalam sebuah jurnal.

  1. Jangan menghitung bagian berikut sebagai halaman: introductory material, lampiran, indeks, walaupun dalam sebuah buku bagian ini diberikan halaman.
  2. Berikan nomor halaman dihalaman teks tersebut dikutip diikuti huruf p.
  3. Untuk buku yang terdiri lebih dari satu volume, kutip total nomor dari keseluruhan volume termasuk volume dari halaman yang dikutip.
  4. Jika dalam buku tidak terdapat halaman, maka hitung jumlah halaman yang anda kutip, kemudian tambahkan ”leaves”.
  • Akhiri informasi lokasi/halaman dengan titik.

Bagaimana Cara Merujuk Kepustakaan di Dalam Karya?

Setelah kita mengetahui bagaimana cara menulis daftar pustaka ala Vancouver dengan benar, sekarang akan dibahas bagaimana menuliskan rujukan dalam paragraf suatu karya. Berikut adalah beberapa ketentuan dan penjelasan dalam menulis rujukan dalam sebuah kalimat/paragraf.

  1. Sistem Vancouver menggunakan sistem penomoran untuk menyatakan sumber yang digunakan dalam tulisan. Apresiasi penulis terhadap penulis karya yang dikutipnya diwujudkan dalam nomor ini.
  2. Nomor ini bersifat statis, artinya nomor yang digunakan di dalam paragraf manapun selalu sama ketika mengutip dari sumber yang sama.
  3. Nomor ini ditulis disebelah kanan koma atau titik, dan disebelah kiri titik dua atau titik koma. Angka rujukan tersebut dapat ditulis superscript atau dalam kurung.
Incoming search terms:

Leave a Reply

Open chat
Hallo ????

Ada yang bisa di bantu?