Sejarah dan Konsep Zakat
Konsep Zakat telah dikenal dalam agama samawi yang dibawa oleh para rasul terdahulu. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Anbiyaa’: 73.
Hanya, pada saat itu zakat tanpa ditentukan kadarnya, juga tanpa diterangkan dengan jelas harta-harta mana yang harus dizakati. Demikian juga soal batasan jumlah nishab, terserah inisiatif dan keridlaan para muzakki (pembayar zakat). Mereka yang menerima zakatpun hanya dua golongan: fakir dan miskin. Kondisi suka rela tersebut berlangsung hingga tahun kedua Hijriah atau bertepatan dengan tahun 623 Masehi.
Ayat-ayat mengenai zakat sudah diwahyukan kepada Nabi SAW semenjak berada Makkah (QS 30:29, 51:19) namun zakat baru diwajibkan bagi umat Islam pada tahun kedua setelah hijrah di Madinah dengan turunnya ayat al-Quran (QS 9:60 dan 103) yang berisi rincian mengenai golongan yang berhak (mustahik) atas zakat. Allah SWT secara tegas memberi perintah kepada Nabi SAW untuk mengambil shadaqah (yang disini berarti zakat) dari harta mereka yang mampu untuk menyucikan harta tersebut. Kalimat “ambillah” disini mengacu kepada kekuatan yang sanggup melakukan yakni negara atau pemerintah.
Leave a Reply