Judul Tesis: Analisis Dimensi Operasional Strategi Deterens Kumulatif Israel dalam Perang Asimetris dengan Hezbollah pada Penyerangannya ke Lebanon Tahun 2006
A. Latar Belakang Masalah
Perang Israel-Hezbollah pada tahun 2006 memberikan dampak atau pertanyaan terhadap strategi Israel terhadap bangsa Arab yang selama ini dianggap berhasil. Efektivitas strategi Israel ini dengan menggunakan keunggulan kekuatan secara kualitatif dalam bentuk persenjataan yang superior serta kualitas prajurit yang tinggi yang dikombinasikan dengan taktik combined arms yang menggabungkan unsur kekuatan udara dan kekuatan darat dapat menghasilkan kemenangan dalam perang dengan negara-negara Arab, baik pada tahun 1948,1956, dan pada tahun 1973. Keberhasilan Israel pada perang dengan negara-negara Arab tidak terlepas dari strategi jitu yang diterapkan oleh Israel. Namun seiring dengan munculnya aktor-aktor non negara yang mengancam survival Israel seperti Hezbollah, relevansi strategi ini mesti dipertimbangkan jika mengacu pada tujuan penyerangan Israel terhadap Hezbollah pada tahun 2006, sebagaimana yang dinyatakan oleh Anthony Cordesman dari Center for Strategic and International Studies bahwa terdapat lima tujuan utama yang ingin dicapai oleh Israel dalam penyerangannya terhadap Hezbollah pada tahun 2006.
Untuk mencapai kelima objektif tersebut, Israel menggunakan strategi deterens yang mengalami evolusi seiring dengan tingkat dan jenis ancaman yang berubah dari negara-negara Arab yang berpotensi konfrontatif terhadapnya. Menurut Daniel Moran pengertian Strategi adalah sebagai berikut;
Strategic theory is the branch of social theory concerned with the use of force to achieve the goals of one community in conflict with others. It explores how to employ armed forces to advance political, social, economic, cultural, or ideological interest.
B. Pertanyaan Penelitian
Sejauh Mana Pengaruh Dimensi Operasional Militer Strategi Deterens Kumulatif Israel Terhadap Hezbollah Dalam Perang Asimetris Pada Penyerangannya Ke Lebanon pada Tahun 2006?
C. Tinjauan Teori
Geografis
Keberadaan strategi Israel tidak terlepas dari factor-faktor yang membentuknya atau conditioning factors dimana terdapat persepsi ancaman secara geostrategis dimana adanya keinginan sebagian besar negara-negara Arab untuk menghancurkan Israel. Dengan demikian, kemungkinan kekalahan dalam kampanye militer akan dapat menghilangkan eksistensi dari negara tersebut. Selain itu, setiap kemenangan Israel secara militer belum akan menyelesaikan sebuah konflik dengan bangsa Arab oleh karena asumsi Israel bahwa bangsa Arab akan tetap memandangnya sebagai eternal enemies atau musuh abadi yang tetap harus dilenyapkan dari Timur Tengah.
Aspek Geografis Secara Taktik-Operasional Militer
Jika melihat secara geografis meskipun jumlah wilayah Israel sangat kecil serta pengepungan negara Arab secara geografis tidak memungkinkan Israel memiliki strategic depth, namun Israel memiliki keuntungan memiliki keleluasaan pada interior lines dimana Israel dapat secara cepat memindahkan pasukannya dari satu front ke front lainnya secara cepat dengan penekanan pada offensive maneuver warfare seperti terlihat pada map Israel berikut ini menurut Washington Institute.
Prinsip-prinsip Dasar Strategi Israel
Doktrin strategis Israel memiliki elemen politik-militer yang memberikan arah secara politik tentang perkembangan serta penggunaan kekuatan militer Israel. Elemen-elemen utama dari doktrin strategis Israel adalah konsep deterens, kemenangan kampanye militer, beban korban perang yang dapat diterima dan otonomi secara strategis.
D. Metodelogi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian evaluatif sumatif untuk mengukur sejauh mana efektivitas dan pengaruh dimensi operasi strategi deterens kumulatif Israel dalam perang Lebanon kedua pada tahun 2006. Sementara itu data yang akan digunakan adalah gabungan data primer serta data sekunder yang diperoleh melalui sumber-sumber tertulis baik itu institusi-institusi resmi pemerintah Israel maupun buku, majalah, surat kabar, jurnal, dokumen, lapran pnelitian, dll.
E. Kesimpulan
- Permasalahan Organisasi :
Permasalahan pertama terletak diantara tingkatan teknis yakni ketersediaan jenis persenjataan tertentu yang aplikatif untuk digunakan oleh pasukan IDF pada tataran taktik. Dalam Perang Lebanon kedua, para anggota IDF khususnya korps lapis baja menemukan adanya pengurangan peralatan seperti pelontar asap pada tank Merkava yang diakibatkan oleh pengurangan anggaran pertahanan Israel.
- Pemilihan Relational Maneuver Warfare dibandingkan Attrition Warfare Aspek berikutnya yang terjadi pada tataran operasional pada dimensi vertikal strategi militer Israel adalah proporsionalitas perbandingan penggunaan strategi operasional relational maneuver warfare dibandingkan dengan attrition warfare selama 33 hari operasi militer Change of Direction sebagaimana dalam timeline.
- Gaya Nasional dalam Kebijakan pada Saat Perang
Faktor Terakhir dalam dimensi vertikal strategi Israel ini berpengaruh pada lebih banyaknya penerapan relational maneuver warfare dalam bentuk stand-off dan shock and awe bombing pada tataran operasional yang kurang berhasil jika digunakan pada aktor non state seperti Hezbollah. Gaya Nasional Israel pada saat perang terbentuk oleh asumsi-asumsi dasar dari security ethics Israel yang terbentuk berdasarkan gabungan faktor internal serta eksternal.
Contoh Tesis Strategi Deterens Kumulatif
- Analisis dimensi operasional strategi deterens kumulatif Israel dalam perang Asimetris dengan Hezbollah pada penyerangannya ke Lebanon tahun 2006
Leave a Reply