Judul Tesis : Analisis Kontribusi Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia di Provinsi Banten, Tahun 2002-2011
A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal yang dilakukan melalui pengeluaran pemerintah dalam APBN/APBD diharapkan dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah menjadi stimulus melalui peningkatan konsumsi dan investasi pemerintah. Pengeluaran pemerintah Provinsi Banten sendiri, dalam hal ini pengeluaran pemerintah daerah di Provinsi Banten setiap tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kondisi perekonomian, yaitu dari 3,0 triliun rupiah pada tahun 2002 menjadi 13,1 triliun rupiah pada tahun 2011.
Menurut Dornbusch et. al. (2001), peningkatan pengeluaran pemerintah ini akan berdampak maksimal terhadap output atau pertumbuhan ekonomi bila tidak terjadi crowding out atau inefisiensi pengeluaran pemerintah. Inefisiensi pengeluaran pemerintah antara lain disebabkan oleh adanya komponen pengeluaran pemerintah yang tidak produktif. Sejalan dengan itu, hasil studi Barro (1990) menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah yang produktif akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pengeluaran yang tidak produktif akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah yang produktif di antaranya adalah pengeluaran untuk infrastruktur, pengeluaran untuk sosial dan pendidikan (Ramirez et. al, 1998; Ranis dan Stewart, 2002; dan Diamond, 1989). Sedangkan pengeluaran pemerintah yang tidak produktif terutama adalah belanja pelayanan pemerintah seperti belanja pelayanan umum dan belanja pertahanan dan keamanan yang terlalu besar (Grier dan Tullock, 1989; Barro, 1991; dan Lin, 1994).
B. Perumusan Masalah Tesis
- Bagaimana dengan kondisi di Banten?
- Apakah benar hipotesis awal yang mengatakan ada kontribusi dari belanja pemerintah daerah yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di Banten?
C. Tinjauan Pustaka
Peranan Pemerintah
Pemerintah adalah satu institusi yang dapat melakukan beberapa hal lebih baik dari swasta atau individu. Alasan peranan pemerintah dibutuhkan dalam perekonomian adalah menyediakan legal system atau peraturan-peraturan yang tidak dapat disediakan oleh sektor swasta, mengoreksi bila terjadi kegagalan pasar, mendistribusikan pendapatan dari yang kaya kepada yang miskin secara lebih adil dan menyediakan merit goods. Musgrave dalam Stiglitz (2000) menyebutkan merit goods adalah barang-barang yang seharusnya disediakan meskipun masyarakat tidak memintanya. Masyarakat sering tidak bijaksana atau tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengalokasikan sumber ekonomi yang dimiliki, sehingga pemerintah harus mengalokasikannya untuk kebaikan masyarakat.
Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pengeluaran pemerintah di Indonesia selain menjadi sumber pembiayaan bagi program-program sosial, juga berperan besar dalam meningkatkan dan mempertahankan permintaan agregat serta pertumbuhan ekonomi. Sumber dana yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah tersebut berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Sedangkan pengeluaran pemerintah daerah dibiayai oleh pendapatan daerah khususnya pendapatan asli daerah dan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat.
Penghitungan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sendiri dihitung berdasarkan konsep Produk Domestik Bruto (PDB) untuk level negara dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk level daerah. Pengertian PDB/PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB/PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku setiap tahun, sedang PDB/PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lingkup Provinsi Banten untuk tingkat kabupaten/kota dengan periode tahun penelitiannya adalah tahun 2002-2011. Data yang digunakan terdiri adalah data sekunder.
Guna menyesuaikan dengan tujuan dan data, maka dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode analisis data panel.
Tahap-tahap analisis data yang dlakukan untuk mandapatkan estimator yang terbaik bagi nilai-nilai parameter elastisitas pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia dengan memakai model yang telah ditetapkan.
E. Kesimpulan
- Belanja ekonomi pemerintah daerah kabupaten/kota berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia. Untuk setiap satu persen peningkatan belanja ekonomi, perekonomian kabupaten/kota di Banten secara rata-rata akan tumbuh sebesar 0,134 persen, sedangkan IPM rata-rata akan meningkat sebesar 0,006 persen.
- Belanja sosial pemerintah daerah kabupaten/kota berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia. Untuk setiap satu persen peningkatan belanja sosial, perekonomian kabupaten/kota di Banten secara rata-rata akan tumbuh sebesar 0,350 persen, sedangkan IPM rata-rata akan meningkat sebesar 0,016 persen.
- Belanja lainnya pemerintah daerah kabupaten/kota mengalami ketidak konsistenan dan tidak signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia. Belanja lain pemerintah berdampak positf terhadap pertumbuhan ekonomi namun berdampak negatif terhadap pembangunan manusia. Untuk setiap satu persen peningkatan belanja lainnya, perekonomian kabupaten/kota di Banten secara rata-rata akan tumbuh sebesar 0,086 persen, sedangkan IPM Banten rata-rata akan turun sebesar 0,001 persen.
Contoh Tesis Pertumbuhan Ekonomi
- Analisis Kontribusi Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia di Provinsi Banten, Tahun 2002-2011
- Analisis Ketimpangan Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2000-2010
- Analisis Hubungan Antara Hutang Luar Negeri, Capital Inflow dan Pertumbuhan Ekonomi
Leave a Reply