CONTOH TESIS NO.1 AKSES KESEHATAN BAGI KELUARGA MISKIN: STUDI PEMENUHAN HAK WARGA MISKIN DESA PURWASABA DI PUSKESMAS MANDIRAJA 2
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga miskin Desa Purwasaba dapat mengakses layanan kesehatan di Puskesmas Mandiraja 2 dengan menggunakan kartu seperti Jamkesmas/KIS, Jamkesda sedangkan yang tidak mempunyai kartu jaminan tidak dapat mengakses secara gratis. Faktor penghambat dalam mengakses layanan kesehatan meliputi adanya batasan kuota penerima jaminan, kurangnya informasi yang diterima keluarga miskin, pengetahuan yang kurang mengenai program jaminan kesehatan serta karena adanya faktor usia.
BAB I
Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan tidak mampu yang diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Tujuan utama program Jamkesmas ini adalah meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh keluarga miskin dan tidak mampu agar derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan yang diberikan melalui program Jamkesmas ini adalah pelayanan yang berjenjang, itu artinya Puskesmas mempunyai peranan penting karena Puskesmas merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat dasar atau strata pertama. Puskesmas dengan dukungan lintas sektor, merupakan ujung tombak penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat sehingga Puskesmas mempunyai tanggung jawab terhadap masalah kesehatan di wilayah kerjanya, termasuk masalah kesehatan untuk keluarga miskin.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah (1) akses kesehatan bagi keluarga miskin Desa Purwasaba di Puskesmas Mandiraja 2; (2) faktor-faktor yang menjadi penghambat keluarga miskin dalam mengakes layanan kesehatan di Puskesmas Mandiraja 2. Pengumpulan data penelitian ini dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dengan triangulasi. Analisis data menggunakan analisis model interaktif.
CONTOH TESIS NO.2 PERTUMBUHAN RUMAH INTI PADA PERUMAHAN LAYAK HUNI BAGI KELUARGA MISKIN DI DUSUN KAYU GADANG KOTA SAWAHLUNTO
Abstrak
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis pertumbuhan rumah inti yang terjadi pada Perumahan GAKIN Kayu Gadang adalah perluasan (ekspansi) sebesar 98,82% dan perombakan 1,18%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghuni Perumahan GAKIN Kayu Gadang melakukan pertumbuhan rumah inti adalah faktor pendapatan keluarga dan pendukung perumahan serta faktor kebutuhan keluarga dan permasalahan lahan. Apabila dihubungkan antara jenis dan bentuk pertumbuhan rumah inti dengan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumah inti dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan rumah inti yang dilakukan penghuni selama ini terkesan asal-asalan yang disebabkan oleh ketidakberdayaan dan keterpaksaan.
BAB I
Berbagai program telah diusahakan oleh pemerintah agar masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah bisa mendapatkan rumah yang layak dan terjangkau. Berbagai strategi telah dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan rumah sederhana sehat murah bersubsidi, pembangunan rusunawa dan rusunami bersubsidi, bantuan kredit bunga rendah dan lain sebagainya. Keterbatasan kemampuan pemerintah menyebabkan berbagai program tersebut tidak mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat miskin.
Kerangka Teori
Teknik Analisis
Untuk keperluan analisis menggunakan statistik deskriptif dan statistic inferensial (statistik induktif). Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui jenis pertumbuhan rumah inti Kayu Gadang sedangkan statistik inferensial digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan terhadap rumah inti Kayu Gadang.
CONTOH TESIS NO.3 PERAN PUSKESMAS KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS DALAM PELAYANAN KELUARGA MISKIN (STUDI YURIDIS PASAL 2 DAN 3 UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN)
Abstrak
Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Regulasi Yang Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin; Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 316/Menkes/SK/V/2009 Pedoman Peleksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat 2009, Peraturan Bupati Kudus Nomor 3 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Daerah Kabupaten Kudus, Peraturan Bupati Kudus Nomor 32 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Program Jamian Kesehatan Daerah Kabupaten Kudus, Keputusan Bupati Kudus Nomor 440/303/2010 Tentang Penetapan Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Di Kabupaten Kudus Tahun 2011. (2) Peran Puskesmas Jekulo Dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin Di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus; Dengan penerapan Standar Pelayanan Minimal dilihat dari Pembangunan Kesehatan ada yang belum sesuai dengan Asas-asas Pembangunan Kesehatan.
BAB I
Perencanaan dan pembiayaan pembangunan kesehatan yang tidak sejiwa dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, yaitu menitikberatkan pada pengobatan (kuratif), menyebabkan pola pikir yang berkembang di masyarakat adalah bagaimana cara mengobati bila terkena penyakit. Hal itu tentu akan membutuhkan dana yang lebih besar bila dibandingkan dengan upaya pencegahan. Konsekuensinya, masyarakat akan selalu memandang persoalan pembiayaan kesehatan sebagai sesuatu yang bersifat konsumtif/pemborosan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Untuk mempermudah pemahaman tentang metode analisis tersebut, Miles dan Huberman “menggambarkan siklus data interaktif, dimana setiap komponen yang ada dalam siklus tersebut saling interaktif mempengaruhi satu sama lain” (Miles dan Huberman, 1992:20).
CONTOH TESIS NO.4 ANALISIS PENGARUH KETERAMPILAN, JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN DAN PENDIDIKAN TEHADAP KELUARGA MISKIN DI DESA SUMBERGONDO KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keterampilan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan dan pendidikan bepengaruh signifikan terhadap variabel keluarga miskin di Desa Sumbergondo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.
BAB I
Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini, sedang dihadapkan pada kenyataan masih luasnya kemiskinan terutama di pedesaan. Kemiskinan berkaitan erat dengan rendahnya pendapatan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Pada umumnya di Negara berkembang masalah pendapatan yang rendah dan masalah kemiskinan merupakan masalah utama dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian dalam tujuan ekonomi, kedua hal tersebut dinyatakan bersamaan sehingga menjadi satu kalimat yaitu peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan (Suhardjo, 1997).
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, data informasi yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan data sekunder sebagai pelengkap yang diperoleh dari instansi terkait yaitu kantor Desa Sumbergondo dan studi pustaka.
CONTOH TESIS NO.5 IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) DI DESA MUNJUL KECAMATAN MUNJUL KABUPATEN PANDEGLANG
Abstrak
Hasil penelitian yaitu Implementasi Program Beras untuk keluarga miskin (Raskin) di Desa Munjul Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang mencapai 66.57% dari hipotesis 65%. Saran: 1) Lebih meningkatkan kompetensi atau pengetahuan dalam petugas pelaksana; 2) Peningkatan kinerja tim dan meminimalisir permainan oknum dalam pendistribusian beras raskin; 3) Meningkatkan pola koordinasi dan komunikasi baik dengan internal tim, aparatur desa, maupun masyarakat sehingga meminimalisir misskomunikasi; 4) Melibatkan secara langsung stakeholder dalam dalam pendistribusian raskin ke berbagai daerah; 5) Pemerintah Daerah lebih meningkatkan pengawasan dalam pendistribusian raskin di Desa-desa karena cenderung banyak pelanggaran; 6) Peningkatan SDM merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan. Permasalahan yang sering terjadi adalah dalam pengolahan data yang dilaporkan secara berjenjang, yang terkadang tidak sinkron. Karena pada pendistribusian ada saja RTS-PM yang tidak dapat menerima jatah raskin tersebut. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Kebijakan Publik.
BAB I
Peningkatan keseahteraan untuk seluruh rakyat sangat ditentukan berbagai faktor dan bukan semata-mata karena tersedianya dana. Lingkup permasalahan kesejahteraan dewasa ini semakin kompleks baik karena adanya faktor struktur penduduk, maupun faktor yang di tumbuhkan oleh intervensi dan inovasi pembangunan. Selain itu, program kesejahteraan rakyat juga bukan semata-mata untuk mengatasi dampak dari adanya bencana alam, konflik, pelaksanaan otonomi daerah, masalah perbatasan dan disintegrasi melainkan juga untuk mengatasi dan memerangi kemiskinan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Metode penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif.
CONTOH TESIS NO.6 PEMANFAATAN KARTU INDONESIA PINTAR OLEH KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN LABUHAN RATU RAYA BANDAR LAMPUNG
Abstrak
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Bantuan Kartu Indonesia Pintar dimanfaatkan kepala keluarga untuk kebutuhan dan keperluan sekolah anak yaitu untuk membeli buku sekolah dan membeli alat tulis sekolah sebanyak 100%, sedangkan kepala keluarga yang tidak memanfaatkan bantuan KIP yaitu untuk iuran bulanan dan les (bimbingan belajar) sebanyak 100% karena sudah ditanggung oleh dana BOS. (2) Kepala keluarga yang menggunakan bantuan Kartu Indonesia Pintar secara efektif karena sangat mencukupi untuk kebutuhan dan keperluan sekolah persemester sebanyak 5,9%, sedangkan 64,7% kepala keluarga kurang efektif karena kurang mencukupi untuk kebutuhan dan keperluan sekolah persemester dan 29,4% tidak efektif karena tidak mencukupi untuk kebutuhan dan keperluan sekolah persemester. (3) Bantuan Kartu Indonesia Pintar sudah efisien yaitu tidak untuk membeli yang tidak digunakan seperti ikat pinggang sebanyak 20,6% kepala keluarga dan kotak pensil sebanyak 50% kepala keluarga, sedangkan penggunaan yang kurang efisien dalam pemakaiannya kurang dari persemester yaitu kaos kaki sebanyak 38,2% kepala keluarga.
BAB I
Pemerintah mengeluarkan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk membantu memenuhi keperluan prasarana dan sarana dalam pembelajaran disekolah kepada seluruh siswa baik itu siswa yang mampu maupun yang miskin. Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan yang penting dalam sebuah sekolah, apabila sarana dan prasarana tidak terpenuhi, maka kegiatan pembelajaran tidak akan optimal. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.
Kerangka Pemikiran
Teknik Analisis
Metode yang digunakan adalah deskriptif, populasi pada penelitian ini sebanyak 112 kepala keluarga dan sampel sebanyak 30% atau 34 kepala keluarga penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar. Penggumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase.
CONTOH TESIS NO.7 Analisis Kebijakan Program Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Kabupaten Sintang Tahun 2008
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan, pencapaian tujuan Penyaluran Bantuan Beras Untuk Keluarga Miskin di Kabupaten Sintang belum optimal. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh indikator keberhasilan program raskin belum dapat dilaksanakan sesuai ketentuan Dari indikator tepat sasaran, masih ditemui penerima manfaat bukan dikategorikan rumah tangga miskin. Dari indikator tepat jumlah, masih adanya jumlah beras raskin yang diterima tidak sesuai dengan ketentuan jumlah yang sudah ditetapkan dalam satu tahun, penerimaan jatah beras tidak sampai 12 kali. Dari indikator tetap harga, juga belum terlaksana, karena harga yang sampai ke titik distribusi yang telah disepakati melebihi Rp. 1.600,OO/Kg. Dari hasil penelitian diketahui pula bahwa pengaduan masyarakat berupa keluhan, kritik dan saran perbaikan terhadap pelaksanaan program raskin tidak pernah ditanggapi dan ditindaklanjuti.
BAB I
Implementasi Kebijakan Program Beras Untuk Keluarga Miskin Di Kabupaten Sintang Tahun 2008 sudah dapat terlaksana sebagaimana ketentuan yang berlaku. Aspek yang diteliti dari tujuan tersebut adalah mengenai pelaksanaan Tata Cara Penyaluran Bantuan Beras Untuk Keluarga Miskin serta Penentuan Jumlah Penyaluran Bantuan Beras Untuk Keluarga Miskin di Kabupaten Sintang Tahun 2008. Rumah tangga miskin yang seharusnya menerima pendistribusian program beras untuk keluarga miskin di Kabupaten Sintang adalah sebanyak 33.620 orang dengan jumlah Pagu Raskin Per Bulan sebesar 336.200 kg. Setiap rumah tangga miskin telah ditetapkan sebagai penerima manfaat diperkenankan membeli beras RASKIN Maksimal 10 kg selama 12 bulan dengan harga Rp. 1.600,OO/Kg di titik distribusi secara tunai.
Kerangka Pemikiran
Teknik Analisis
Penelitian ini adalah adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi dilapangan. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau kesan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama dengan titik pandang yang menggambarkan bahwa pendekatan metode kualitatif tersebut adalah berbentuk deskriptif.
CONTOH TESIS NO.8 PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN CINTA KELUARGA MISKIN (GENTAKIN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DI KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU MENURUT EKONOMI ISLAM
Abstrak
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa kriteria Program Gerakan Cinta Keluarga Miskin (GENTAKIN) ini adalah masyarakat yang ekonominya lemah atau kurang seperti penjual lontong, tukang jahit, penjual lemang, penjual goreng , penjual sayur, penjual harian dan lain-lain, dilihat dari tanggapan masyarakat yang sangat senang karena usaha mereka bisa terbantu pada Program ini dan perekonomian keluarga mereka cukup meningkat, karena dapat membantu mereka untuk mengatasi kekurangan modal dari usaha yang mereka jalani. Dalam tinjauan ekonomi Islam program ini baik, karena di dalamnya ada unsur tolong menolong antar sesama manusia, yang mana tolong menolong dalam kebaikan dianjurkan dalam agama Islam.
BAB I
Pemberian dana dari program Gerakan Cinta Keluarga Miskin Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan ini dimulai dengan sosialisasi kegiatan dari Camat Tampan diteruskan kepada Kelurahan Simpang Baru, dilanjutkan kepada para pengurus Rukun Warga (RW), lalu ke Rukun Tetangga (RT) masing-masing. Dari sini, Rukun Tetangga (RT) melakukan identifikasi penduduk yang dinilai memiliki tingkat sosial ekonomi berlebih guna disentuh rasa kepeduliaannya dan kerelaannya untuk berperan sebagai dermawan atau donatur, serta membantu masyarakat di lingkungan Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan yang dianggap tidak/kurang mampu tingkat sosial ekonominya, atau kondisi rumah tangganya termasuk miskin.
Teknik Analisis
Analisa data yang digunakan adalah Metode Deskriptif yaitu setelah semua data telah berhasil penulis kumpulkan, maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan dalam penelitian.
CONTOH TESIS NO.9 Evaluasi Program Beras Miskin (Raskin) Di Lingkungan X Kelurahan Sitirejo I Kecamatan Medan Kota
Abstrak
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Evaluasi terhadap program raskin telah berjalan dengan cukup baik, namun program raskin bukanlah suatu jawaban dari pada pemecahan masalah kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakat kita. Selain itu program raskin juga menimbulkan efek ketergantungan yang menyebabkan masyarakat kurang mau berusaha dalam mengubah kehidupannya. Program raskin dirasa kurang tepat dikarenakan masalah kemiskinan yang dihadapi oleh suatu keluarga berbeda-beda tergantung kepada jumlah anggota keluarga, mata pencaharian, latar belakang pendidikan maupun lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan adanya program raskin taraf hidup masyarakat tidak juga berubah menjadi lebih sejahtera seperti apa yang menjadi tujuan dari pada program ini.
BAB I
Melihat tingginya angka jumlah penduduk miskin dan diperparah oleh sulitnya penduduk miskin akan akses terhadap pangan karena rendahnya daya beli sebagai akibat krisis maka pemerintah meluncurkan program beras untuk keluarga miskin (Raskin). Progam ini dibentuk agar keluarga miskin mempuyai akses yang baik terhadap pangan (beras) dalam hal harga dan ketersediaan. Program raskin dimulai sejak juli 1998 dengan nama Operasi Pasar Khusus (OPK) beras. Ketidak mampuan penduduk miskin untuk memenuhi kebutuhan pangan terlihat dari resiko rawan pangan di tanah air yang masih tinggi. Pemenuhan kebutuhan pokok merupakan hal yang sangat sulit bagi penduduk miskin karena masyarakat miskin umumnya menggunakan proporsi besar kebutuhannya hanya untuk makan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya.
CONTOH TESIS NO.10 KENDALA SISWA SD DARI KELUARGA MISKIN DALAM PENYEDIAAN BUKU NONPAKET IPS SEJARAH DI KECAMATAN POLANHAJO KABUPATEN KLATEN
Abstrak
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, pada variabel Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi siswa menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat kesejahteraan keluarga siswa semakin banyak pula kendala yang dihadapi siswa dalam pengadaan buku nonpaket IPS sejarah. Hal ini dapat dilihat dari uji regresi, yang menunjukkan sebesar t hitung sebesar 2,767 > 2,447 pada taraf signifikan 0,05. maka dapat disimpulkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kondi keluarga yang miskin dan tingkat tingkat kesejahteraan keluarga siswa yang rendah berarti semakin tinggi tingkat kendala yang dihadapi siswa dalam pengadaan buku nonpaket IPS sejarah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pihak sekolah. Dari pihak sekolah sebaiknya disediakan perpustakaan untuk menambah koleksi buku pelajaran yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. Agar siswa tidak kesulitan jika tidak memiliki buku.
BAB I
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi bangsa yang ingin maju. Begitu juga dalam keluarga, pendidikan adalah hal yang yang penting dimiliki, setelah sandang pangan dan papan. Bagi mereka yang terkondisikan dalam keluarga yang kurang mampu atau bahkan keluarga miskin pendidikan menjadi sangat mahal. Walaupun pemerintah sudah berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan cara membuat biaya pendidikan murah tapi ternyata pendidikan bagi mereka masih dirasa sangat mahal. Buku pelajaran sekolah yang biasanya berupa buku nonpaket dirasa kurang bermanfaat. Apalagi untuk membeli buku nonpaket IPS sejarah yang dianggap pelajaran yang tidak penting. Penduduk miskin keulitas untuk membeli buku pelajaran sebagai kebutuhan sekunder karena untuk memenuhi kebutuhan primer masih kesulitan untuk memenuhinya Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah, bagaimana kondisi siswa SD dari keluarga miskin dalam penyediaan buku nonpaket sejarah di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten tahun 2006 dan apa saja kendala yang dialami siswa SD dari keluarga miskin dalam penyediaan buku nonpaket sejarah.
Teknik Analisis
Metode pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan observasi, angket dan wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif dan dengan menggunakan uji linieritas.
CONTOH TESIS NO.11 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN SAMATA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh kualitas angkatan kerja, kepemilikan modal, penguasaan teknologi, sumber daya alam, pertumbuhan penduduk terhadap keluarga miskin di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, data diolah dengan kebutuhan model yang digunakan. Teknik pengumpulan data berasal dari penelitian lapangan, observasi, wawancara, dan kuesioner. Jumlah populasi dalam penelitian yaitu sebanyak 275 kepala keluarga, dengan penarikan sampel menggunakan rumus slovin menjadi 73 responden. Dengan teknik pengolahan data menggunakan uji kredibilitas, uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik, serta menganalisis data dengan menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS 16 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas angkatan kerja berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap keluarga miskin kemudian kepemilikan modal, sumber daya alam dan pertumbuhan penduduk tidak berpengaruh signifikan namun berhubungan positif terhadap keluarga miskin sedangkan penguasaan teknologi tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap keluarga miskin.
BAB I
Penderitaan dan kehinaan adalah dua kata yang maknanya seringkali mengacu pada kemiskinan atau kekafiran. Tidak ada kehinaan dan penderitaan yang melebihi kemiskinan. Jika Allah SWT. telah menempatkan manusia pada posisi yang begitu mulia, maka sangatlah wajar jika Islam berupaya keras memberantas kemiskinan atau kelaparan yang selalu menghantui mereka. Islam memberikan solusi atau jalan pemecahan mengenai bagaimana agar hubungan si miskin dan si kaya itu harmonis, sehingga antara keduanya tiada lagi jurang pemisah yang begitu dalam.
Kerangka Pikir
Teknik Analisis Data
Memudahkan dalam pengolahan dan menganalisis data yang diperoleh nantinya. Peneliti memilih langkah-langkah pokok yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan Analisis interaktif menurut Miles dan Heberman (1984) yaitu reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan sedangkan untuk kuantitatif Dalam analisis ini menggunakan metode teknik deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk mengungkapkan atau menggambarkan sesuatu mengenai keadaan yang sesuai dengan fakta dan yang akurat dari tempat yang diteliti.
CONTOH TESIS NO.12 IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MIKRO DAN PERANNYA TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI
Abstrak
Hasil penelitian diperoleh bahwa secara deskriptif persentase untuk ketepatsasaran implementasi PNPM MD termasuk dalam kategori tepat dengan rata-rata sebesar 72.71%, sedangkan deskriptif persentase untuk ketepatsasaran peran PNPM dalam pemberian kredit termasuk dalam kategori tepat dengan rata-rata sebesar 78.00%. Sedangkan kendala yang dihadapi pengurus yang enggan transparan dalam menjalankan program dan kurangnya SDM selain itu adanya kredit macet yang disebabkan karena masyarakat tidak tepat waktu dalam mengembalikan dana pinjaman. Saran yang dianjurkan yaitu UPK lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih jeli dalam menyeleksi nasabah yang akan melakukan pinjaman, agar dana tepat sasaran, tepat guna, tepat manfaat dan masyarakat dapat memanfaatkan secara maksimal program dana bergulir dan usaha kecil mikro di Kecamatan Winong dapat berkembang.
BAB I
Program Nasional Pemberdayaan Mayarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupaya penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiens dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. PNPM Mandiri merupakan program berkelanjutan untuk mengurangi angka kemiskinan.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif persentase.
CONTOH TESIS NO.13 PENGARUH BANTUAN PANGAN NON TUNAI TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN GROGOL KOTA CILEGON BANTEN
Abstrak
Berdasarkan pengujian diatas bahwa variabel BPNT (X) berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan keluarga miskin. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung variabel Penyaluran BPNT, nilai t hitung variabel X (Penyaluran BPNT) sebesar (7.462) sedangkan nilai t tabel sebesar (1.999). Atau dengan kata lain H0 ditolak dan H1 diterima karena t hitung (7.462) > t table (1.999). serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Adapun untuk nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,641 yang berarti tingkat hubungannya kuat dan nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,410. hal ini dapat diartikan bahwa Untuk koefisien determinasi (R2) sebesar 0,410 menunjukan bahwa penyaluran bantuan pangan non tunai mempunyai pengaruh 41,0% terhadap kesejahteraan keluarga miskin adapun sisanya 59,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui. kesimpulan dari penelitian ini artinya penyaluran bantuan pangan non tunai berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan keluarga miskin.
BAB I
Program bantuan non tunai merupakan upaya mereformasi progam subsidi rastra yang dilaksanakan berdasarkan arahan presiden republik Indonesia untuk meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran program, serta untuk mendorong inklusi keuangan. Penyaluran bantuan pangan non tunai dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2017 pada beberapa daerah terpilih di Indonesia dengan akses dan fasilitas memadai.
Kerangka Berpikir
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu berupa analisis regresi linear sederhana.
CONTOH TESIS NO.14 ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Abstrak
Prediksi kebutuhan dana kebutuhan pembiayaan kesehatan untuk keluarga miskin di Kabupaten Buton dalam satu tahun fiskal adalah sekitar Rp2.499.749.374,00-Rp4.004.902.871,00 sedangkan jumlah riil dana adalah Rp1.605.000.000,00. Kekurangan dana didukung oleh sebagian besar pemangku kepentingan dipasok dari sumber keuangan pemerintah daerah. Kebijakan baru pembiayaan kesehatan untuk keluarga miskin yang dikelola oleh PT. Jumlah askes sebanyak Rp5.000,00 / orang sebulan sudah mencukupi kebutuhan pembiayaan pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin di Kabupaten Buton. Program pembiayaan kesehatan dengan mekanisme asuransi kesehatan sosial mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan sebagai salah satu alternatif untuk memastikan kesinambungan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin. Stakeholder setuju bahwa social Program asuransi kesehatan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan layak untuk dilaksanakan di Distrik Buton.
BAB I
Pola sistem pembiayaan out of pocket dapat menyebabkan tingkat kesehatan penduduk sangat rawan terhadap perubahan situasi ekonomi global maupun lokal. Tanpa adanya sistem jaminan social atau sedikitnya penduduk yang memiliki asuransi kesehatan pada waktu terjadi krisis, dikhawatirkan banyak penduduk yang tidak mampu lagi berobat di rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan lain.Komitmen pemerintah pada kelompok rentan terutama keluarga miskin ternyata cukup kuat dalam membiayai keluarga miskin (Gakin) dengan menggunakan dana penanggulangan dampak subsidi energi (PKPS-BBM). Akan tetapi program ini hanya bersifat darurat dan sementara.
Teknik Analisis
Penelitian ini adalah jenis non-eksperimental yang menggunakan desain studi kasus. Unit analisis adalah Kabupaten Buton. Subjek penelitian adalah 13 stakeholder yang berperan dalam pengambilan keputusan tentang kebijakan pembiayaan kesehatan untuk keluarga miskin di Kabupaten Buton. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan; yaitu tahap awal untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan untuk menghitung kebutuhan dana dan tahap tindak lanjut untuk mendapatkan data primer tentang persepsi pemangku kepentingan melalui wawancara mendalam dan kuesioner
CONTOH TESIS NO.15 PERAN DINAS SOSIAL DALAM PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN DI PROVINSI LAMPUNG
Abstrak
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Peran dinas sosial dalam penyaluran bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan terhadap kemiskin perkotaan di Provinsi Lampung adalah sebagai representasi asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari pemerintah pusat (Kementrian Sosial RI) kepada pemerintah daerah (Dinas Sosial) dengan fungsi perumusan, penyelenggaraan, pembinaaan dan pelaksanaan bantuan sosial di Provinsi Lampung dengan pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 2) Faktor penghambat dalam pelaksanaan penyaluran bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskin perkotaan di Provinsi Lampung ada 3 diantaranya: Minimnya pengetahuan kelompok KUBE di Hikmah Wati Provinsi Lampung dalam pembuat rekening untuk kepentingan bersama yang menghabiskan waktu cukup lama, bahasa terkadang saat sosialisasi dan evaluasi seksi pemberdayaan fakir miskin Dinas Sosial Provinsi Lampung mengalami kesulitan interaksi dengan anggota KUBE karena mereka terkadang masih sering menggunakan bahasa suku atau bahasa daerah masing, dana yang dialokasikan kepada KUBE untuk tujuan kesejahteraan hidup sering di salah gunakan Saran yang dapat diberikan penulis dalam permasalahan yang dibahas, yakni : Memaksimalkan sosialisasi tentang Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan tata cara pelaksanaanya guna menunjang kemampuan masyarakat dalam menjalankan KUBE serta manfaat jangka panjang bagi masyarakat ; Pendekatan persuasif pelaksana penyelenggara KUBE kepada masyarakat untuk menjangkau bagaimana penyampaian pendekatan KUBE dengan tepat.
BAB I
Berdasarksan Pasal 34 UUD 1945 “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara” ini menegaskan bahwasanya negara memiliki tanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Dinas sosial sebagai representasi pemerintahan di Provinsi Lampung menjadi penyelenggara bantuan sosial dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dalam pelaksanaannya. Dengan permasalahan kemiskinan perkotaan di Provinsi Lampung, maka diperlukan penanggulangan yang dapat mengurangi penyandang fakir miskin. Kementrian Sosial RI memeberikan solusi yang dijalankan berupa Pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang dijalankan oleh Dinas Sosial di Provinsi. Terkait dengan permasalahan yang dikaji pada skripsi ini, dirumuskan beberapa permasalahan, yakni: 1) Bagaimanakah peran dinas sosial dalam penyaluran bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskin perkotaan di Provinsi Lampung? 2) Apakah faktor penghambat dalam pelaksanaan penyaluran bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan kemiskinan perkotaan di Provinsi Lampung? Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan normatif dan empiris.
Teknik Analisis
Sumber data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data yang tersaji dinalisis secara deskriptif kualitatif.
Leave a Reply